19 | Live In The Moment

29 12 0
                                    

Keef

Rin, nanti aku jemput, ya. Kamu jangan kemana-mana.

Lo bukan ojek

Buat kamu aku rela jadi ojek.

Hmm


Rin menyimpan ponselnya di dalam saku. Kehidupan kelas 12 memang paling menyebalkan. Tugas semakin menumpuk. Ujian ini ujian itu. Namun, pelajaran yang didapat tidak sebagus nilai rapor.

Sekolah saat ini hanya mementingkan nilai dan kertas untuk masa depan. Tidak penting apabila siswanya tidak mengerti. Tidak penting guru menjelaskan panjang lebar. Tinggal mengerjakan tugas saja, siswa bisa lulus.

Bodoh sekali.

Rin sesekali menguap lebar. Penjelasan guru di depan sama sekali tidak menarik. Sudah bicaranya lambat, tidak ada semangat pula. Bagaimana siswanya bisa senang mengikuti pelajaran ini?

Mata Yuan selalu bergerak memperhatikan Rin. Apa yang dilakukan perempuan itu selama dikelas tidak pernah luput dari pandangannya. Seolah dunianya hanya berputar di sekitar Rin.

"Sebentar lagi kalian akan ujian tengah semester. Kalian belajar tidak lama lagi dan setelah itu kalian hanya akan disibukkan dengan try out dan persiapan ujian masuk perguruan tinggi. Jadi, manfaatkan waktu kalian agar tidak menyesal di kemudian hari. Semoga berhasil!"

"Ya, Pak!" Seisi kelas menjawab serempak.

Tak lama, bel sekolah berbunyi nyaring. Pembelajaran telah selesai. Siswa diperbolehkan untuk pulang.

Satu per satu, siswa mulai keluar kelas. Hingga hanya Rin yang tersisa di kelas itu. Ia malas berdesakan. Setelah dirasa kosong. Rin mengangkat kepalanya. Kemudian menyandang tasnya meninggalkan kelas.

Sebelum keluar, Rin sempat memperhatikan kursi yang diduduki Yuan. Laki-laki itu tak seperti biasanya; mengabaikan Rin seharian ini.

Tapi, Rin tetaplah Rin. Yang tidak tahu bahwa dirinya bersalah atau malah tidak pernah merasa bersalah sama sekali.

Langkah Rin terhenti ketika melihat Keef dengan senyum bodohnya sedang menunggu di depan gerbang.

Berbeda dari yang sebelumnya, Rin berjalan menghampiri Keef. Laki-laki itu tersenyum cerah menyambut kedatangan Rin.

"Kamu udah makan?" Tanya Keef. Rin menggeleng malas.

Keef menepuk kepala Rin pelan, "Kenapa nggak makan?"

Laki-laki itu menatap Rin dengan lamat. Perempuan itu tidak menjawab. Namun, detik berikutnya, napas Rin tertahan ketika Keef menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

"Gue nggak nafsu, " jawab Rin seraya menjauhkan dirinya.

Keef mengangguk. "Kalau gitu kita makan dulu. "

Keef menarik Rin untuk masuk ke dalam mobilnya lalu disusul dengan dirinya sendiri yang telah duduk di kursi kemudi.

Kali ini, Rin tidak protes. Ia mengikuti Keef begitu saja.

Mobil milik Keef melaju meninggalkan SMA Pelita Bangsa.

Di dalam mobil, hanya terisi dengan keheningan. Keef berdehem mengusir suasana canggung itu.

HIRAETH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang