76

8.7K 1.1K 1K
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam dimana para anggota keluarga Anderson sudah berkumpul di ruang rawat inap Asta untuk menjaga si kecil yang kini sedang menonton film kartun favoritnya, Pororo.

Para pria membicarakan mengenai bisnis dan bisnis gelap yang mereka jalankan sementara para wanita sibuk membicarakan produk fashion yang akhir-akhir ini menjadi populer.

Sedangkan para kakak Asta hanya sibuk menatap si kecil yang begitu menikmati acara menontonnya itu. Cherry yang mengingat ingin melakukan sesuatu segera mengeluarkan laptop dari tasnya.

Gadis itu langsung mengerjakan sesuatu di laptop benar-benar fokus sampai tidak menyadari kalau Kiel melihat semua gerak-geriknya. Pria itu langsung melihat isi laptop anaknya melalui ponsel yang ia sadap di laptop Cherry.

Ia bisa melihat kalau anak perempuan bungsunya sedang mengetik sesuatu yang membuatnya bertanya-tanya apa yang sedang diketik oleh gadis itu.

"Kau sedang mengetik apa Livy?" Tanya Kiel langsung karena sudah curiga dengan Cherry.

Cherry yang sudah ditanya seperti itu oleh ayahnya menghela nafas panjang membuat semua orang langsung menghentikan aktivitas mereka dan menatap kedua orang itu dengan tatapan yang berbeda.

"Ekhem aku hanya sedang membuat novel papa" Jawab Cherry pasrah dengan ayahnya.

Gadis itu tahu cepat atau lambat ayahnya akan mengetahui apa yang sedang dikerjakan olehnya. Jujur, Cherry sedikit takut dengan ayahnya yang begitu datar dan dingin walaupun lebih dingin Axel dibandingkan dengan Kiel.

Namun amarah Kiel adalah hal yang paling dihindari oleh Cherry karena ia pernah melihat kemarahan ayahnya itulah yang membuatnya sedikit takut dengan amarah pria itu.

"Memang sudah berapa lama kau membuat novel Livy?" Tanya Charlotte penasaran.

Baik Kiel maupun Charlotte tak menyangka jika anak perempuan bungsu mereka membuat novel. Bagaimana bisa Cherry membuat novel sedangkan gadis itu sibuk dengan dunia kampusnya belum lagi gadis itu adalah salah satu anggota organisasi BEM kampus yang membuat pasangan suami-istri itu bingung.

"Sebenarnya sudah tiga tahun ini aku membuatnya dan ini adalah novel kelima milikku yang akan terbit oleh penerbit yang sudah aku kontrak dengan mereka" Jawab Cherry panjang.

Semua orang kecuali Asta benar-benar kaget dengan jawaban Cherry. Masalahnya mereka tidak pernah dengar nama gadis itu selama novel itu terbit, apalagi Yvone adalah penyuka novel garis keras dimana setiap novel dari penulis favoritnya terbit maka wanita itu akan membelinya duluan dari orang-orang.

Namun, apakah Cherry menggunakan nama samarannya sebagai penulis atau menggunakan nama aslinya itulah yang ada di pikiran mereka.

"Memang nama penulismu apa Livy?" Tanya Yvone dengan penasaran mewakili seluruh anggota keluarga Anderson.

Cherry yang sudah ditanya oleh Yvone sudah tidak bisa lagi merahasiakan nama samarannya hanya bisa menghela nafas pasrah. Mungkin ini sudah waktunya untuk memberitahu keluarganya, pikirnya.

"Adeline Harper" Jawab Cherry singkat.

Yvone yang mendengar itu memekik kaget membuat Asta terkejut lalu berlari kearah Axel dan memeluknya. Axel yang memeluk si kecil langsung menatap tajam kakak iparnya yang membuat wanita itu tersenyum kaku mendapat tatapan tajam dari Axel.

Untungnya selang infus si kecil tidak lepas dari punggung tangan kirinya karena tiang infus itu memiliki roda jadi akan ikut bergerak ketika tuannya bergerak.

"Kau tahu Livy novelmu sudah banyak mami beli dan mami baca. Ceritanya benar-benar tidak tertebak dan menarik" Ucap Yvone antusias yang membuat Cherry senang.

Asta Cassano A. (End)Where stories live. Discover now