CHAPT 21

804 97 8
                                    


MATE FROM THE DARK


SONG—JUNGKOOK STILL WITH YOU









Puluhan orang didalam ruangan rapat seketika terdiam dengan raut tegang begitu mendengar suara dentuman yang entah berasal dari mana. Mereka saling pandang, sorot bingung, tegang dan risau menghiasi wajah-wajah manusia yang tidak tahu menahu masalah ini.

Lucia menoleh pada Yoshi yang sama bingungnya mendengar suara dentuman hebat itu.

"Apa itu?" Tanya Yoshi lirih

Lucia menggeleng samar "aku tidak yakin,"

Yoshi mengalihkan pandangannya ke arah jajaran para menteri dan pegawai istana yang masih dilanda kebingungan. Lelaki itu menghela napas kemudian menutup acara rapat yang bahkan belum setengah berjalan. Para menteri kerajaan membubarkan diri, sedangkan Yoshi dan Lucia masih duduk disana.

"Aeliana," Lucia berbisik memanggil sang Dewi matahari yang tengah berada di kastilnya. Hanya dalam lima belas detik Liana telah tiba disana—diruang rapat.

"Kau mendengarnya?"

Liana mengangguk patah-patah. Matanya bergulir kesana kemari seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Apa itu berasal dari bawah?" Tanya Liana

Lucia menggeleng "kalau dari bawah tanah pasti bergetar sedangkan ini tadi tidak," balas gadis itu, tidak bisa di pungkiri bahwa Lucia ikutan panik sekarang.

Aeliana mengigit bibir bawahnya sambil terus berpikir. Sedangkan Yoshi memperhatikan dua perempuan di hadapannya. Lucia memang pernah bercerita bahwa gadis itu mengunci Harvey di dalam gunung Clutser. Tapi jujur saja Yoshi juga tidak yakin bahwa suara tadi berasal dari sana.

******

Jauh di dalam salah satu kastil di Northern Hill, Valerie tengah meminum secangkir coklat dingin ketika mendengar suara dentuman tadi.

Gadis itu berdiri mematung, matanya bergerak cepat sesekali berubah hitam pekat. Nafasnya memburu pun dengan jantungnya yang berdebar-debar.

Mata Vale terbelalak lebar begitu mengetahui siapa si pembuat suara. Tanpa berpamitan pada Gale, Valerie pergi dari kastil dengan portal miliknya. Yang ada dalam pikirannya sekarang hanya Drake, Drake dan Drake.

Ikatan batin yang kuat itu tidak bisa di bohongi. Karena pada dasarnya Valerie dan Drake memang terikat sedemikian erat, hingga Vale tidak lagi membutuhkan kata 'aku disini' ia bisa tahu dimana Drake berada.

Benar, didalam gunung es itu Drake mengamuk membakar apapun yang ada didalamnya. Valerie tiba tepat waktu, sedetik sebelum Drake mengerahkan kekuatannya untuk menghancurkan gunung tersebut.

Vale berlari cepat, memeluk pria itu dari belakang dengan sebelah tangannya. Sedangkan tangannya yang lain menurunkan juluran tangan Drake.

"Drake!" Bisik Vale di balik punggung lebar Drake.

"Jangan, jangan, tolong jangan." Vale melanjutkan

Nafas Drake masih tidak teratur karena amarah yang menguasainya. Juluran tanganya belum sepenuhnya turun, bahkan masih ada kobaran api di telapak tangannya yang siap ia gunakan untuk menghancurkan gunung es ini.

"Drake, please!" Vale memohon dengan suaranya yang kelewat lembut hampir seperti bisikan.

Valerie menggapai telapak tangan Drake, memadamkan apinya. Setelah berhasil memadamkan api di telapak tangan pria itu tangan Vale beralih ke dada Drake, ia usap-usap lembut agar amarahnya lekas mereda.

MATE FROM THE DARK [END ✔️]Where stories live. Discover now