16 | Klub

32 10 3
                                    

📢PART INI PANJANG. MOHON BERSABAR UNTUK MEMAHAMI JALAN CERITA📢

****

Yuan berbisik di telinga Rin, "Pake banget. "

Rin sempat terpaku beberapa detik. Dia perempuan normal. Dipuji cantik oleh seorang laki-laki tentu saja membuat hatinya berdebar.

Salah tingkah, Rin menyingkir. Kini mereka berdua jadi pusat perhatian. Gadis itu tidak ingin menatap Yuan saat ini. Karena dia tahu, Yuan tengah tersenyum-senyum seperti orang gila karena berhasil menggoda Rin.

Tanpa mengucap satu kata pun, Rin beranjak pergi meninggalkan Yuan.

"Sayang, tunggu!" Teriak Yuan yang sudah berjalan menyusul Rin. Langkahnya sempat terhenti karena seorang siswa yang menghalangi jalannya, "Minggir lu!"

Rin mengomel di dalam hati. Yuan bertingkah aneh hari ini. Tak heran juga sebenarnya, karena sebelumnya Yuan memang lebih aneh. Keef dan Yuan sama gilanya. Rin pusing.

Gadis berambut sebahu itu menatap ke depan. Tiba-tiba ia menangkap sosok yang tak asing di matanya. Orang itu memakai hoodie. Begitu Rin melihatnya, sosok itu pergi.

"Ayo! Gue antar pulang. " Entah sejak kapan, Yuan telah ada di samping Rin dan kini menarik tangannya menuju parkiran.

Rin jelas menolak dan menepis kasar tangan Yuan.

"Lo duluan. Gue ada perlu. "

Setelah mengucap hal itu, Rin langsung berlari mengejar sosok yang sudah hilang dari pandangannya.

"Rin!"

Napas Rin tersengal. Gadis itu berjongkok untuk mengatur napasnya. Ia memandang ke depan. Sosok itu seolah tau Rin sedang mengejarnya. Maka dari itu dia menghindar.

"Sialan!" Umpat Rin.

Ponsel Rin bergetar. Rin berdiri dan langsung mengecek ponselnya.

Mama: Mama baik-baik aja. Kamu jaga sikap ya disana. Senin mama jemput.

****

Keef duduk termenung di dalam mobil. Aruna, sang mama pergi sejenak untuk membeli beberapa cemilan. Ia memikirkan ucapan dokter Melin beberapa saat yang lalu. Benarkah Rin pura-pura lupa? Entah mengapa Keef jadi ragu.

Ceklek!

Aruna masuk dengan membawa beberapa kantong besar. Lantas memindahkan barang belanjaannya ke kursi belakang untuk kemudian duduk di bangku pengemudi.

"Banyak banget, Ma. "

Aruna tersenyum misterius. Tangannya menarik tuas kemudi. Mobil pun melaju membelah jalanan.

"Kita kedatangan tamu istimewa, " ucap Aruna menoleh sekilas kepada Keef.

"Tamu?"

"Nanti kamu bakal tau sendiri. "

Keef tidak berkomentar. Sepertinya Aruna memang tidak berniat untuk memberitahunya.

Laki-laki itu merogoh saku celana jeans yang ia kenakan. Mengambil benda pipih di dalam sana.

Rin❤️

HIRAETH✓Where stories live. Discover now