104

5K 700 55
                                    

"Wihh kita menang..."

***

"Wihh kita menang nih Tris" Ucap Diaz yang benar-benar senang dengan kemenangan yang didapatkan oleh Tristarm.

Sementara Glen dan Andre yang melihat kemenangan yang didapatkan oleh Tristarm menganga lebar dan rahang mereka jatuh seketika.

Begitu juga dengan anggota Zeus, Kris, Gara, dan Kailash. Mereka tak percaya jika Kaivan telah kalah dari Tristarm yang notabene adalah orang yang sering kalah bertanding dengan Kaivan.

Sedangkan Kaivan berjalan sambil mendorong motornya kearah gengnya dengan wajah datarnya. Ia tampak begitu terima dengan kekalahannya melawan Tristarm.

"Kok lo bisa kalah sih bos?! Apa si kartu Tri buat curang lagi?!" Andre mencak-mencak kesal melihat bosnya kalah bertanding balap dengan Tristarm untuk pertama kalinya.

"Gue gak bisa fokus karena khawatir sama keadaan baby" Jawab Kaivan datar.

Andre yang mendengar itu terdiam seketika. Ia memaklumi ketuanya yang tidak bisa fokus karena Asta yang bisa jatuh sakit kapan saja walaupun ia berada di rumah sakit.

Tristarm datang bersama ketiga sahabatnya dengan senyum lebarnya yang menurut Andre dan Glen benar-benar menyebalkan yang terlihat seperti mengejek mereka.

"So, jadi gue bisa main sama Asta kapanpun yang gue mau kan?" Tanya Tristarm senang.

Kaivan yang benar-benar kalah dari Tristarm mau tak mau mengangguk pasrah. Ia tak mau disebut sebagai pecundang karena mengingkari janjinya karena seorang Anderson tak pernah mengingkari janji mereka.

"Tenang aja walaupun geng kita bermusuhan, tapi Asta gak ada hubungannya sama ini" Ucapan Tristarm seolah-olah bisa membaca pikiran geng Zeus termasuk para anggota intinya yang khawatir jika Tristarm akan menculik Asta.

"Lebih baik kita pulang" Perintah Kailash datar yang diangguki oleh mereka semua.

Masing-masing mengambil motornya lalu pulang meninggalkan arena balapan yang terlihat masih begitu ramai karena akan ada pertandingan balapan selanjutnya.
.
.
.
Skip time

Kini pagi telah tiba dimana ruang rawat Asta begitu ramai dikunjungi oleh keluarga Anderson yang menjadi over posesif dan protektif kepada si kecil.

Entah itu untuk buang air, mandi, bahkan hingga ke makan saja harus salah satu dari mereka yang akan menyuapinya. Namun Asta menerimanya dengan senang hati karena ia memang ingin bermanja-manja dengan keluarganya.

"Permisi ini waktunya untuk pemeriksaan " Ucap dokter Donny dengan sopan dengan stetoskop yang bergantung dilehernya dengan jas dokter khas milik rumah sakit.

Asta yang melihat dokter Donny memeluk Yelena dengan erat takut melihat dokter itu dan menatap dokter itu dengan tatapan tajam yang malah membuatnya terlihat imut membuat semua orang termasuk dokter Donny dan perawat menggigit pipi dalam mereka menahan gemas.

Dokter Donny memeriksa Asta dengan telaten dan profesional. Asta hanya menutup matanya takut-takut jika dokter itu menyuntiknya.

"Syukurlah tuan kecil telah sehat total mungkin besok atau lusa tuan kecil bisa pulang" Ucap dokter Donny sopan.

Asta yang mendengar itu memekik senang bisa pulang. Ia menatap Yelena dengan binar matanya yang bersinar-sinar berharap kalau ia bisa pulang hari ini.

"Dokter Tata boleh pulang hari ini?" Tanya Asta mencicit malu melihat dokter itu.

Dokter Donny tersenyum melihat Asta yang begitu imut dan menggemaskan ia berpikir mungkin istrinya akan memekik senang melihat anak semenggemaskan ini.

"Belum boleh tuan kecil. Anda bisa pulang besok" Jawab dokter Donny dengan ramah.

Asta Cassano A. (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang