Part 4

110K 2.1K 43
                                    

Selamat membaca, jangan lupa votenya.

🐣🐣🐣🐣

Menurut Ayeesha mempunyai suami seperti Kawindra adalah sebuah berkat sekaligus ancaman. Kawindra, lelaki tiga puluh enam tahun itu dewasa secara umur dan sikap. Yah, meskipun terkadang ia suka bertingkah seperti anak kecil.

Tidak akan ada drama dasi lupa menyimpan, panggil Ayeesha karena ia sendiri lupa menaruh barang dan sebagainya.

Kawindra seperti namanya, terkadang Aleesha bingung sendiri dengan gairah dari suaminya itu. Apakah laki-laki dewasa dan berumur akan meledak-ledak begitu? Pikirnya.

Satu lagi sifat Kawindra yang begitu posesif membuatnya kadang tertawa, wajah tegas dingin nan garang itu seperti kucing jika menyangkut dengan istrinya. Istrinya dilarang memakai pakaian pendek dan transparan saat di luar kamar, katanya takut tiba-tiba sahabatnya datang atau para pengawal melihat. Jadi, Ayeesha bebas berpakaian jika sedang bersama dengan suaminya saja.

Ayeesha tak mengerti, apakah perasaan yang ia punya sekarang adalah cinta yang wajar dari istri terhadap suaminya. Atau, ia merasa datangnya sosok Kawindra di hidupnya mengggantikan sosok lelaki dewasa yang disebut sebagai ayah.

Tidak memiliki ayah sejak kecil, menjadikan ia menjadi seseorang yang butuh curahan dari sosok lelaki dan Kawindra melakukan hal itu.

Ayeesha menatap suaminya yang tampak gusar. "Kamu ada masalah, Mas?" tanya Ayeesha.

Suaminya itu dari tadi sibuk memindahkan posisi tidur dari miring, telungkup hingga telentang. "Tidak ada. Kamu tidurlah, tidak baik jika ibu hamil tidur larut malam" jawab Kawindra.

Aleesha tersadar sesuatu, sejak tadi suaminya agak berubah. Lebih tepatnya saat melihat tespeck dua garis merah yang menandakan bahwa Ayeesha hamil.

Ayeesha mendekatkan tubuhnya pada sang suami. Lalu kepalanya mendongak agar bisa melihat mata jernih suaminya.

"Kamu ga suka aku hamil?" lirih Ayeesha, bahkan suaranya terdengar seperti berbisik ditelinga Kawindra.

Lelaki yang memiliki cambang tipis itu menatap balik istrinya. Terlihat air mata menetes dari mata coklat istrinya, lalu tangannya bergerak menghapus air mata itu.

"Saya bukannya tidak suka, tapi kamu tahu kan ini di luar dari pikiran saya. Ini filuar dari kesepakatan awal saat kita menikah" jawabnya.

Ayeesha terisak, ia mana tahu akan hal itu. "Terus, kamu mau bagaimana? Mau anak ini diaborsi aja?" sekarang air matanya semakin banyak yang lolos tanpa dikomando.

Aborsi? Mengingatkan Kawindra tentang percakapannya dengan Deana tadi siang.

*****

Setelah Deana menyuruh Aleesha tes kehamilan menggunakan tespeck, dan hasilnya garis dua. Kawindra tercenung, dibawanya Deana keluar dari kamar.

"Bagaimana bisa hamil?" tanya Kawindra gusar pada Deana-- sepupunya.

Deana terperangah, apa hal ini penting ditanyakan oleh seorang suami yang membuat istrinya hamil. "Harusnya itu gue tanyain ke lo! Lagian dua anak manusia yang melakukan hubungan seksual maka bisa menghasilkan bayi! Bukan berlian! Belajar biologi ga sih lo? Taunya prakteknya doang tapi ga tau teori" omel Deana.

Kawindra menghela nafas berat. "Maksud saya, saya sudah menggunakan pengaman" jelasnya.

Lagi Deana menganga. Umumnya, pasangan yang baru menikah wajar mendambakan kehadiran sang buah hati. Namun, mengapa sepupunya terlihat tidak bahagia.

GAIRAH SUAMI POSESIF ✔️Where stories live. Discover now