Part 30

25.5K 1K 49
                                    

"Saya Brata," ucap lelaki yang mengenakan stelan santai tersebut. Lelaki itu mengulurkan tangannya di depan Aleesha.

Setelah menyeruput kelapa mudanya, Aleesha menjabat tangan lelaki di depannya. "Aleesha," balas wanita itu.

Lalu, dengan segera Aleesha melepaskan tangannya, dan kembali sibuk makan cemilan. Tampaknya, wanita itu benar-benar lapar kali ini. Sebab, di penginapan ia sama sekali tak ada selera untuk menyentuh makanan. Pikirannya terpaku pada Kawindra, sudah lama mereka tak bertemu.

Tentu, hatinya dilanda rasa gelisah. Sedang apa lelaki itu sekarang? Apakah Kawindra dapat tidur dengan nyenyak? Atau, lelaki itu malah berkencan dengan wanita lain? Sampai-sampai, saat tak ada kabar darinya, Kawindra sama sekali tak ada usaha untuk mencarinya.

"Kamu melamun," ucap Brata, menegurnya.

Aleesha mengerjap, karena kepikiran sang suami, ia jadi seperti ini. Ah, sudah lama sekali mereka tak bertemu. Aleesha merindukan sang suami, sentuhannya, suaranya, bahkan tatapan tajam sang suami.

"Ah tidak. Mau?" tawar Aleesha.

Lelaki itu menggeleng, Aleesha hanya diam dan kembali memakan cemilannya. Matanya melirik lelaki di sampingnya yang sibuk memainkan ponsel, ah Aleesha jadi teringat pada ponselnya. Andai saja, ponselnya sekarang ada. Pasti, wanita itu bisa menghubungi Kawindra.

Matanya beralih pada suruhan Prasojo yang sedang berdiri di sudut, tak jauh dari Aleesha. Wanita itu kemudian memanggil salah satu diantara mereka. "Tolong belikan air putih, tapi yang dingin," ucap Aleesha.

Lelaki berbadan tegap tersebut mengangguk, lalu berlari memenuhi perintah dari Aleesha. Lalu, Aleesha kembali menyuruh yang satunya, wanita itu beralasan ingin makan nasi khas daerah sini. Menag tak jauh dari pantai, hanya beberapa meter.

Setelah kedua orang tersebut pergi, ia kemudian melirik ke arah Brata yang juga meliriknya.

Brata menyipitkan matanya. "Bodyguard, kamu?" tanya lelaki itu.

Aleesha menggeleng, memang bukan. Sebab, itu suruhan Prasojo dan Aleesha tak menginginkan hal itu. Seperti putri presiden saja! Seumur-umur, dulu saja saat ia sering pulang terlambat tak pernah ada yang mencari. Lalu, sekarang? Hah! Ternyata, hidup itu bisa berputar ya?

Melihat tanggapan Aleesha, Brata tak percaya begitu saja. Ia meneliti tampilan Aleesha, tampak biasa saja. Tapi, bukankah orang yang benar-benar kaya itu, memang biasa? Seperti dirinya.

"Boleh gak. Eh-m, aku pinjam ponsel kamu?" tanya Aleesha.

Brata kembali menyipitkan matanya, punya bodyguard, dan terlihat seperti orang berada. Lalu, untuk apa meminjam ponselnya? Atau, jangan-jangan ini komplotan pencopet yang sengaja menyamar! Tapi, wajah Aleesha tampak memohon, Brata jadi kasihan padanya.

"Buat?" tanya Brata.

Aleesha melirik ke arah bodyguard-nya, belum ada tanda-tanda mau menghampiri dirinya. Ia harus bergerak cepat, jika tidak, pergerakannya akan langsung tercium.

"Gue mau hubungi seseorang, penting banget. Antara hidup dan mati. Sebelum dua orang yang tadi, balik sini lagi. Tolong," ucap Aleesha memelas.

Wanita itu tak ingin kehilangan kesempatan, ia harus berhasil kali ini. Jarang sekali Prasojo memperbolehkan dirinya keluar, ia tak punya banyak waktu.

Brata mengangguk, lelaki itu menyerahkan ponselnya. Sebab, kasihan melihat wajah Aleesha yang memelas.

"Makasih," ucap Aleesha.

Dengan gerakan cepat, ia langsung menekan nomor Kawindra. Ia hafal luar kepala nomor itu, kata Kawindra, wanita itu memang harus menghafalnya.

"Angakt dong. Kamu emangnya, lagi ngantor jam segini, ya?" gumam Aleesha.

GAIRAH SUAMI POSESIF ✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora