Bab 13

56.7K 1.4K 24
                                    

Guys tinggalin jejak dong kalo baca, vote aja ga apa-apa hehe. Terimakasih 😉

Aleesha mencari nama Prasojo di mesin pencarian, berkali-kali wanita itu mengetik nama Prasojo. Lumayan membuatnya kesusahan, ia beberapa kali mencocokkan nama Prasojo yang ia temukan dengan nama yang bersanding dengannya di kertas hasil tes DNA.

"Ini kali ya? Aku harus tanya ini ke siapa buat cari bukti valid?" gumam Aleesha.

Sialnya di akte kelahirannya juga tidak ada tertera nama ayah biologisnya, wanita itu tidak menemukan titik terang. Salahnya juga saat dulu ia tak mendesak sang ibu untuk mengungkapkan siapa ayah kandungnya.

Kemudian mata wanita itu langsung terbeliak saat menemukan nama Prasojo. Ia membaca semua artikel mengenai orang itu, lelaki bernama Prasojo adalah seorang yang memiliki hotel di kawasan Jakarta Selatan. Tidak ada artikel tentang siapa istrinya, bahkan tertulis disana ia belum pernah menikah.

"Apa ini dia? Aku harus dekatin dia buat mendapatkan beberapa informasi yang aku inginkan, tapi bagaimana dengan Mas Kaeindra? Dia tidak akan melepaskan aku begitu saja tanpa pengawasannya," ujar Aleesha.

Wanita itu mengetuk-ngetuk jarinya di meja rias, lalu ia menggigit ujung kukunya. "Oh, aku tau. Semoga cara ini bethasil," gumamnya.

Tak berselang lama, Kawindra keluar dari kamar mandi menggunakan selembar handuk. Aleesha buru-buru mengembalikan ponselnya dan menutup layar. Ia kembali mengeringkan rambutnya yang baru saja di keramas.

"Kok belum keringin rambut dari tadi? Padahal tadi kamu bilangnya mau mandi duluan biar cepat," kata Kawindra sambil memakai pakaian dalamnya.

Tadi istrinya memang menolak untuk mandi bersama, malam ini mereka akan menghadiri undangan resepsi pernikahan anak klien dari Kawindra. "Iya tadi aku lagi cari refrensi buat nata gaya rambut dulu," sangkal Aleesha.

Kawindra mengendikkan bahu, lalu ia melanjutkan memakai pakaiannya. "Ditawarin buat ke salon atau panggil orang katanya mau make up sendiri. Tapi malah kebingungan sendiri juga," balasnya jengkel.

Istrinya ini memang keras kepala, padahal Kawindra sudah memberikan opsi yang bagus untuk sang istri sejak awal. Lalu ia beranjak mengambil alih hair dryer, mengeringkan rambut sang istri tanpa kata.

"Makasi sayang," ucap Aleesha.

Wanita itu segera merias wajahnya, sebelum tuan besar melayangkan lebih banyak protes dan membuat Aleesha semakin pusing.

"Jangan terlalu menor, nanti jelek," peringat Kawindra. Padahal, hanya akal-akalannya saja agar sang istri tidak berdandan terlalu berlebihan hingga menjadikan sang istri pusat perhatian.

Kawindra tidak akan membiarkan hal itu terjadi, istrinya itu cantik sekali. Saat tanpa make up saja wajahnya terlihat cantik, akan bahaya jika ada lelaki genit nanti yang mencoba menggoda istrinya.

"Iya, enggak kok. Make up-nya yang biasa dan flawles aja, lipstiknya juga gak menor," balas Aleesha.

Setelah mengaplikasikan make up-nya Aleeaha melanjutkan memakai bajunya. Log dress ala korea, dengan panjang selutut  warna abu-abu dengan bordiran bunga-bunga kecil yang membuat ia tampak anggun.

"Tidak kedinginan?" kata Kawindra.

Aleesha hanya memutar bola mata malas, dress yang ia pakai ini lumayan panjang dan tidak terbuka. Jika ia kedinginan saat di mobil nanti, ia juga sudah menyiapkan jaket.

Alih-alih membalas perkataan Kawindra, Aleesha kembali melanjutkan menata rambutnya. Hanya ia gerai dan ujungnya ia buat bergelombang dan mengenakan jepit kecil. Terakhir Aleesha menyemprotkan parfum berbau vanila. Kawindra sudah melirik istrinya, entah karena ia terlalu lama berdandan mungkin.

GAIRAH SUAMI POSESIF ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang