22 | Awal Yang Baru

37 10 0
                                    

°Happy Reading!°



"Yuan pindah?"

"Serius?"

"Eh, anjir baru aja gue mau confess. "

"Dasar! Dia masih punya utang duit kas ke gue!"

"Anak orang kaya aja masih bisa nunggak kas hahaha. "

Kening Rin mengernyit mendengar teman kelasnya pada heboh semua. Mereka bicara apa?

"Rin. " Seorang cewek yang Rin tidak tahu namanya memanggilnya. Rin pun menoleh.

"Lo tau cowok Lo pindah?" Tanyanya.

Rin tampak bingung, "Cowok gue? Sia--oh, iya. "

Perempuan itu bingung sendiri. Yuan pindah? Kemana? Tepat dengan rasa penasarannya, Fathur masuk ke kelas dengan wajah yang lebih dingin. Tidak seperti biasanya.

Rin membasahi bibirnya. Ingin bertanya namun ia terlalu gengsi. Akhirnya Rin tidak jadi bertanya dan memilih untuk duduk di kursinya.

Perempuan dengan kuncir kuda itu membuka room chatnya bersama Yuan.

Kosong.

Rin lupa ia selalu membersihkan chat yang tidak penting di ponselnya. Sekarang ia sedikit menyesal.

Apa ia harus mengetikkan pesan ke Yuan? Tapi, bukankah semua itu sudah jelas jika sampai saat ini saja Yuan tidak masuk ke kelas. Yuan jarang terlambat. Meski terkenal dengan image santainya, Yuan selalu tau dengan peraturan sekolah.

"Gue ngerti maksud Lo kemarin, Yu. " Batin Rin.

****

Satu bulan kemudian....

Alunan musik jazz terdengar mengalun lembut. Suasana kafe terasa sangat menenangkan. Ini kafe milik Keef. Akhirnya laki-laki itu behasil membawa Rin kesini. Mengingat yang sebelumnya sempat tertunda.

Keef mengeluarkan sebuah buku dan menyodorkannya ke arah Rin. Perempuan itu mengangkat alisnya sebelah.

"Buku apa?" Tanya Rin. Padahal ia sendiri sudah membaca judul bukunya.

"Persiapan ujian masuk perguruan tinggi. Katanya mau belajar, " balas Keef.

"Gue nggak minta lo buat beliin, tuh. " Ucap Rin cuek.

"Walaupun kamu nggak minta, aku tau kamu butuh. "

Rin mengulas senyum tipisnya, "Hmm. "

"Kamu harus berhasil, ya, hmm?" Keef menatap Rin lembut.

Airin menyesap ice americanonya sedikit, "Oke. "

"Janji dulu. "

"Ya. "

"Nanti aku harus jadi yang pertama dengar kamu lulus. "

"Terserah. "

Keef tersenyum. Ia mengacak rambut Rin. Ajaibnya Rin tidak marah. Ia sudah terbiasa dengan sikap Keef yang cenderung memperlakukannya dengan baik. Lagipula ini menyenangkan. Punya seseorang yang menyayanginya dengan tulus seperti ini.

"Jadi, sekarang butuh berapa lama, Rin?"

"Perasaan gue masih sama, ya. Jangan Lo tanya-tanya, " balas Rin malas.

HIRAETH✓Where stories live. Discover now