Bab 50

11.4K 448 21
                                    

"Saya senang banget rasanya," ucap Kawindra.

Pria itu mengecup sang istri, sontak membuat putranya yang tengah bermain menyusun puzzle bersama sang istri langsung merengut marah.

Wajah bocah itu memerah, ia langsung menepuk wajah ayahnya. Apalagi posisi sang ayah yang sedang menjadikan paha sang istri sebagai bantal.

"No! No!"

Kawindra mendengus. "Itu istri saya," katanya.

"Ma.." rengek Barak.

"Heleh! Cuma bisa nangis aja."

Aleesha menepuk pipi suaminya. "Mas, jangan gitu sama anaknya. Kamu ih!"

"Loh, kok ikutan marah?"

Aleesha segera menyingkirkan suaminya, ia merentangkan tangan agar bisa memeluk sang putra dan membawanya dalam dekapan. Wanita itu mengelus kepala Barak, ia tersenyum. "Tadi kok marah sama Papa? Sampai pukul-pukul loh."

"No! No!"

"Barak gak suka kalau Papa cium Mama?"

Bocah itu mengangguk, Kawindra makin mendengus kesal. Semenjak kelahiran sang putra, waktu istrinya lebih banyak tersita untuk buah hati mereka. Terkadang ia merasa iri karena Barak lebih banyak waktu berdua dengan Aleesha, dibandingkan dengan dirinya.

Ah, bocah itu!

"Itu namanya Papa sayang banget sama Mama. Kayak Barak juga yang sering Mama cium. Jadi gak boleh begitu lagi ya, nak. Tangannya digunakan buat yang bagus-bagus aja, kayak tanam sayur kemarin. Terus buat bantu Mama, buat makan," ujar Aleesha.

"Ya! Ya!"

"Nah, sekarang sayang Papa dulu. Minta maaf sama Papa. Barak sayang Papa kan?"

Bocah itu mengangguk lagi, ia merangkak dan mendekat pada sang ayah yang tengah berbaring di samping Mamanya. Lalu mencium pipi sang ayah, membuat Kawindra terkekeh geli. Apalagi saat liur bocah itu menempel pada pipinya, dulu mungkin ia kesal dan merasa jijik. Tapi sekarang malah senang sekali.

Kawindra menangkap tubuh putranya, membawa bocah itu ke atas tubuhnya. "Anak siapa ini?"

"Anak mama!" Sahut Aleesha.

"Anak Mama sama Papa."

"Ya! Ya!"

"Bilang Barak dulu," kata Kawindra.

"Aya!"

"B-A-R-A-K."

"Baba!"

Kawindra tergelak, lalu mengecup-ngecup pipi putranya karena merasa gemas. Ia mengangkat tubuh Barak dengan tangan dan kakinya. Lalu seolah-olah membawa bocah itu terbang ke udara.

Sontak tawa Barak menggema di ruang kamar, bocah itu merasa senang karena diajak main oleh sang ayah.

"Udah, Mas. Nanti takutnya ngigau."

Kawindra menurut, pria itu membaringkan tubuh sang putra di sampingnya. Ia tersenyum, lalu mencubit pipi gembul bocah itu. "Mau tidur sekarang? Kita bersih-bersih dulu, terus ke kamar ya?"

"Emhh..."

"Mama udah ngantuk," sebut Kawindra.

Ia lalu menggendong sang putra menuju kamar mandi, membersihkan tubuh putra dengan telaten. Ia juga mengganti baju sang putra karena bocah itu telah berkeringat.

Sang istri menyiapkan lotion untuk sang putra. "Sini dulu, badannya Mama pijit sebentar."

Syukurnya Barak menurut, sampai tertidur saat kakinya dipijit lembut oleh Mamanya.

GAIRAH SUAMI POSESIF ✔️Where stories live. Discover now