CHAPT 12

1K 111 11
                                    

MATE FROM THE DARK


Drake baru saja menjejakkan kaki didalam kastil miliknya setelah dari kastil Dewa Gerard. Pria itu langsung duduk di sofa tunggal, menyenderkan punggungnya kebelakang hingga kepalanya mendongak. Matanya menatap langit-langit kastil yang tinggi dengan perasaan berkecamuk tak karuan.

Sebenarnya tadi ketika bertemu dengan Dewa Gerard hanya membicarakan jiwa di kurungan nomer 6. Dewa Gerard bertanya apa jiwa itu sudah tenang atau belum.

Seharusnya Drake mengatakan yang sebenarnya sekaligus mengutarakan kerisauannya, tapi ia tidak bisa. Bodohnya Drake justru menutupi masalah ini.

Drake menutupinya bukan tanpa alasan, ia harus tahu terlebih dahulu alasan yang membuat jiwa itu setenang sekarang. Drake harus menemukan jawabannya. Atau mungkin lebih baik Drake menemui Harvey?

Drake mengerang rendah memikirkannya, pria itu mengacak-acak rambut hitamnya yang sedikit basah lalu menggeleng samar.

"Apa kau tahu kau sedang bermain-main dengan siapa?" Gumamnya, entah ditujukan kepada siapa. Bisa saja Harvey atau jiwa di kurungan nomer 6.

"Drake!"

Pintu besar itu terbuka menampakkan sosok Rigel masih dengan jubah merahnya.

Drake menoleh, matanya bergerak aneh menatap sosok Rigel. Laki-laki itu adalah pelayan Dewa Gerard yang biasa menyampaikan pesan antara Dewa Gerard dengan Drake. Sesekali Rigel juga menggantikannya mendayung perahu di sungai Styx.

"Drake! Kenapa kau menutupi masalah ini? Kau tahu konsekuensi yang kau dapat jika Gerard sampai tahu?" Rigel mengomel sambil berjalan masuk, tidak peduli dengan anjing-anjing Drake yang mengerubunginya.

Drake mendesah lirih "aku belum yakin. Apakah itu benar dia atau bukan," jawab Drake

Rigel berkacak pinggang, menatap Drake lurus-lurus. "Astaga," decak Rigel  "Kau masih ragu? Aku melihatnya dengan mataku sendiri saat itu, Drake!" Rigel berseru

"Apa itu mungkin? Ku rasa tidak." Drake menggeleng membuat Rigel tercengang.

"Drake!" Rigel mengambil duduk di depan Drake "kita tidak tahu ilmu apa saja yang dia pelajari semasa hidupnya. Tidak ada yang mustahil." Rigel menatap Drake penuh harap berusaha menyadarkan Drake untuk tidak buta akan fakta satu itu.

"Rigel Owenclaws! Tidak ada ilmu hitam yang bisa di bawa hingga ke alam baka," Drake menatap Rigel lurus-lurus

"Ketika orang itu mati, lalu jiwanya ku seret ke alam baka, menyebrangi sungai Styx maka seluruh ilmu hitam, kekuatan ataupun another bullshit akan hilang dan luntur."

"Lagi pula apa yang kau lakukan di lorong waktu itu? Bukankah sudah kubilang death prison hanya boleh di masuki oleh para dewa?"

"Aku kesana karena melihat Harvey memasuki gerbang itu, aku mengikutinya dan penasaran apa yang akan dia lakukan," Rigel mendesah lirih "lalu semua terjadi persis seperti yang aku katakan kepadamu."

Sejujurnya Drake tidak paham kenapa Rigel sangat bersikukuh ikut campur masalah ini. Benar, laki-laki itu memanglah saksi tapi sekali lagi, Drake yang sudah hidup ribuan tahun di dunia bawah tentu lebih paham tentang kematian.

Selama ini tidak pernah ada kasus jiwa membawa ilmu hitam yang dipelajari semasa hidup hingga ke alam baka. Oleh karena itu Drake tidak mempercayai ucapan Rigel dan justru menganggapnya sebagai omong kosong.

Sedangkan Rigel sendiri sangat mengkhawatirkan Drake. Ia tidak bisa membayangkan hukuman apa yang akan Drake terima jika sampai Dewa Gerard tahu lebih dahulu.

MATE FROM THE DARK [END ✔️]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ