24 | I.L.O.V.E.Y.O.U

39 10 5
                                    

Wajib putar playlist lagu di chapter ini!!!
Karena kalian wajib baper!!! Part ini kalian juga wajib ternavi-navi 🦋🦋🦋

🎵 Beautiful - Kim Sung Kyu

Beda kayak sebelumnya, kali ini harus dapet 7 vote 5 komen juga buat next part selanjutnya 😚


****

Belva sedang menyiapkan sarapan pagi saat itu bersama Aruna. Kemudian menyajikan sarapan tersebut di atas meja makan.

"Kamu pintar masak, ya?"

Belva tersenyum simpul, "Efek tinggal sendiri di Amerika, Tante. "

Aruna tertawa kecil, "Nggak mau cari pendamping hidup?"

"Tan, jangan lupa ya aku tuh seumuran sama anak Tante, " ujar Belva malu.

"Iya, tante lupa. Habisnya kamu keliatan udah dewasa, " balas Aruna sambil mengoles selai di atas roti.

"Tante bisa aja. "

"Keef mana, ya? Tumben jam segini belum bangun?" Ucap Aruna sambil melirik jam di dinding.

Brak!

Aruna dan Belva mengernyit mendengar suara yang berasal dari kamar Keef.

"Itu bukannya dari kamar Keef, ya?"

"Nggak tau, Tante. " Ucap Belva. Setelah itu naik ke lantai atas untuk mengecek keadaan.

Aruna pun menyusul. Raut wajahnya sangat cemas.

Begitu sampai, Belva langsung masuk. Ia menganga ketika melihat kamar Keef yang berserakan. Yang lebih mengejutkannya lagi tubuh Keef tergeletak di lantai.

"KEEF!"

Aruna langsung menghampiri Keef kemudian memangku kepala anak laki-lakinya di atas paha.

Dengan pelan Aruna menepuk pipi Keef. Tak lama, mata Keef terbuka. Ia melirik sayu ke arah Aruna.

"Ma--"

Air mata Aruna jatuh, "Kamu pasti belum minum obat, ya?"

"Ma, " suara Keef lirih memanggil Aruna.

"Keef, kita ke rumah sakit, ya?" Pinta Aruna. Nadanya terdengar memohon.

Keef menggeleng lemah. Ia mengambil tangan Aruna yang sedang mengelus pipinya. Belva di ambang pintu hanya menyaksikan anak dan ibu yang ada di depannya. Perempuan itu turut iba.

"Ma, Rin nggak suka orang yang penyakitan. Kalau aku di rawat di rumah sakit, Rin makin benci aku, " jelas Keef sambil menyapu air mata Aruna.

"Keef, mama mohon. Kamu mau buat mama sedih kayak gini?" Tangisan Aruna menjadi-jadi. "Berhenti mikirin Rin! Kamu harus mikirin diri sendiri, Keef. Kamu tega sama mama?"

"Ma, maaf. Sebentar aja. Keef janji. Rin masih butuh Keef--"

"Kamu kira mama nggak butuh kamu?!"

Keef terdiam. Tubuhnya sakit sekali. Terlebih di bagian dadanya. Nyeri dan sesak secara bersamaan.

Dengan tenaga yang masih tersisa, Keef bangkit. Ia duduk berhadapan dengan Rin. Laki-laki itu tersenyum tipis. Lantas menghapus air mata yang masih mengalir di sudut mata Aruna.

"Keef janji, ma. Setelah ini Keef mau dirawat. Mama jangan nangis lagi, ya? Keef nggak suka. "

Belva di ambang pintu mengepalkan tangannya. Apa yang spesial dari Rin? Hingga Keef berani melawan Aruna?

"Hidup Lo nggak akan tenang, Rin. "

****

Airin menendang tubuh Karin yang sedang berbaring di kamarnya dengan kesal.

HIRAETH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang