27 | Over and Over

25 7 0
                                    


"Kamu mau kemana, Rin?" Tanya Dewi begitu melihat Rin turun dari tangga.

"Mau lari pagi dulu di lapangan komplek, Ma, " jawab Rin.

Dewi mengangguk sambil mengunyah pisang goreng buatannya.

"Kakak kamu udah bangun?" Tanya Dewi lagi.

Airin mengenakan sepatu olahraganya sambil mengangkat bahunya tidak tahu.

Dewi menghela napas panjang, "Kamu nggak bangunin sekalian?"

"Nggak penting, Ma. "

Airin berdiri begitu ia selesai mengenakan sepatu.

"Rin pergi, Ma. "

****

Airin sudah berlari sebanyak 10 putaran di lapangan komplek perumahannya. Gadis itu duduk di salah satu bangku sambil mengatur napasnya yang ngos-ngosan.

Jujur Airin paling suka ke lapangan ini. Selain sepi dan tidak terlalu ramai, suasana disini juga sangat menyegarkan. Dulu jika Rin sering pulang larut malam itu karena ia sering ke lapangan tersebut.

Airin bangkit dari duduknya setelah ia rasa tubuhnya sudah cukup berkeringat. Namun, langkahnya berhenti ketika melihat sepasang manusia tengah memasuki lapangan.

Airin kenal keduanya.

Itu Keef dengan Belva.

Airin pernah bertemu sekali dengan Belva. Dan ia sangat kesal waktu itu. Hari ini mereka bertemu lagi?

Tunggu!

Apa-apaan tangan Belva yang sedang menggandeng tangan Keef?

Airin menajamkan pandangannya. Berusaha tidak peduli. Kakinya melangkah begitu saja keluar dari lapangan tersebut. Tak berniat melihat ataupun menyapa Keef.

"Airin?"

Sial! Kakinya berhenti begitu saja. Rin enggan berbalik namun respon tubuhnya malah membuatnya berbalik menatap Keef.

Pandangan Rin turun pada gandengan Belva. Seolah mengerti Keef pun menyingkirkan tangan Belva.

"Habis olahraga?"

"Hmm, " balas Rin cuek.

"Sekarang mau kemana?" Tanya Keef.

"Pulang. Gue harus siap-siap buat ujian, " jawab Rin tanpa menatap mata Keef.

Keef tersenyum miring. Gadisnya cemburu? Menggemaskan.

Laki-laki itu maju hingga kini mereka saling berhadapan. Rin mengernyit heran. Keef tidak peduli pandangan Rin. Tangannya terulur ke belakang kepala Rin. Melepaskan ikatan rambut perempuan itu. Lalu merapikan rambut Rin. Ia hanya tidak suka dengan penampilan Rin tadi. Leher gadisnya terlihat dan parahnya lagi dipenuhi dengan keringat. Itu akan menggoda siapapun. Termasuk Keef.

"Keef--"

Keef maju. Lantas berbisik, "Jangan cemburu. Belva maksa ikut aku. Aku nggak nyangka bakalan ketemu kamu disini. "

Keef menjauhkan diri. Melihat reaksi Rin. Belva yang melihat interaksi mereka sedari tadi dan merasa ia diabaikan pun jadi kesal sendiri.

HIRAETH✓Where stories live. Discover now