Bab 43

20.7K 584 24
                                    

"Loh, Mas. Tumben."

Kawindra mengendikkan bahunya, membiarkan bocah yang mengekornya sejak tadi mendekat pada sang istri. Sebenarnya ia cukup malas untuk mengasuh bocah itu, belum lagi cukup mengganggu ia dan istrinya.

"Ayahnya mana?"

"Sakit. Dia ikut ke sini bentar." Lalu pria itu menyipitkan kedua matanya. "Kenapa panggilan saya tidak diangkat? Kamu ke mana?"

"Tadi Zalina ke sini, jadi aku ngobrol dulu sama dia dan sama sekali gak pegang ponsel. Kamu marah?"

"Tidak."

Lalu pandangan Aleesha beralih pada Sean. Ia mencubit gemas pipi bocah itu dan menuntunnya untuk ikut ke kamar mereka, kasihan sekali bocah itu karena tak dapat perhatian khusus.

Sampai di kamar, Aleesha menyiapkan baju ganti suaminya. Wanita itu juga mengambilkan handuk baru di lemari. Dan membiarkan sang suami untuk membersihkan diri.

"Sean udah makan?"

"Udah, Kak."

"Ayah kamu sakit, ya?"

"Iya. Tapi gak masalah, Sean malah suka kalau Ayah sakit."

"Kenapa?"

"Bisa ketemu sama Kak Ale."

Sontak saja Aleesha tertawa dibuatnya, wanita itu mencubit gemas pipi bocah di depannya. Kemudian ia menyalakan televisi di kamar dan memilih film kartun biar bisa dinikmati bersama dengan Sean.

"Kalau kamu mau, saat Ayah kamu kerja boleh kok main ke sini. Kak Ale juga gak punya teman."

"Serius?"

"Hm, kan lumayan kalau ada kamu Kak Ale jadi punya teman. Ngomong-ngomong Kak Ale punya teman yang baik dan cantik loh. Kamu mau kenalan sama beliau?"

Aksi Aleesha ingin mengenalkan Zalina pada Sean benar-benar terjadi. Wanita itu tak ingin melewatkan kesempatan, mana tahu Sean tertarik. Lalu tinggal membujuk Narendra agar mau dengan Zalina. Kalau dipikir-pikir, temannya itu baik dan kocak. Jadi akan sangat pas untuk Narendra.

Mata Sean tak beralih pada televisi, tapi bocah itu mengangguk setuju saat mendengar rencana Aleesha.

"Kalau Kak Ale panggil ke sini, boleh? Biar nanti ajak kamu main juga."

"Boleh."

Lalu Aleesha berlari kecil menuju kamarnya, mengambil ponsel di nakas dan segera mendial nomor Zalina. Wanita itu langsung menyampaikan maksudnya agar temannya menyambangi rumah dengan segera. Ia tak sabar melihat interaksi keduanya nanti.

"Sayang, kamu kebiasaan lari-lari."

"Soalnya gak sabar, Mas. Kalau aku ajak Zalina ke sini boleh kan? Biar kenalan sama Sean. Terus juga kalau aku pikir-pikir gak ada salahnya jodohin Zalina sama Narendra. Kamu setuju?"

Kawindra jelas menggeleng tak setuju, ia tahu betul bagaimana selera temannya itu. Jelas pria seperti Narendra tak akan memilih wanita sembarangan. Apalagi Zalina seumuran dengan sang istri yang pasti masih terlalu bocah untuk menghadapi tingkah Narendra yang aneh.

"Cari aja yang lain."

"Mas, kan nanti enak kalau nanti kita main bareng. Mau ya? Mana tau mereka cocok, lagian kamu emangnya gak mau lihat dulu baru mutusin hal ini?"

Wajah sendu sang istri dan rengekan dari istrinya membuat Kawindra mengangguk pelan. Daripada rengekan itu akan terus berakhir sepanjang malam, apalagi kalau sampai menggangu jatahnya. Ia tak akan Sudi hanya karena Narendra jatahnya jadi tertunda.

"Ya sudah."

"Mau mulai dari mana?"

Aleesha melirik sang suami. "Emangnya kamu waktu deketin aku gimana? Tapi ini beda bersih sih, ceweknya yang lebih dulu maju. Kamu kasih info dong apa aja yang dimau sama teman kamu itu. Nah nanti tips-tipsnya juga, biar aku bisa sampaikan pada Zalina.

GAIRAH SUAMI POSESIF ✔️Where stories live. Discover now