CHAPT 27

890 96 11
                                    

MATE FROM THE DARK



Pemandangan langit malam di Voresham sekalipun tidak pernah mengkecewakan siapapun yang rela menahan pegal di leher hanya untuk melihat kemerlap cahaya yang bertabur di sana.

Malam ini purnama, bulan bersinar amat terang. Cahayanya bahkan menembus tempat-tempat yang biasanya selalu gelap. Tidak ada yang perlu di takutkan kali ini. Tempat gelap itu hilang ditelan cahaya sang bulan.

"Selene," Lucia bergumam, kepalanya terdongak menatap bentangan megah lengan galaksi dengan segala macam warnanya. Demi apapun itu sangat indah, entah sudah berapa lama ia mendongak menatap lukisan semesta itu. Lucia sama sekali tidak merasakan pegal di lehernya justru semakin terbius untuk terus menatapnya.

Semilir angin malam menerbangkan rambut panjangnya sekaligus membelai wajahnya yang tak lekang dimakan usia

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Semilir angin malam menerbangkan rambut panjangnya sekaligus membelai wajahnya yang tak lekang dimakan usia. Parasnya tetap seperti gadis berusia dua puluh tahun.

Mata Lucia terpejam, tapi mata batinnya mengedar. Memandang lebih dekat galaksi di atas sana, serta telinganya menajam mendengarkan simfoni yang dibuat laut. Suara debur ombak membuatnya mengukir senyum tipis.

"Selene dan Thala sedang dalam suasana hati yang baik. Indah sekali, astaga." Ucap Lucia sambil masih memejamkan matanya.

Seketika matanya terbuka merasakan sesuatu dingin mendekat. Itu adalah hawa yang dibawa oleh Yoshi.

Ia menoleh sedikit ke samping kala merasakan perutnya dipeluk oleh sepasang lengan kekar, dan hembusan nafas dingin menerpa leher serta telinganya. Lucia meremang.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Yoshi lirih

Lucia mengusap lengan Yoshi yang berada di perutnya "menikmati keindahan semesta,"

"Kau tidak ingin menikmati keindahan lain?"

Lucia tersenyum tipis sangat hafal dengan kode kode suaminya itu "keindahan mata pangeran es yang hatinya beku?" Gadis itu berbalik badan, melingkarkan kedua tangannya di leher Yoshi.

Yoshi menatap Lucia dalam dengan irisnya yang terus berubah warna, abu-abu, putih, silver, biru terang bahkan hitam lalu akhirnya menetap pada campuran warna biru terang dan silver. Warna itu membuat Yoshi semakin terlihat tak nyata.

Warna yang menunjukkan bahwa Yoshi tengah dalam suasana hati paling baik.

Mata Lucia terbelalak lebar melihat iris Yoshi. Ini pertama kalinya bagi Lucia melihat campuran warna seperti itu.

"Dante!"

Yoshi melebarkan matanya "iya. Ayo masuk, jangan terlalu lama menghirup udara malam." Yoshi meraih sebelah tangan Lucia mengajak perempuan itu meninggalkan halaman belakang kastil.

Setelah mengunci pintu kamar Yoshi langsung melangkah ke ranjang, duduk bersandar pada headboard sedangkan Lucia berada di depannya menyandar di dada.

"Lucia!"

MATE FROM THE DARK [END ✔️]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora