Bab 41 🔞

71.2K 850 13
                                    

Pertama kalinya dalam hidup, Aleesha menari erotis. Tak pernah ia bayangkan sebelumnya tanpa sehelai baju dan sedang dalam keadaan hamil ia menari erotis di depan suaminya sendiri.

Tetap saja memalukan! Meski Kawindra sudah seringkali melihat bagian tubuhnya tanpa celah.

"Udah, ya?"

"Belum sampai satu jam. Saya masih mau menikmati pemandangan ini," jawab Kawindra.

Sialan! Aleesha mendesah pasrah karena keinginan sang suami. Salah dirinya juga yang menyetujui, tapi mau bagaimana lagi? Lelaki itu selalu saja punya cara agar ia setuju.

Badannya meliuk mengikuti irama, sesekali membuat ekspresi yang menggairahkan sehingga Kawindra merasa puas. Bahkan pria itu tersenyum saat melihat wajah sang istri yang kedapatan sedang menahan kesal.

"Jangan cemberut, saya akan meminta ganti rugi kalau kamu cemberut lagi."

Teng!

Tepat satu jam sudah Aleesha beraksi, kemudian wanita itu mengambil selimut dan menutupi bagian tubuhnya. Sontak saja aksinya itu dilarang oleh Kawindra.

"Kenapa, Mas? Tugas aku udah selesai malam ini. Kamu juga bilangnya cuma nari doang," ujar Aleesha merasa keberatan saat sang suami menyibak selimut.

"Saya belum puas, jadi biarkan saya melihatnya dengan mata secara langsung."

Aleesha berdecak malas. "Tapi aku itu lagi kedinginan, Mas gak mikirin bayi kita sekalian apa? Nanti kalau aku masuk angin malah bikin Mas kewalahan lagi," balasnya.

Tak begitu peduli dengan ocehan sang istri, Kawindra memeluk istrinya agar wanita itu tak lagi protes dan merasa kedinginan. Entah mengapa setiap kali dekat istrinya, ia merasa hasratnya meningkat.

Terlalu aneh, Alessha bagai zat adiktif.

"Jangan erat-erat, nanti kamu malah gencet bayinya. Aku pakai baju aja kalau gitu, ya? Kamu aja enak pakai baju, masa aku gak dibolehin?"

Kawinndra lalu membuka bajunya, sehingga kini pria itu hanya memakai celana pendekal saja.

"Sudah?"

"Bukan itu maksudnya, aku risih tau Mas kalau gak pakai penutup gitu. Kayak model-model erotis yang lagi didekatin sama Om-om," kata Aleesha.

Meski sudah lama berumah tangga, tapi tetap saja dekat dengan Kawindra membuatnya merasa deg-degan. Belum lagi ia begitu malu jika dilihat tanpa busana dalam jarak yang begitu dekat. Aleesha mengutuk fantasi suaminya yang terlalu aneh dan liar!

Kawindra menatap sang istri. "Kamu bilang saya tua?"

"Ya emang tua. Tapi masih kelihatan tampan banget dan cocok jadi suami aku. Apalagi kalau tanpa marah-marah," jawab Alessha dengan santai.

Wanita itu kini tak begitu takut lagi dengan Kawindra, suaminya tak lagi pernah membentak dan berkata kasar. Minus saat mereka sedang melakukan hubungan.

Kawindra mengecup bibir sang istri. "Saya tidak sedang marah. Besok kita akan kembali ke Indonesia, paginya langsung bersiap. Saya punya kerjaan dan kaishan Alan."

"Tumben banget punya rasa kasihan. Terus, nanti Ayah bagaimana? Tinggal di sini aja? Emangnya Mas gak mau bawa Ayah ikut serta buat pulang sama kita?"

"Perawatan di sini lebih baik. Beliau masih dalam masa pemulihan setelah kritis dalam waktu yang lama," jawab Kawindra.

Sejujurnya Aleesha tak begitu percaya dengan jawaban sang suami, ia malah curiga kalau ini merupakan upaya agar Ayah Kawindra tak bertemu dengan Ayah biologisnya.

GAIRAH SUAMI POSESIF ✔️Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ