44

14.2K 1.4K 50
                                    

Bel istirahat berbunyi membuat para murid Will's Senior High School berlari berbondong-bondong menuju ke kantin untuk mengisi perut mereka dengan berbagai makanan di kantin sekolah.

Keempat, ralat kelima pemuda itu menunggu kedatangan kakak si kecil. Si kecil mengemut permen yang diberikan oleh Elang agar si kecil tidak rewel nanti jika kedua kakak si kecil agak terlambat datang menemuinya.

"Maaf baby Abang datang sedikit terlambat" Ucap Kaivan dengan nadanya yang menyesal lalu menggendong si kecil ala bayi koala.

"Gapapa kok kan abang sekarang udah sama Tata" Jawab Asta dengan nadanya ceria.

Kailash yang benar-benar gemas langsung mencium pipi gembul itu sampai berbunyi kecupannya. Sementara Asta hanya tertawa geli dengan ciuman abangnya.

"Baby pergi dengan bang Willy dulu ya. Abang ada urusan sama temen baru kamu" Ucap Kaivan lembut lalu memberikan Asta kepada kakak kembarnya.

Asta mengangguk lalu menduselkan wajahnya ke dada bidang Kailash yang membuat pemuda itu mencium pipi gembul itu bertubi-tubi yang membuat si kecil tertawa geli.

Wajah Kaivan yang awalnya lembut kembali datar dan menatap Cassius dengan tatapan datarnya yang dibalas dengan tatapan datar oleh Cassius.

"Jadi lo orang yang diutusin sama daddy buat jaga baby?" Tanya Kaivan to the point. Ia bukan orang yang suka basa basi yang menurutnya terlalu bertele-tele.

"Itu benar tuan muda" Jawab Cassius dengan tenang dan datar.

Kaivan tahu kalau keluarga Wren merupakan keluarga yang setia kepada keluarga Anderson yang merupakan atasan mereka dalam dunia bawah. Ayah Cassius adalah tangan kanan Axel di dunia bawah. Dan kini Cassius mengabdikan diri untuk menjaga si kecil yang bahkan tidak tahu apa-apa mengenai dunia bawah.

"Apa daddy berencana untuk membuat Asta sebagai pewaris kelompok mafianya?" Tanya Kaivan dengan nadanya yang sudah dingin.

Suasana kelas Asta menjadi dingin dan mencekam karena aura Kaivan menjadi mengerikan. Untungnya tidak ada satupun murid yang ada di sana dan mendengarnya. Cassius yang merasakan aura Kaivan hanya berwajah datar dan tidak takut seolah sudah terbiasa.

"Tidak tuan muda. Tuan Axel berencana memberikan kelompok mafia itu kepada anda dan juga tuan muda Kailash" Jawab Cassius panjang lebar.

Kaivan yang mendengar jawaban Cassius diam-diam bernafas lega karena bukan adik kecilnya yang menjadi pewaris mafia yang didirikan oleh keluarganya yang saat ini berada di tangan pamannya.

Ia benar-benar tidak rela kalau adiknya yang akan menjadi pewaris mafia karena ia tidak mau kalau adik kecilnya melihat betapa kejamnya dunia bawah dan adiknya akan menjadi orang yang kejam dan dingin.

Lebih baik ia melihat adik kecilnya yang polos dan ceria daripada adiknya yang kejam dan dingin. Kaivan benar-benar tidak rela akan itu. Sementara Cassius hanya menatap tuan mudanya dengan tatapan datar. Ia seumuran dengan Kaivan dan Kailash, namun ia diperintahkan oleh tuannya dan ayahnya untuk menjaga tuan kecil yang lebih muda empat tahun darinya.

Ia bisa melihat tuan kecil seperti apa. Namun ia tidak percaya jika tuan kecil adalah anak yang polos dan lugu namun manja kepada orang yang ia sayang dan menjadi anak yang pemalu jika bertemu dengan orang baru.

Drrrt drrrt drrrt

Bunyi ponsel yang sedaritadi bergetar di saku jas almamater milik Kaivan membuat pemuda itu berdecak kesal lalu melihat nama yang meneleponnya.

"Hm" Ucap Kaivan singkat.

"Lo dimana?" Tanya Kailash diseberang teleponnya.

"Kelas sama Cassius" Jawab Kaivan datar.

Asta Cassano A. (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang