Prolog

200 28 1
                                    

From: Seseorang yang selalu menunggumu di ujung senja

Penyesalan paling dalam yang pernah kurasakan adalah terlambat menyadari.

Menyadari bahwa sebenarnya hati ini telah jatuh padamu.

Jika saja memang akan usai, aku tidak akan pernah menyesal sebegini dalamnya.

Jika saja ego itu mampu kutepis dan memilih untuk menyambut tanganmu...aku juga tidak akan menyesal sebegini dalamnya.

Hanya saja penyesalan selalu datang terlambat bukan?

-SURAT YANG TAK PERNAH DIBACA OLEHMU-






"Ma, " panggil Airin.


Dewi—mamanya Airin itu mengangkat pandangannya dari makanan lalu menatap sang anak perempuan.

Airin memperlihatkan layar ponselnya pada Dewi. Seketika Dewi menghembuskan napasnya lelah.

"Robot lagi?" Airin mengangguk santai, "Beliin, ya, ma. "

Dewi menggeleng. Kemudian menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

Airin memajukan bibirnya, cemberut, "Ma, please, sekali ini aja. Janji. Yang ini limited edition soalnya. Harus cepet-cepet pesan. Ya?"

"Etalase kamu yang di kamar udah penuh sama koleksi robot kamu. Apa nggak cukup juga?"

Airin menggeleng, "Pokoknya beliin, ya. "

Dewi terlihat menimbang, "Oke. "

"Yes!" Airin mengepalkan tangannya.

"Tapi, ada syaratnya. "

Raut wajah Airin langsung berubah.

"Maksud mama?" Heran Airin. Baru kali ini sang mama memberikan syarat atas apa yang diinginkannya.

"Ya. Ada syarat. "

"Ya, udah, apa? Jangan yang macem-macem. "

Dewi hanya menanggapi ucapan sang anak dengan tersenyum simpul.

"Deketin Keef, gih. "

Alis Airin bertaut, "Keef siapa, ma?"

"Anak tetangga sebelah yang katanya keterbelakangan mental itu. "

Airin menganga tak percaya. Bagaimana bisa mamanya menyuruhnya melakukan itu?

"Bercanda, kan, ma. Gak asik—"

Dewi menggeleng, "Mama serius. Kamu mau apa enggak? Kalau nggak sih simpel. Nggak mama beliin. "

"Jangan gitu, dong, " Airin cemberut.

"Ya, udah, tinggal nurut. "

"Yang lain, dong syaratnya. "

Dewi menggeleng. Membuat Airin menghembuskan napasnya.

"Tinggal deketin, doang? Nggak ngajak ngobrol, kan?"

"Ajak ngobrol, dong. "

Tamatlah Airin!

HIRAETH✓Where stories live. Discover now