17. KEJELASAN

3.4K 646 64
                                    

Arum terdiam sembari menatap sayur asam yang tengah ia masak. Pikirannya berkelana ke mana-mana. Berbagai pertanyaan terus menghinggapi pikirannya. Ke mana saja Mas Danu selama satu minggu itu? Urusan mendesak apa yang pria itu lakukan? Dan apa hubungan Mas Danu dengan Bima yang Arum curigai sebagai mayor yang menyelamatkannya.

Suara itu... ya suara itu... Arum yakin sekali suara itu adalah suara sang mayor. Ia tidak mungkin melupakan hari itu. Hari di mana Arum mengira ia akan selamanya di lemari itu atau bahkan mungkin memiliki nasib yang sama seperti penduduk lain kalau saja mayor itu tidak menghentikan pencariannya. Namun, apa pun kecurigaannya pada Mas Bima, tidak ada satu pun yang negatif. Ia malah berharap pada pria itu. Berharap Ayah juga ikut diselamatkan.

"Arum."

Panggilan itu membuat Arum terlonjak kaget. Dengan segera ia mematikan kompornya, lalu berjalan ke arah lemari pendingin. Ia mencari buah-buahan yang mungkin bisa ia makan malam ini, sembari mengabaikan Mas Danu. Arum masih jengkel pada pria itu -sangat jengkel. Mas Danu meninggalkannya seolah-olah ia hanyalah teman tidur pria itu, yang bisa didatangi jika diinginkan.

"Arum," panggil Mas Danu lagi sembari mendekati Arum. Arum sadar akan keberadaan pria itu yang semakin memasuki area pribadinya. Karena itu, Arum dengan segera menyingkir, tidak mempedulikan ke mana tujuannya, yang penting menjauh dari Mas Danu.

"Arum... hei..." panggil Mas Danu lembut, terus mengekori Arum yang menyibukkan dirinya di dapur. Arum dengan sengaja menyanggul rambut panjangnya ke atas, agar Mas Danu tidak bisa menyentuh rambutnya -yang mana rambut panjangnya adalah hal favorit Mas Danu dari Arum. Tidak, Arum tidak akan membiarkan Mas Danu menikmatinya malam ini. Sehelai rambutnya pun tidak.

Arum berjinjit mencari biskuitnya dalam lemari. Ia mengeluarkan biskuit itu dan ingin menyingkir lagi, sebab Arum bisa merasakan hangatnya tubuh Mas Danu di belakang tubuhnya, meskipun pria itu tidak menyentuhnya sama sekali. Sialnya, Mas Danu dengan segera meletakkan tangannya di konter, memblokir jalan Arum. Ketika Arum menyingkir ke sisi yang lain, Mas Danu kembali melakukan hal yang sama, jadilah ia terkurung di antara kedua tangan kokoh pria itu.

"Marah?" tanya Mas Danu pelan sembari mencium tengkuk Arum, membuat Arum menyesali keputusannya untuk mengikat rambutnya.

Arum masih diam dengan tubuhnya yang menegang. Ia menghela nafas pelan sembari memundurkan tubuhnya, sebab udara terasa cukup sesak di sekitarnya. Namun, tubuhnya malah membentur tubuh kuat Mas Danu yang berdiri di belakangnya. Mas Danu memanfaatkan hal itu dengan memeluk pinggang Arum menggunakan satu tangannya, sedangkan tangannya yang lain tetap ia tumpukan di konter. Arum bersyukur Mbok Asri sudah pulang, sebab tentu saja adegan ini sangatlah tidak senonoh.

"Karena Mas pergi lama?" bisik Mas Danu lagi sembari mencium lekuk leher Arum.

"A-Arum mengantuk," ucap Arum sembari melepaskan pelukan di tubuhnya dan menjauh begitu saja dari Mas Danu.

"Kamu akan menghindari saya seterusnya, Arum?" ucap Mas Danu dengan nadanya yang serius dan terdengar tidak senang.

Arum tetap diam, sembari berjalan ke kamarnya sendiri.

"Arum," panggil Mas Danu tidak sabaran.

"Iya," jawab Arum dingin.

"Hanya karena saya pergi..."

"Karena Mas pergi tanpa memberitahu apa-apa!" sentak Arum jengkel sembari membalikkan tubuhnya ke arah Mas Danu.

"Mas bercinta dengan Arum, lalu meninggalkan Arum begitu saja, setiap paginya, seolah-olah Arum hanyalah pelacur yang digunakan hanya ketika Mas menginginkan Arum. Mas tidak pernah memberitahu Mas ke mana, lalu tiba-tiba Mas pergi selama seminggu. Dan malamnya, Mas akan seperti ini lagi... bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan kembali bercinta dengan Arum, tanpa menjelaskan apa pun," jelas Arum dengan air matanya yang menitik. Ia sangat emosional sekarang. Arum jengkel sekali pada Mas Danu. Lagi-lagi ia merasa seperti sudah mengenal pria itu dengan baik, tetapi nyatanya Mas Danu jauh lebih dalam dari sekadar yang ia kenal. Arum bahkan masih tidak tahu di mana Mas Danu bekerja.

NAMANYA ARUM.Where stories live. Discover now