Part 21

25.9K 948 76
                                    

Bagas Prince charming
Guys im coming 🤗

Kawindra menyugar rambutnya dengan kasar, lelaki itu menegak minuman alkoholnya entah yang keberapa kali. Sudah dua botol ia menghabiskan minuman memabukkan itu, setidaknya dua botol bisa sedikit mengalihkan perhatiannya dari semua masalah.

"Kenapa kamu mendahului saya, Zura! Begitu lancang sekali, kamu menyelidikinya diam-diam tanpa sepengetahuan saya! Sial! Brengsek!" rutuk Kawindra.

Lelaki itu melempar baju kemejanya dengan asal, kondisi kamar hotel sungguh memprihatinkan. Barang-barangnya berserakan, ia tak tau bagaimana cara melampiaskan rasa marah dan kecewanya.

Ponselnya kembali berdering, panggilan dari istrinya tertera dilayar. Kawindra melempar ponsel itu dengan asal, tak tahu rasanya bagaimana ia harus mengungkapkan rasa marah ya pada Aleesha.

"Sialan!" umpatnya lagi.

Suara pintu kamarnya diketuk, Kawindra berdecak. Padahal, tadi ia sudah mengatakan pada Alan jika dirinya tak ingin diganggu kali ini. Bahkan, Kawindra juga menolak ajakan makan malam dari partner kerjanya.

Kali ini ketukannya semakin menganggu pria itu, akhirnya Kawindra beranjak melangkah ke arah pintu. Ia memutar kenop pintu, masih dengan matanya yang blur karena mabuk dan pikirannya yang tak seimbang.

"Maaf, saya ganggu Pak Arsena lagi kali ini. Tapi, saya gak bakal pergi sebelum bapak maafin saya dan mencabut tuntutan laporan. Saya mohon, Pak. Tolong bantu saya kali ini," ucap Hana putus asa.

Sudah berkali-kali ia mencoba membujuk Kawindra dan mengusulkan jalur damai. Hana benar-benar tak sanggup jika harus mendekam dijeruji besi, walau sehari saja ia tak akan merasa sanggup.

Bagaimana dengan dirinya, orang-orang akan makin menganggap dirinya rendah. Ayahnya tak akan bisa melawan Kawindra, karena akan kalah kuasa.

Ah, lagipula jika ayahnya pun bisa. Hana tak yakin jika ayahnya itu mau membantu.

Kawindra terkekeh, dalam bayangannya yang berada di depannya saat ini adalah Aleesha. Istrinya meminta maaf, setelah hal lancang yang dilakukan olehnya.

"Kamu mengecewakan saya," ucap Kawindra.

Hana mengangguk, ia pikir Kawindra berbicara mengenai dirinya. Memang pantas jika Kawindra merasa kecewa, ucap Hana dalam hati. Bahkan, memang pantas jika Kawindra memendam benci padanya. Ia tahu, bahwa perlakuannya begitu tidak pantas dan keterlaluan.

"Saya minta maaf, Pak Arsena. Tapi, saya mohon tolong saya kali ini. Tak apa jika bapak tak bisa memaafkan saya," ucap Hana.

Kawindra berdecih, tapi ia mendekat kepada Hana. Lelaki itu mendorong Hana agar masuk ke kamar hotelnya, lalu dengan cepat ia mengunci kamarnya.

"Kenapa kamu repot-repot menghampiri saya? Mau minta maaf perlakuanmu itu? Saya terlanjur kecewa, kamu melewati batas!"

Kawindra mencengkram punda Hana dengan kuat, hingga Hana deg-degan luar biasa. Takut, jika Kawindra menghabisinya malam ini. Bisa saja, karena tindakan Hana yang diluar batas itu memancing emosi Kawindra.

Lalu, tangan Kawindra menarik lengan Hana dengan kasar. Ia menjatuhkan tubuh Hana di ranjang, Kawindra tertawa puas karena dibayangkannya saat ini adalah wajah Aleesha yang ketakutan.

Ia tak peduli, jika anaknya malam ini dikandungan Aleesha terjadi sesuatu. Lelaki itu tak lagi berpikir jernih, yang ia lakukan saat ini adalah ia ingin melampiaskan amarahnya pada Aleesha.

Mungkin, melakukan hubungan badan dengan kasar bisa memberi pelajaran untuk Aleesha saat ini, begitu pikir Kawindra.

Dengan cepat, ia membuka baju kaos dalamnya. Lalu, dilanjut membuka resleting celana. Sedangkan Hana terbelak, iaemang menyukai Kawindra dan menginginkan pria itu.

GAIRAH SUAMI POSESIF ✔️जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें