18. KEBENARAN

3.5K 689 133
                                    

Sejak malam Arum menyatakan perasaannya secara jujur pada Mas Danu, pria itu tidak lagi meninggalkannya di pagi hari. Ketika Arum terbangun, ia pasti selalu menemukan Mas Danu terlelap di sampingnya. Terkadang Arum terbangun dalam pelukan Mas Danu atau Mas Danu yang berada dalam pelukannya. Setiap hari ketika bangun, posisi tidur Arum dan Mas Danu pastilah selalu berhimpitan dan tak pernah berjauhan.

Tak ada jarak di antara keduanya dan Arum menyukai hal itu. Ia menyukai kedekatan dan keintiman ini. Ia menyukai Mas Danu yang selalu terlelap di sampingnya ketika pagi hari. Arum menyukai kebiasaan barunya, menonton Mas Danu yang terlelap dengan nafas pria itu yang damai. Sesekali Arum beringsut masuk ke dalam pelukan Mas Danu. Dan dalam keadaan setengah sadar, Mas Danu juga menarik Arum semakin tenggelam dalam kehangatan tubuhnya.

Keduanya kian mesra setiap harinya, apalagi kini Mas Danu lebih banyak di rumah, karena cuti yang ia ambil. Ketika Mas Danu di rumah, maka Mbok Asri tidak bekerja, sebab kini Mas Danu yang menjaga Arum secara langsung. Namun, ketika Mas Danu ada keperluan di luar, Mbok Asri akan datang dan kembali menjaga Arum yang tengah hamil muda.

Sore yang cerah itu, Mas Danu dan Arum memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan bersantai bersama. Alunan lagu merdu pemutar vynil terdengar harmonis dengan cicit burung di taman rumah. Mas Danu duduk selonjor di sofa dengan punggungnya yang bersandar di sandaran lengan. Matanya ikut membaca kata demi kata yang terlihat di buku yang dipegang Arum. Arum kini duduk di antara kedua kakinya dengan posisi selonjor yang sama sembari membaca buku bertemakan seni tersebut. Punggung Arum bersandar di dadanya dengan posisi yang nyaman.

Ketika bosan, sesekali Danu memainkan rambut panjang Arum yang bergelombang. Ia menggulung rambut Arum dengan jari telunjuknya dan sesekali mengepangnya asal-asalan. "Harum," bisik Mas Danu entah yang ke berapa kalinya pada Arum.

"Mas, sebenarnya Mas umur berapa?" tanya Arum tiba-tiba sembari mendongakkan kepalanya, menatap Mas Danu. Sampai saat ini ia bahkan tidak tahu umur suaminya sendiri.

"Kenapa tiba-tiba?" tanya Mas Danu dengan dengusan gelinya.

"Arum hanya penasaran," jawab Arum sembari menarik tangan Mas Danu agar memeluk tubuhnya semakin erat.

"Hm..." gumam Mas Danu perlahan sembari menempelkan sisi wajahnya ke pelipis Arum. "Umur, Mas tiga-puluh tahun ini."

"Tiga puluh?" ulang Arum kaget. "Arum bahkan masih sembilan belas tahun ini, Mas."

"Apa kamu mengejek Mas sekarang?" ucap Mas Danu dengan wajah tidak terimanya.

Arum tertawa melihat wajah cemberut Mas Danu yang tidak biasa. Ia mencubit lembut ujung hidung Mas Danu, sembari berkata, "Mas masih ganteng."

"Ganteng? Itu pertama kalinya Mas mendengar hal itu dari kamu," jawab Mas Danu dengan nadanya yang terkesan.

"Hanya Mas terlalu besar..." gumam Arum yang kembali memancing wajah tidak terima dari Mas Danu. Tubuh Mas Danu adalah jenis tubuh yang besar karena sehat dan terlatih dengan baik, terlihat dari beberapa ototnya yang cukup menonjol. Yang membuat figur pria itu besar adalah tingginya yang di atas rata-rata dan tubuhnya yang bidang dan kuat.

"Kamu yang terlalu kecil, Arum," jawab Mas Danu tidak mau kalah.

"Arum ndak kecil," protes Arum sembari menolehkan wajahnya ke arah Mas Danu dengan wajah marahnya.

"Waktu kamu jatuh di sawah Pak Tarno saja, kamu sampai nggak kelihatan, saking kecilnya," ejek Mas Danu dengan sengaja, membuat Arum semakin tidak terima.

"Seendaknya Arum kalau tidur, kakinya ndak menggantung," ejek Arum, lalu menertawai ejekannya sendiri dengan puas. Dengusan geli terdengar dari Mas Danu ketika melihat Arum bisa tertawa lepas hanya karena mengejeknya. Tawa Arum yang ringan akhirnya tertular juga pada Mas Danu. Di sore yang hangat itu, untuk pertama kalinya, Arum bisa tertawa bersama Mas Danu. Selama ini, mereka jarang sekali bercanda. Keduanya hanya akan membicarakan hal yang serius atau pun bercinta. Itulah bahasa kasih keduanya. Namun, kini berbeda dan Arum menyukai sesuatu yang baru ini.

NAMANYA ARUM.Where stories live. Discover now