Part 27

24.9K 1.1K 43
                                    

"Anda jahat! Mengapa harus membawa saya ke tempat ini?!" ujar Aleesha.

Bagaimana Aleesha tak marah pada ayah biologisnya? Prasojo membawanya entah kemana tanpa persetujuan dari Aleesha, terlebih Prasojo membawanya dalam keadaan tak sadar. Entah kapan, tiba-tiba wanita itu tersadar, ia sudah dalam ruangan yang berbeda.

Tak ada lagi cat putih dinding rumah sakit, atau alat-alat infus. Ia tak sadar saat Prasojo membawanya, Aleesha benar-benar murka. Mengapa setelah, lelaki paruh baya itu membuang ibunya begitu saja, lalu sekarang lelaki itu ingin menjadi sosok pahlawan dan seolah-olah ia adalah ayah yang baik.

Prasojo menghela nafas kasar, lelaki paruh baya itu melakukan hal ini untuk kebaikan anaknya juga. Ia tahu, Kawindra hanya ingin membalaskan dendam dengan cara menikahi anak biologisnya. Tentu, tindakan Kawindra itu, tak akan dibiarkan oleh Prasojo.

"Papa melakukan ini untuk kebaikan kamu, Sha. Ya, papa tau. Selama ini, papa tidak tahu tentang kamu. Bukan karena papa benar-benar tak peduli, papa peduli. Kamu anak papa," jawab Prasojo.

Kebaikan, selalu itu yang disebut oleh Prasojo. Kebaikan apa? Memisahkan ia dari suaminya, memisahkan anaknya dari ayahnya? Aleesha berdecih.

Aleesha mendengkus kasar. "Kebaikan apa yang anda lakukan? Memisahkan saya dengan suami saya? Anda tahu, orang yang anda jauhkan dari saya itu adalah orang yang menyelamatkan saya dari pria tua dan bejat," lalu ia menghela nafas panjang.

Semenjak hamil, wanita itu sulit untuk berbicara panjang. Nafasnya tersengal. "Orang itu, yang melunasi hutang saya. Orang itu juga, yang sudah memberi saya kehidupan yang layak. Anda tak pernah tahu, sebesar apa penderitaan yang saya alami. Jangan sok peduli," lanjut Aleesha.

Prasojo ingin memberi tahu hal yang sebenarnya, tapi ia malah takut anaknya terluka karena fakta ini. Jadi, biarlah ia yang dianggap jahat oleh anaknya sendiri, yang paling terpenting saat ini ialah Kawindra percaya bahwa Aleesha telah tiada.

"Kamu yakin, dia benar-benar peduli sama kamu? Jika iya, maka kamu akan dicari langsung oleh Kawindra. Tapi, apa? Ini sudah lima hari, sejak kamu tak berkabar dengan Kawindra. Terus, jika dia peduli sama kamu, mengapa dia harus membiarkan kamu berangkat sendiri pakai pesawat? Itu bahaya, syukur papa ada di sana," balas Prasojo.

Memang sok tahu, Prasojo adalah manusia paling sok tahu di dunia ini. Aleesha memandang sinis lelaki itu, ia beranjak dari ranjang yang sedang ia tempati.

Lalu, berjalan mendekat pada Prasojo. "Sudah saya bilang, jangan sok tahu. Saya pergi tanpa sepengetahuan suami saya. Jika ia tahu hal ini, dia pasti akan marah. Saya yakin, bukan karena dia tidak mencari saya, tapi anda yang menutup akses. Saya mau pulang," ucap Aleesha.

Ia melangkah keluar kamar itu, matanya melihat segala sudut ruangan. Rumah ini tak terlalu besar, ini semacam villa. Tapi, Aleesha tak tahu ia sekarang berada dimana.

Prasojo mengikuti dari belakang, ia sudah menjaga ketat tempat ini. Sehingga dipastikan Aleesha akan sulit pergi dari sini. Lagipula, ini juga berada jauh dari Jakarta. Kawindra tak akan bisa menemukan mereka, selain itu, Kawindra juga pasti telah mengira istrinya tak akan selamat dari kecelakaan pesawat.

Lelaki paruh baya itu, juga sengaja mutuskan saluran Televisi dan juga telepon. Sehingga dipastikan, Aleesha juga tak akan tahu tragedi kecelakaan pesawat itu. Hal ini, ia gunakan untuk membuat anaknya percaya, bahwa Kawindra sama sekali tak memperdulikannya.

"Bilang sekarang! Saya berada dimana?!"

"Kamu berada di tempat yang aman. Jangan marah-marah, ini tidak baik untuk kandungan kamu. Yuk, makan siang," ajak Prasojo.

Aleesha menggeleng, ia tak ingin makan. Wanita itu hanya ingin bertemu dengan suaminya, ini sudah terlalu lama mereka tak bertemu. Ia dan bayinya, merindukan Kawindra.

GAIRAH SUAMI POSESIF ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang