47 [baby ultramen mau launching]

14.9K 2K 200
                                    

Hai maaf jadi jarang update, karena sebenarnya humay habis jatuh. Tangan kanan patah sama punggung cidera, jadi benar-benar kesusahan untuk ngetik pakai tangan kiri, ini aja satu part ngehabisin waktu lebih dari 1 minggu😅
Apalagi benar-benar stres karena gak bisa ngapa ngapain dan itu ngaruh banget buat mikirin alur.

Jadi maaf banget kalo banyak kesalahan disini.

Maaf...







"Om suami," Ily berujar lemas sambil tangannya berusaha menggapai gelas di meja, namun gagal. Ia lalu menempelkan kepalanya di meja dan mulai memejamkan matanya. "Ily udahan ya minum susu ibu hamilnya, Ily mabok nih," lirihnya pelan.

Ali yang duduk di samping mengawasi perempuan itu akhirnya berdecak, mereka baru saja selesai sarapan dan Ily kembali berdrama menolak minum susu.

Padahal hanya tinggal menghitung hari bagi perempuan itu untuk menjadi seorang ibu, tapi kelakuannya sama sekali tidak berubah. Masih manja dan suka mencari masalah.

Untung hari ini hari minggu, Ali tidak perlu repot-repot di pusingkan dengan pekerjaan sekaligus rengekan dari istri kecilnya ini.

"Ily mabok, mata Ily sampai nggak bisa di buka nih. Ily capek banget, capek minum susu, capek makan, capek makan jajan, capek makan es krim, capek melayani om suami, capek kedip. Ily capek semuanya deh. Pekerjaan Ily berat banget."

"Minum setengahnya aja, ya?" Ali akhirnya menawar setelah merasa kasihan ketika perempuan itu terus mengadu tentang apapun yang tidak dia suka.

Ily tertidur di meja makan, membuat Ali menahan tubuh perempuan itu agar tidak merosot jatuh. Rambut panjang perempuan itu menutupi matanya, Ali segera merapikannya hingga melihat keadaan istrinya yang mengenaskan. Matanya terbuka dan tertutup antara sadar dan tidak sadar.

"Minum separuh ya?"

Ily menggeleng pelan. "Nggak, Ily gak suka susu rasa asi kucing ini," sahutnya pelan.

"Yaudah terserah," akhirnya Ali mengalah, menarik gelas itu menjuah dari jangkauan Ily.

Perempuan itu langsung menegakkan duduknya, ia menyengir lebar sambil kedua tangannya memegang lengan Ali dengan kuat. "Terima kasih om suami, Ily nggak akan pernah lupakan jasa baik suami ini. Ily akan selalu ingat sampai kapan pun," ujarnya penuh semangat.

Refleks, Ali menggelengkan kepalanya ketika Ily berbicara dengan tegas, ia pikir perempuan ini benar-benar sedang tidak semangat, ternyata hanya akal bulusnya saja agar Ali menuruti keinginannya.

"Pinter banget nipunya," desis Ali terdengar kesal, perempuan itu bukannya marah malah menyengir.

"Ily mau belanja baju lucu buat dedek bayinya, boleh kan om suami?" Tanya Ily, tangannya bergerak menggulung rambutnya yang tadi tergerai.

Ali menyipitkan matanya. "Bukannya udah?"

"Yang waktu itu cuma sedikit," balas Ily dengan ekpresi kesal. "Ily mau beli lagi, mau nambah sempak-sempaknya juga. Kata bi Laila kalau bayi sering pup."

"Bayi nggak pakai sempak."

"Yang mirip sempaknya tuyul?" Tanya Ily memprotes tidak terima.

"Itu celana dalam."

Ali terkekeh, ia jadi makin tidak sabar melihat anaknya nanti, pasti akan sekeren dan sebaik hati dirinya.

Ali juga akan mengajarkan anaknya nanti pacaran sebelum masuk TK, anaknya tidak boleh kalah dengan kedua orang tuanya, Ily saja menembaknya waktu perempuan itu berusia tiga tahun lebih, jadi kemungkinan anak mereka harus mengalahkan rekor Ily.

OM Tetangga [PART LENGKAP]Where stories live. Discover now