23. KETAKUTAN

3.1K 714 162
                                    

Ketakutan Arum kini menjadi kenyataan. Mas Danu benar mencarinya di kota itu, meskipun tidak secara terang-terangan. Arum tahu bagaimana pria itu bekerja. Mas Danu akan mengirimkan anak buah, menyamar sebagai warga kota itu dan memperhatikan gerak-gerik Arum setiap hari, mencari di mana Arum tinggal dan bersama siapa. Ketika semuanya sudah pasti, Mas Danu sendiri yang menjemputnya. Pria itu licik seperti iblis, di balik pembawannya yang tenang dan kalem. Neraka bahkan tidak sudi menerima pria seperti Mas Danu.

"Arum!" panggil Mas Danu pelan dengan nada lembutnya. Suara pria itu menggema di rumah Mama Sintha yang terasa sepi dan kosong itu. Arum sendiri bersembunyi di balik palang tangga teratas rumah Mama Sintha, mengintip apa yang sedang terjadi di ruang tamu. Ia tak sendirian, sebab perempuan-perempuan lain di situ juga ikut bersembunyi, sekaligus melindungi Arum. Mama Sintha-lah yang menghadap Mas Danu sendirian dengan segala ketegaran yang ia punya.

"Dia tidak ada di sini," gumam Mama Sintha dengan wajah tidak pedulinya sembari menggerakkan kipas tangannya.

"Dia di sini," balas Mas Danu tenang, membuat Arum semakin yakin pria itu sadar akan kehadirannya.

"Kenapa kamu sangat yakin, Danu? Apa kamu juga sudah melihat gerak-geriknya, seperti yang kamu lakukan pada warga kota ini?" balas Mama Sintha berani, membuat Arum dan perempuan lain sontak menghela nafas kaget.

Danu menatap Mama Sintha cukup lama, sebelum pria itu kembali memalingkan pandangannya ke arah lain, mengabaikan segala perkataan wanita itu. "Arum..." panggil Danu lagi dengan nadanya yang sedikit membujuk.

Danu memberanikan dirinya melangkah mendekati anak tangga, sampai Mama Sintha menghalangi jalannya. Keduanya kini saling bertatapan. Mas Danu dengan tatapan tenangnya dan Mama Sintha dengan tatapan beraninya. Meskipun pria itu terlihat tenang, tetapi Mama sintha sadar jika Danu tampak tegang.

"Ini tata krama orang kependudukan?" sindir Mama Sintha tajam.

"Ini tata krama orang pelabuhan?" balas Mas Danu lagi, tidak mau kalah. "Menyembunyikan istri orang lain."

"Menyembunyikan istri seorang pembunuh," desis Mama Sintha, membuat Danu memicingkan matanya. Tangannya terkepal erat di samping tubuhnya dan hal itu tak luput dari pandangan Arum. Danu meraih leher Mama Sintha dan mencekiknya lembut. Tidak bermaksud untuk benar-benar menyiksa wanita itu, tetapi cukup untuk membuat bulu kuduk Mama Sintha dan Arum berdiri tegak.

"Jangan memancing saya," ucap Danu mendikte setiap perkataannya pada Mama Sintha.

"Bunuh saya sebisa kamu, Danu..."

"M-mas," panggil Arum pelan, membuat Mama Sintha dan Mas Danu mendongakkan kepala mereka ke arah Arum. Mama Sintha melebarkan matanya kaget sekaligus khawatir. Ia berulang kali menyuruh Arum kembali dengan tatapannya, tetapi Arum bersikukuh berdiri di ujung tangga teratas dengan tubuhnya yang gemetar.

Arum tidak ingin ada korban lain karena dirinya. Perbuatan pria itu membuat Arum sadar jika Mas Danu jauh lebih berkuasa dari yang ia pernah bayangkan. Dan Mama Sintha bukanlah tandingan pria itu. Sudah cukup, Arum melihat Ayah pergi meninggalkannya, jangan lagi ada orang lain yang ia kasihi meninggalkannya.

"Pulang, Arum," gumam Mas Danu lagi dengan nadanya yang sepelan mungkin.

"Naik, Arum," sergah Mama Sintha cepat.

"Daripada kamu memaksakan pilihan untuk dia, biarkan Arum memilih," gumam Mas Danu lagi dengan nada dinginnya. "Pulang bersama saya atau tinggal di sini."

Itu bukan pilihan. Itu sebuah ultimatum. Paksaan.

Tinggal di rumah Mama Sintha membuahkan konsekuensi yang besar untuk orang-orang di situ, sedangkan pulang bersama Mas Danu hanya akan membahayakan dirinya sendiri... dan anaknya. Arum merasakan hatinya diremas ketika ia melangkah turun, tangga demi tangga, semakin mendekati Mas Danu. Mama Sintha tampak seolah ingin mencegah Arum, tetapi Mas Danu dengan sigap mengulurkan tangannya pada Arum. Arum menitikkan air matanya ketika ia meraih tangan besar Mas Danu. Menggandeng iblis penyebab penderitaannya.

NAMANYA ARUM.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang