Bab 36

22.2K 911 13
                                    

Aleesha menghela nafas panjang, setelah sampai di rumah wanita itu tak diperbolehkan kemanapun. Kawindra takut jikalau terjadi apa-apa dengan istrinya, untuk itu Aleesha hanya berdiam diri dan menghabiskan waktunya di rumah.

"Neng? Kok melamun aja, nanti malah kesambet. Gak baik ibu hamil kerjaannya malah melamun aja," kata Mbok Mirna.

Wanita yang kini tengah mengunyah coklat almond itu langsung menoleh. "Iya, aku lagi bosan banget. Kayak bingung mau ngapain, Mbok. Kalau begini caranya aku bagusan kerja, biar gak bosan aja di rumah. Ini jangankan buat kerja, aku aja gak diijinkan buat keluar rumah. Kayak penjara aja," jawab Aleesha.

Mbok Mirna terkekeh, lalu wanita paruh baya itu memberikan segelas susu hamil untuk diminum oleh Aleesha.

"Ya, dinikmatin aja dulu. Tandanya Bapak sayang banget sama, Neng. Takut kehilangan juga, Neng gak tau aja gimana Bapak waktu tau kalau ternyata emang Neng gak selamat. Tubuhnya emang di sini, tapi pikirannya emang kosong. Kayak mayat hidup banget, kasihan waktu itu. Mbok juga merasa bersalah karena udah biarin Neng pergi gitu aja tanpa sepengetahuan Bapak," balas Mbok Mirna.

Aleesha tersenyum, ia tak tahu jika Kawindra akan merasa begitu kehilangannya. Padahal selama ini pria itu terlihat tak begitu peduli atau lebih tepatnya Kawindra hanya membutuhkan tubuhnya saja.

Namun, nyatanya memang Kawindra memiliki perasaan padanya. Meski lelaki itu tak mengatakannya secara gamblang, tak apalah. Perhatiannya saja sudah cukup bagi Aleesha, ia yang selama ini kehilangan sandaran jadi memiliki sandaran baru.

"Iya, waktu itu aku cuma mikirnya biar ketemu sama Mas Kawindra. Tapi kayaknya malah bikin masalah baru," balas Aleesha.

Sampai sekarang Aleesha juga tak tahu ada apa antara Prasojo dengan sang suami. Masalah masa lalu yang tak Aleesha ketahui sampai saat ini, entah persaingan bisnis atau masalah lainnya yang masih mengganjal di hati Aleesha.

Mbok Mirna mengambil tempat duduk di samping Aleesha. "Jangan ragukan perasaan suami sendiri, Neng. Saya udah lama kenal sama beliau, orangnya memang sulit buat dekat sama wanita. Makanya waktu dia tiba-tiba nikah sama Neng itu bikin saya senang banget. Akhirnya beliau bisa menemukan seseorang yang dicintai," katanya.

Apakah iya? Aleesha rasanya tak begitu yakin awalnya jika Kawindra benar-benar tertarik padanya. Aleesha hanya anak magang dengan wajah kusam, tak mungkin rasanya Kawindra dapat meliriknya.

Ayolah! Ini bukan kisah Cinderella dalam dunia dongeng, tak akan mungkin pangeran tampan dapat melitik itik buruk rupa sepertinya. Jadi, pasti awalnya karena ada sesuatu di antara Prasojo dan Kawindra hingg lelaki itu menikahinya.

"Saya harap juga begitu, Mbok. Semoga aja perasaan Mas Kawindra selama ini gak palsu," balas Aleesha.

Mbok Mirna terdiam, lalu wanita itu berdiri dari duduknya. "Saya mau permisi dulu buat beresin yang lain, Neng. Susunya jangan lupa diminum biar bayinya sehat."

_____

Kawindra memijit pelipisnya dengan kasar, Prasojo masih saja ingin mengganggu istrinya. Padahal lelaki itu sudah menganggap bahwa masalah ini telah selesai, namun rupanya Prasojo tetap saja tak dapat dimengerti oleh Kawindra.

"Bos? Rapat sama Hotel Atmaja diundur. Mereka mohon maaf karena Pak Atmaja tiba-tiba kena serangan jantung dan dilarikan ke rumah sakit," ucap Alan.

Asisten Kawindra itu melirik bosnya yang kini sedang menutup mata sambil memijit kepala. Lalu, ia melangkah untuk mendekat pada Kawindra. Barangkali kini Kawindra tertidur dan tak mendengarkan ucapannya.

"Bos?"

"Saya tau Alan. Tidak masalah, lagipula kalau tidak ada Pak Atmaja saya juga tidak ingin memulai. Jadi sekarang saya sudah selesai? Apa ada lagi yang perlu saya tanda tangani?"

Alan mengerjap, ternyata Kawindra tak tertidur. Syukur bosnya itu tidak marah karena telah mengganggu, biasanya pria itu cukup sensitif dan mudah sekali marah karena hal kecil. Ya, memang Kawindra cukup emosional. Hanya Alam saja yang betah menjadi asisten dari lelaki banyak mau itu.

"Tidak ada, Bos. Untuk besok semua juga udah clear, paling tinggal follow up email dari Citra Nusa aja."

Kawindra mengangguk, lelaki itu kemudian mengambil jasnha di kursi dan menyimpan ponsel serta batang yang penting lainnya. Lalu, ia beranjak dari duduknya.

"Saya mau pulang sekarang, kamu nanti saja pulangnya. Satu jam lagi juga pulang, saya mau bertemu istri. Kalau kamu tidak ada istri, jadi tidak masalah kalau pulang lama."

Alan terdiam, lelaki itu memang belum mempunyai istri. Namun, apakah sopan jika Kawindra menekankan hal ini padanya? Syukurnya Alan manusia super yang memiliki stok kesabaran untuk menghadapi bos seperti Kawindra.

"Iya, bos. Emang cuma bos aja yang punya istri, sepertinya uang lain pada jomblo."

Kawindra mengendikkan bahunya tanpa peduli, lalu ia melangkah meninggalkan ruang kerjanya. Lebih baik ia pulang ke rumah, sebab Aleesha telah mengirimkan pesan padanya.

_____

"Martabak pesanan kamu," ucap Kawindra.

Aleesha mengangguk, ia kemudian membuka kotak yang berisi martabak. Lalu, mencomotnya satu potong dan mengunyahnya dengan pelan.

"Makasih, baik banget suamiku. Enak, aku cuma kepengen satu aja. Kamu habiskan aja sisanya," kata Aleesha.

Kawindra mengerenyit, lelaki itu tak pernah makan martabak. Hanya karena untuk menuruti mau istrinya saja, makanya lelaki itu membelinya.

"Kasih yang lain saja, saya tidak mau. Yuk sekarang ke kamar sekalian mandi," ucap Kawindra.

Aleesha merengut, tapi wanita itu tak mau membantah ucapan sang suami. Sebab tadi ia juga sudah berjanji ingin mandi bersama kali ini, sudah lama sekali mereka tidak mandi bersama.

Akhirnya ia mengikuti sang suami di belakang, sedangkan Kawindra berjalan lebih dulu.

Setelah sampai di kamar, Kawindra membuka bajunya serta celana panjang. Hingga kini lelaki itu hanya mengenakan celana pendek serta kaos putih tipis.

"Mandi sekarang? Apa gak kecepatan, nanti kita keringat lagi. Kalau agak nanti aja, bagaimana?" tawar Aleesha.

Pasalnya kini masih pukul 15.00 wib, tentu saja masih terlalu siang bagi Aleesha jika untuk mandi sore.

Kawindra terkekeh pelan. "Kan memang tujuan kita agar berkeringat, untuk itu mandinya sekalian jam segini. Bukan mandi biasa sayang, kita coba variasi baru supaya lebih nikmat. Lagipula kita juga telah lama tidak making love," jawabnya.

Ya, memang sudah lama mereka tidak bercinta. Aleesha juga takut ada apa-apa dengan kandungannya, kemarin karena ia sempat konsultasi dan diketahui bahwa jika melakukan hubungan suami istri sama sekali tak masalah.

Aleesha tersenyum saat melihat wajah mesum suaminya. "Tapi janji kalau aku minta udahan, kamu juga harus udahan. Jangan dilamain keluarnya."

"Suka-suka saya," kata Kawindra.

Akhirnya mereka berdua menuju kamar mandi, Alesha membuka bajunya saat di kamar mandi. Hingga menyisakan bra dan celana dalam berwarna biru muda.

"Kayaknya perut kamu semakin besar, jadi terlihat lebih seksi sekarang. Si kembar juga lebih berisi dari sebelumnya, begitu juga dengan yang di belakang tak mau kalah. Kalau begini, saya akan keluar lebih lama lagi."

Komentar dari Kawindra membuat Aleesha bergidik, suaminha itu begitu frontal dalam berucap.

"Mulut kamu harusnya dicuci dulu pakai pemutih," balas Aleesha.

Meski mereka sudah berkali-kali melakukannya, namun tetap saja Aleesha masih merasa bergidik saat dipuji oleh sang suami.

Kawindra terkekeh, lalu lelaki itu mendekat. Telapak tangannya ia gunakan untuk menangkup dua gunung kembar yang ia sukai, tangannya bermain-main di sana. Hingga lenguhan dari sang istri terdengar dan membuat Kawindra semakin menegang.

"Hadap kaca, saya mau lihat wajah kamu sekalian."

"Kamu kok suka banget lihatin?"

"Biar lebih semangat," jawab Kawindra santai.

Maaf lama guys, sibuk banget serius. Aku sampe lupa pemeran Mbok Mirna ini.
Sehat selalu kalian semua








GAIRAH SUAMI POSESIF ✔️Where stories live. Discover now