CHAPT 41

1.7K 166 11
                                    


MATE FROM THE DARK

“hidup itu memang melelahkan, sayang. Jadi, nikmati saja. — Drake Evonshield”






Bukan lagi tenaga kuda melainkan tenaga naga, Drake belum puas setelah menggempur Valerie semalaman.

Pagi-pagi sekali bahkan ketika matahari belum sepenuhnya naik, di dalam kamar remang-remang mirip tempat karaoke itu sudah terdengar suara desahan Valerie. Merintih menyebut nama Drake seperti tak ada habisnya.

Padahal Drake sendiri baru tidur dua jam yang lalu. Hanya karena mencium aroma lily dari tubuh Vale, birahinya kembali memuncak. Walhasil lagi-lagi dia menggagahi Valerie.

Drake cuma gak mau diolok-olok sama bawahannya yang agak kurang ajar itu kalau gak bisa bikin Vale hamil dalam sekali percobaan.

Lagi pula mau ditaruh mana muka Drake kalau sampai itu sungguhan terjadi. Jangan cuma brutal nyeret orang mati, harus brutal juga dalam hal bikin anak. Begitulah kira-kira logika Sang Dewa bekerja.

Valerie kacau, tak hanya rambutnya yang berantakan tapi bentuk tubuhnya juga tak karuan. Kissmark hasil karya Drake semalaman bertebaran hampir di seluruh tubuhnya.

"Drake!" Vale menjambak rambut belakang Drake kuat-kuat "hentikan, aku lelah." Lirih Vale.

Entah ini yang Drake sebut sebagai hukuman sebenarnya atau bagaimana. Tapi, lelaki itu sama sekali tak membiarkan Valerie beristirahat. Waktu semalam untuk sebelas tahun kurang bagi Drake. Dia masih belum puas, dan seperti tidak pernah puas.

Agaknya dia harus berterimakasih pada sang ayah, Dewa Gerard. Hydra di dalam tubuhnya membuat staminanya tumpah-tumpah. Biasanya, lelaki juga sama lelahnya usai melepas sperma. Tapi, Drake tidak demikian.

Rasanya pelepasan itu justru membuat Drake kian bersemangat menggempur Valerie.

"Hidup memang melelahkan, sayang. Jadi nikmati saja," Drake membalas

"Bukankah kita hari ini akan pergi ke istana? Aah... Hentikan," Vale memohon.

Lelaki di atasnya itu bergerak lambat sambil mengajaknya berbicara. Menyebalkan bagi Valerie.

Hari ini mereka memang memiliki rencana untuk pergi ke istana menjemput Josephine atau tidak menginap beberapa hari di sana karena selama tiga hari ke depan sekolah Sephine libur.

"Ayo, Drake! Jangan bermain-main, kejar pelepasanmu juga." Vale mengerang frustasi.

"Sabar," Drake menunduk, lelaki itu menyeringai sebelum akhirnya bergerak cepat mengejar pelepasannya.

Nanti, dia akan melakukannya lagi. Melihat sepasrah apa Valerie, dia merasa kasihan dengan istrinya itu.

"Nagih banget, sialan. Gak rela mau ngeluarin."

"Enak, lho yang, gak bisa berhenti rasanya." Ujar Drake menatap Vale.

Vale membuka matanya, "aku capek. Besok lagi, ayo cepet keluarin. Nanti bangun lagi, main lagi. Huh..." Vale merotasikan bola matanya "pangkal paha aku rasanya mati rasa, Drake. Kau tak bisa berhenti sejak semalam."

Lelaki itu kemudian merunduk, berbisik di samping telinga Valerie "makanya jangan enak-enak. Gak mau lepas kan jadinya,"

Ketika naga berhasil menemukan sarangnya.

******

"Wah...wahh pengantin baru memang tidak bisa bohong ya auranya. Berseri-seri," kata Jaeden menyambut kedatangan Drake dan Vale di istana.

MATE FROM THE DARK [END ✔️]Where stories live. Discover now