31 | Savior

20 6 1
                                    


°Happy Reading!°









"Sekarang butuh berapa lama, Rin?"

Rin memutar ingatannya saat bersama Keef di rumah sakit pagi tadi. Ia ingat kalimat Keef yang satu itu. Namun, anehnya Rin belum memiliki jawabannya saat itu. Keef seperti biasa hanya tersenyum. Menunggu lagi sampai Rin menyatakan perasaannya sendiri.

Gadis itu menghela napasnya. Saat ini ia tengah duduk sambil memeluk kedua kaki di atas tempat tidurnya. Malam itu, seperti biasa, bintang bersinar terang. Bulan purnama penuh. Suasana malam itu riuh oleh suara jangkrik.

Bibir Rin membentuk segaris senyuman. Entah apa yang membuatnya tersenyum. Ia hanya ingin saja.

Tiba-tiba Rin teringat masa lalunya bersama Keef. Saat itu, Rin sangat benci pada Keef. Sampai melihat wajahnya saja ia sudah muak. Ia benci saat Keef berteriak tengah malam, mengganggu tidurnya. Tanpa Rin tau, bahwa saat itu kesehatan mental Keef terganggu.

Rin tertawa miris.

Dia memang sejahat itu.

Meski begitu, Rin sangat heran dengan sikap Keef yang selalu ada di sampingnya. Walau gadis itu sudah menolaknya berkali-kali, memakinya, bahkan menghinanya. Keef tetap tidak menyerah.

"Gue jahat, ya, Keef?" Gumam Rin.

Dengan Rin yang sibuk merenungi kesalahannya, tanpa sadar ponsel Rin bergetar. Menandakan pesan masuk.

Yuan: Besok lo ada waktu?

Sayangnya, Rin tidak membacanya.

****

Hari ini, Rin menemani Keef yang sedang mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Sebenarnya sulit meminta waktu kepada dokter Andi. Namun, karena Keef memohon akhirnya dokter Andi dengan berat hati mengizinkan asal tidak lama dan cepat kembali ke rumah sakit.

"Rin!" Panggil Keef.

Rin berbalik. Dari kejauhan ia melihat Keef tengah berjalan ke arahnya. Matanya membulat ketika dengan tiba-tiba Keef memeluknya di lingkungan kampus.

"K-keef!" Panggil Rin masih terkejut.

"Hmm?" Balas Keef berat di telinga Rin.

"Banyak orang. "

"Biarin. " Keef tetap tidak mau melepas pelukannya.

Laki-laki itu tersenyum, "Makasih, Rin. "

"Buat?"

"Everything. "

"Ya. Terserah Lo. Sekarang lepasin! Nafas gue sesak!"

"Mau nafas buatan?" Tanya Keef sambil menaikkan alisnya.

Wajah Rin memerah, "Mesum!"

Perempuan itu berjalan meninggalkan Keef. Salting.

Tawa Keef terdengar di belakangnya. Laki-laki itu menyusul Rin.

"Jangan ngambek, sayang. "

"Dih siapa yang lu panggil sayang?"

"Kamu. Emang ada lagi?"

HIRAETH✓Where stories live. Discover now