9 [Nenen Boba]

42K 4.1K 239
                                    

Btw ini part terpanjang ya, jadi yok tolong hargai dengan memberi VOTE dan KOMENT.
Jangan jadi silend reders, gue capek keselnya🙏
Kalo gak mau koment, senggaknya jangan BACA!! Saling sadar diri Wkwkkwkwk🤣





"Garis di perutnya ada 4."

"Kayak ini?"

"Bukan, itu kurang besar om."

Ali menghela napas panjang, kedua tangannya dia letakkan di pinggang sambil menatap lelah pada gadis yang sedang berdiri memeluk aquarium kecilnya. Mata gadis itu sembab dan hidungnya memerah, sangat begitu jelas habis menangis. "Gak ada lagi Ly, udah yang ini aja ya? Ayah kamu juga nggak akan sadar, beda ikannya dikit doang kok."

Ily menggeleng dengan bibir mengerucut.

"Ya terus mau gimana? Om udah capek Ly."

"Gak mau, om!"

Laki laki itu mengambil ponselnya di saku celananya, lalu melihat jam yang tertera. Sudah pukul lima sore, dan ini adalah toko ikan ke empat yang mereka datangi, namun mereka belum juga menemukan ikan yang sama dengan ikan peliharaan Satria yang sudah mati mengambang di sebabkan oleh ke kreatifan gadis di depannya.

"Cari lagi om, Ily takut di marahi Ayah," rengek gadis itu, kembali hampir menangis.

"Dek.." Ali mengusap rambutnya frustasi, dia benar benar lelah seharian belum istirahat dan tentu saja belum makan, lalu sekarang dia harus di pusingkan dengan pencarian ikan yang memakan waktu hampir tiga jam. "Om capek, pusing juga. Besok lagi aja ya?" Pintanya memelas.

"Eeemm.. gak mau om, ayo cari lagi."

"Besok aja Ly," bujuknya.

"Gak mau!"

Ali mendesah pelan, dia lalu kembali melihat-lihat ikan di jejeran aquariam besar di sampinya, memperhatikan satu-persatu tiap corak dan jenis ikan tersebut. Dia sangat lelah hari ini, tapi mau bagaimana lagi? Ali tidak mungkin tega membawa pulang gadis itu dengan wajah sedihnya.

Pranggg!!

Sampai suara kegaduhan itu muncul di belakangnya, Ali langsung berdiri tegak dan menoleh. Sesaat laki-laki itu memejamkan matanya pasrah.

"Bisa lihat jalan nggak Mbak?!" Teriak seorang bapak-bapak tepat di depan wajah Ily.

Gadis itu tidak berkata apapun, hanya melipat bibir bawahnya sambil menatap bapak tersebut dengan tatapan terkejut dan takut, seperti anak kecil yang ketahuan Ibunya mencuri permen.

"Ini aquarium saya pecah, bisa ganti nggak mbak?!"

"Punya mata kok nggak di pakai, malu sama orang buta yang masih bisa hati-hati!"

"Atau mbaknya emang gak punya mata?!"

"Mau saya beliin mata Mbak?"

Ali dengan cepat menarik tangan Ily, menyuruh gadis itu berdiri di sampingnya. "Maaf Mas sebelumnya karena kecerobohan adik saya. Gimana kalau saya ganti aquariumnya Mas, berapa harganya ya?" Tanya Ali berusaha sopan.

"Ly, minta maaf sama Masnya!" tegur Ali dengan tegas.

Ily mendongak takut-takut, lalu mengulurkan tangannya pada bapak itu. "Maaf Pak.. tadi nggak sengaja."

Bapak itu bukannya menyambut uluran tangan Ily malah melongos dengan dengusan yang begitu keras. "Giliran di marahin sama Kakaknya baru minta maaf, anak jaman sekarang memang gak ada sopan-sopannya," komentarnya.

Laki-laki itu menarik kedua ujung bibirnya agar membentuk sebuah senyuman, dia sebenarnya marah ingin menonjok bapak yang selalu merasa benar itu. Selain karena Ali lelah dia juga emosi melihat Ily di bentak begitu kasar. Tapi Ali harus sabar, dia sedang bersama Ily yang harus terus di ajarkan bagaimana cara bersikap sopan pada orang lain apalagi yang lebih tua dari mereka.

OM Tetangga [PART LENGKAP]Where stories live. Discover now