17 | Kecewa

31 10 3
                                    

JANGAN LUPA VOMMENT YGY❤️

"Rin, Maaf, aku--" Keef berusaha menggapai Rin. Namun, gadis itu menghindari Keef. Seolah Keef adalah orang yang paling menjijikkan di dunia.

"Maju lo selangkah, kita nggak akan pernah lagi ketemu, " ancam Rin.

Mendengar hal itu, kaki Keef tertahan. Ia urung mendekati Rin dan merelakan perempuan itu perlahan menjauh meninggalkannya.

"Gue lagi ada di drama apa sih?!"

Suara itu menyadarkan Keef bahwa ada seseorang yang menyaksikan kejadian ini sedari tadi. Keef menoleh ke belakang.  Matanya menatap ke arah perempuan itu. Laki-laki itu tersenyum tipis.

Karin tanpa sadar meneguk ludahnya. Senyum Keef sangat manis. Namun, ada sesuatu yang tidak ia sadari dari senyum itu. Bukan senyum penyambutan atas kembalinya teman masa kecilnya. Tapi, senyum yang terlihat kecewa dan berusaha tegar.

"Jadi, nama lo Karin? Atau Airin yang namanya Karin? Kenapa kalian misterius banget sih?" Keef berucap.

"Gue Karin. Dia Airin. Adek gue. Sebenarnya juga gue nggak sudi punya adek kayak dia. " Ucap Karin. Ini memang Rin yang ia kenal: Cerewet.

Keef tidak menyahuti ucapan Karin. Ia juga tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Senang atau sebaliknya?

"Kenapa Lo gunain nama Airin waktu itu?"

Karin tersenyum getir, "Karena gue berharap jadi dia. "

Keef paham. Karin mungkin terobsesi dengan Airin.

"Kalau nggak ada, gue mau pergi. Lo buang-buang waktu. Jangan harap gue bakal senang ketemu lo lagi setelah sekian lama. Gue benci lo. Pertemuan kita malah bikin gue tambah benci. " Karin menatap Keef. "Lo tau kan apa alasannya?"

Keef membiarkan Karin berucap semaunya. Ia tidak menyangka sikap Karin berubah drastis seperti ini. Atau ini memang sifat asli perempuan itu?

"Itu karena lo biarin Abyan pergi. "

Keef memejamkan matanya, "Itu bukan salah gue. "

"ITU SALAH LO!" Karin membentak Keef. Sedari tadi ia menahan amarahnya di depan laki-laki ini, sekarang Karin sudah tidak tahan lagi.

"Itu. Salah. Lo!" Karin menekankan nadanya di setiap kata. Mata perempuan itu menatap nyalang kepada Keef.

Terjadi lagi.

Keef merasa paling bersalah di dunia ini. Kalimat Karin cukup untuk membuat mental Keef jatuh. Perlahan Keef dapat melihat bayangan orang-orang yang menyalahkannya. Menunjuk-nunjuk dirinya seolah menimpakan apa yang terjadi kepadanya.

Dadanya sesak. Nyeri di saat yang bersamaan.

Karin menyunggingkan senyum tipisnya lalu mendorong bahu Keef kemudian beranjak pergi dari sana.

Usai kepergian Karin, Keef bertumpu ke tembok untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Tangan kirinya meraba dadanya yang terasa semakin nyeri. Suara-suara berisik yang ada di dalam kepalanya membuat Keef ingin membenturkan kepalanya sekarang juga.

"Arggh!"

Keef terduduk. Punggungnya bersandar ke tembok. Matanya sembab oleh air mata. Seberapa keras Keef menahannya itu hanya akan membuatnya bertambah sakit.

"Airin!"

****

"Yu, cariin gue penginapan. Gue nggak mau pulang ke rumah, " Ucap Rin diatas motor Yuan.

HIRAETH✓Where stories live. Discover now