Part 3

120K 2.4K 23
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vote.

"Huek, huek... Hhhh, Mas" Ayeesha memanggil suaminya. Ia benar-benar merasa lemas sekali, sudah beberapa kali ia mondar-mandir ke kamar mandi.

Rasanya tenaga Ayeesha sudah tersedot habis. Dengan tangan bergetar ia mencoba untuk berdiri, namun tetap saja usahanya gagal.

Kawindra sedang berada di ruang kerja. Berkas-berkas sialan ini harus ia teliti pengajuan kontrak dari perusahaan lain. Ia tak suka bila ada kesalahan sedikit pun, pernah sekali ia mempercayakan pekerjaannya pada seseorang dan malah berkhianat. Ia tak mau hal itu terjadi lagi.

Tok.. Tok.. Tok

Suara pintu diketuk, Kawindra menoleh mengalihkan fokus pada beberapa lembar kertas. Ia sudah berpesan jika, tak mau diganggu tadi. Kecuali, Ayeesha istrinya itu tengah tertidur saat ia usap-usap kepalanya.

"Masuk!" balas Kawindra.

Tampak wajah Mbok Mirna menyembul dari  daun pintu, sorot wajahnya menampilkan mimik kekhawatiran.

"Ii...itu Den, Non Ayeesha" ucapnya gugup.

Kawindra menghela nafas, jika ini bukan Mbok Mirna ia akan marah. Tapi, karena wanita paruh baya itu sudah merawatnya sejak kecil maka ia tak bisa memarahi. Ia sudah menganggap Mbok Mirna sebagai orang tua juga.

Mbok Mirna masuk tanpa disuruh. "A....anu Non Ayeesha jatuh dari kamar mandi. Mbok udah coba bantu angkat tapi susah. Mau-" belum sempat wanita paruh baya itu menyelesaikan perkataannya Kawindra melesat berlari menaiki tangga.

Baru kali ini ia merutuk desain rumah yang ia pilih sendiri, tidak ada lift sialan! Tentu ia merasa khawatir dengan istri mungilnya itu.

"Tidak sekarang Zura, belum saatnya"bisiknya.

Ia membanting keras pintu kamar, lalu melangkah ke kamar mandi. Terlihat badan lemah Ayeesha tergeletak di lantai, diangkatnya tubuh itu lalu menempatkan ke ranjang mereka.

Mbok Mirna ikut masuk, membawa minyak angin serta teh hangat.

"Ini Den, kasi dulu Non Ayeesha minya angin biar sadar" Mbok Mirna menyerahkan minyak angin lalu menyimpan teh hangat di nakas meja.

Kawindra membuka minyak angin itu, menghirupaknnya pada sang istri. Selama dua menit tak juga kunjung bangun, ia sudah mulai merasa cemas.

"Mbok, bilang sama Mang Yono siapin mob-" perkataannya terhenti saat Ayeesha menggenggam tangannya.

Sorot khawatir tercetak jelas dari wajah Kawindra. Di kecupnya ubun-ubun sang istri. "Kita ke rumah sakit ya, sayang" mohonnya.

Ayeesha menggeleng tak setuju, ia benci bau rumah sakit dan suasana rumah sakit mengingatkan ia pada masa lalu yang menyakitkan.

"Mbok, saya mau gantiin baju istri saya"

Mbok Mirna karena tidak mengerti hanya mengangguk, tapi tidak kunjung beranjak dari kamar majikannya.

Kawindra mendengus. "Mbok.. Saya mau gantiin pakaian istri saya. Dan saya ga mau ada orang yang lihat tubuhnya selain saya" geramnya.

Mbok Mirna tersentak, ia mengangguk buru-buru keluar.

"Pintunya sekalian tolong ditutup rapat Mbok, tolonng juga kabarkan Deana minta ke sini" perintahnya, lagi Mbok Mirna mengangguk.

Kawindra mengambil daster, istrinya suka sekali memakai pakaian itu. Katanya, bahannya yang enak dan sejuk membuatnya merasa nyaman.

"Kamu, mau yang warna apa?" tanya Kawindra memastikan saat ia kembali dari walk in closet membawa beberapa lembar pakaian.

Ayeesha tertawa lirih, lelaki tua ini memang  benar-benar. "Biru aja Mas"

Kawindra mengangguk, ia kembali ke wallk in closet  untuk menyusun kembali baju istrinya. Jangan dikata Kawindra sama dengan lelaki lain, suka melempar handuk sembarangan, baju diberantakin, dan hal-hal lainnya. Kwaindra adalah orang yang teratur, tertata, tidak banyak bicara.

Berbeda dengan Ayeesha, mereka ibarat langut dan bumi. Ayeesha gadis manja, cerewet, tidak teratur dalam menyimpan barang.

"Kuat buat duduk kan?" tanya Kawindra.

Ia turut membantu Ayeesha duduk dan bersandar pada heardboard  tempat tidur dan dijanggal oleh bantal agar tidak sakit. Meskipun, headboard  tempat tidur mereka sangat lembut sekali.

Ayeesha menghentikan gerakan tangan Kawindra saat ingin menarik kaos bajunya. Meskipun mereka telah menikah beberapa bulan, tetap membuat Ayeesha malu jika harus tanpa busana secara langsung kecuali saat mereka melakukan hubungan suami istri.

"Aku bisa sendiri Mas, kamu balik badan aja deh!" ucapnya.

Kawindra mengernyit, istrinya ini masih saja malu-malu. Padahal, ia sudah melihat semua bagian tubuh istrinya tanpa terkecuali. You know what I meean.

Tidak menggubris larangan sang istri, tangannya tetap melanjutkan aksinya. "Saya udah lihat bagian tubuh kamu, jika saya orang lain baru tidak boleh. Tidak boleh ada yang melihatmu dalam keadaan naked , kecuali saya ingat!" tuturnya tak mau dibantah.

Ayeesha hanya menurut sambil memanyunkan bibir. "Dadanya tidak sesak?" tanya Kawindra memastikan.

"Hm, ga usah pake bra aja" ujar Kawindra lagi.

Ayeesha makin manyun, belum sempat ia memutuskan untuk tubuhnya. Kawindra lelaki itu selalu mendahului. Menyebalkan! Apa gunanya jika ia bertanya? Benar-benar!

"Tangannya jangan dilama-lamain gitu" titah Ayeesha saat tangan Kawindra malah sengaja menekan bagian tubuhnya.

Sedang sakit juga, masih sempat-sempat saja.

"Pelit banget kamu sama saya" lalu ia melanjutkan membuka celana istrinya setelah daster sudah dipakaikan.

Kawindra tersenyum seduktif. "Kayaknya, saya harus berusaha keras, agar dia lebih besar" katanya.

Langsung dibalas sinis oleh istrinya.

Tok...Tok...Tok...

Pintu diketuk, Kawindra beranjak lalu membuka ternyata sepupunya--Deana telah sampai.

"Makin sombong lo semenjak nikah, heran gue" ucap Deana saat masuk.

Kawindra hanya mengendikkan bahu. "Tolong periksa istri saya"

Deana malah tertawa, sepupunya ini memang terlalu formal. Pada siapa pun, oh-kecuali sama Narendra sahabat karibnya.

"Bayar mahal gue ya! Tadi gue buru-buru ninggalin tempat praktik padahal banyak banget tadi antrian, ya udah gue kasi ke Galuh" kelakar Deana dan diangguki oleh Kawindra sebagai jawaban.

Deana mendekat, diletakkan tangannya pada dahi Ayeesha tidak panas. Tadi, menurut Mbok Mirna gejalanya seperti orang demam.

Lalu, tangannya beralih mengecek denyut nadi Ayeesha. "Apa yang kamu rasain? Pusing Mual?" tanya Deana memastikan.

"Iya, pusing banget sama mual. Tapi yang keluar cairan aja, ga nafsu makan juga. Terus aku ngerasa capek banget" tutur Ayeesha menjelaskan keadaan yang sedang ia rasakan.

Deana mengangguk, lalu ia tersenyum. "Pantes ngerasa lelah banget. Kismark lo Dra, dimana-mana. Ya mbok ditahan dulu lah, kasian Aleesha nurutin nafsu lo" cibir Deana dan langsung ditatap tajam oleh Kawindra.

Ayeesha merasa malu sekali, bagaimana ia bisa kismark yang dibuat oleh suaminya pada bagian leher. Ingatkan ia untuk memarahi suaminya!

"Kak.. Dee" cicit Ayeesha. Ia benar-benar merasa malu.

Kawindra tak peduli, tapi sialan makinya dalam hati. "Bagaimana, keadaan istri saya?" tanyanya.

Deana kembali tersenyum sumringah. "Selamat lo bakal jadi Ayah. Buat mastiin, coba deh cek pakai tespeck!" balas Deana.

Ayeesha terbelalak, Kawindra tak kalah kaget. Bagaiaman bisa hal itu terjadi? Pikirnya dalam hati. Sekian detik, ia masih berpikir bagaimana bisa? Padahalkan-

⚠️
Kira-kira kenapa ya shock gitu?

TBC
Terimakasuh dah baca, jangan lupa kasi vote ya 😊. Aku bakal ngebut

GAIRAH SUAMI POSESIF ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang