35 [Hamil?]

23.1K 2.5K 400
                                    

"Ily! Ya Allah! Jangan lari-lari nanti jatuh," ucap Ali dengan nada sedikit naik, ia menahan kedua tangan Ily agar perempuan itu tidak lagi bisa berlari.

Mata Ily semakin sembab, ia sesenggukan dan kesusahan untuk mengucapkan kata-kata. Perempuan itu berusaha menarik tangannya dari cekalan kuat Ali.

"Kenapa sih? Dikit-dikit nangis, sensitif banget kamu sekarang. Lagi pms?" Tanya Ali.

Ily menggeleng, matanya yang bulat melirik Bagas dan Aldo yang berdiri tidak jauh dari tempatnya. "K-kenapa om Aldo sama om Gagas kesini malam-malam? Mereka mau hajar om suami ya karena selingkuh sama istrinya om Aldo?" Ujarnya dengan nada bertanya, bahunya naik turun akibat menahan isakan.

"Siapa yang selingkuh Ily? Astaga!" Laki-laki itu langsung menarik tubuh kecil Ily, memeluknya dengan erat untuk menenangkan istri bocilnya itu.

"Istri Aldo ulang tahun kemarin, Aldo titip beliin hadiah ke om. Udah gitu doang, nggak ada yang selingkuh dek.." bisik Ali melembut, ia mencium rambut Ily beberapa kali.

"Kenapa om suami nggak bilang ke Ily?" Tanya Ily memprotes, suaranya masih serak walaupun isakannya sudah mulai menghilang.

"Kamu block nomor om, kamu juga minta Ayah antarin kamu ke sekolah. Gimana om mau ngomong?"

Bibir Ily mengerucut, tangannya langsung melingkar di punggung Ali lalu ia menempelkan wajahnya ke dada laki-laki itu dan dengan sengaja ia membersihkan sisa air mata dan lendir yang keluar dari hidungnya pada baju yang Ali pakai malam ini.

Ali memejamkan matanya, berusaha menahan sabar. "Ily.."

"Bentar om, dikit lagi bersih. Ily jijik ih sama ingusnya."

Laki-laki itu menarik tubuhnya memisah, beberapa detik ia menatap wajah polos Ily. Lalu tangan kanannya bergerak memencet pangkal hidung Ily hingga sisa lendir menjijikan itu keluar. "Buang napas!" Ujar Ali menyuruh.

Ily langsung menurut, membuang napas dengan kuat hingga lendir itu semakin banyak dan berpindah ke tangan Ali.

"Udah?" Tanya Ali.

Ily mengangguk pelan, Ali langsung melempar sembarangan kotoran di tangannya kemudian sisanya ia usapkan pada bajunya sendiri tanpa berkata apapun.

Aldo dan Bagas yang melihat itu hanya bisa bergidik jijik dari belakang.

"Dari awal konsepnya emang dia kayak anak Ali, bukan istrinya," bisik Bagas, kali ini Aldo mengangguk setuju.

"Untung nggak jadi gue rekam, subcriber gue turun kalau kontennya cuma Bapak buangin ingus anaknya," lanjut Bagas, Aldo kembali mengangguk.

"Om suami clbk ya sama kak Laras?" Ujar Ily bertanya lagi.

Kening Ali langsung mengkerut, sedetik kemudian dia tertawa renyah. "Clbk sama cewek bunting di luar nikah? Yakali om bego Ly," kata Ali dengan kekehannya.

"Kalau om mau clbk? Om tinggal cari kontak mantan doang, kedipin satu kali habis itu mereka mohon ampun minta balikan sama om," lanjut Ali dengan sombong.

"Om!!" Teriak Ily marah.

"Apa?"

"Gak boleh balikan sama mantan."

Ali menggigit bibir bawahnya, ia menahan gemas pada wajah cemberut istri bocilnya."Ya itu kamu tau, terus kenapa nanya om clbk sama Laras?"

"Ily ambil semua uang om suami kemarin biar om nggak bantuin biaya rumah sakit kak Laras, nanti kak Laras keenakan pakai uang om. Tapi maaf.." Ily menunduk, kakinya bergerak memutar dengan abstrak di tanah. "Anu om.. itu, Ily nggak sengaja traktir belanja teman kelas Ily di mall kemarin pakai uang om, Ily kira habis sedikit ternyata hampir 20 juta, maaf om, jangan marah ya.."

OM Tetangga [PART LENGKAP]Where stories live. Discover now