49 [perkara barbie]

12.4K 1.5K 144
                                    

Hi! Maaf jarang update karena masih sakit😁

Happy reading..





"Oke Google, makanan apa yang paling beracun di dunia dan dimana tempat jualnya?"

"Terus Google, ada nggak tutorial racuni suami tanpa kena karma?"

Suara Ily yang sedikit berteriak membuat fokus Ali pada jalanan menjadi buyar, perempuan itu sedang sibuk mengoceh pada handphonenya sendiri. Bibirnya mengerucut seperti merasa kesal, Ali tebak sepertinya karena anak mereka baru saja di begal oleh Bunda, katanya Ily tidak boleh membawa bayi itu sendiri, masih belum paham cara menggendongnya.

Hari ini perempuan itu sudah bisa pulang setelah kemarin berdrama sepanjang hari, mulai dari menyogok Dokter dengan janji akan ia bayar setelah pulang serta bantuan Davin yang ikut menyogoknya dengan lima permen, lalu karena tidak berhasil Ily merubah caranya dengan pura-pura mogok makan padahal Ali sering melihatnya diam-diam mencubit roti milik Bundanya.

Benar-benar tidak ahli dalam menipu orang.

"Pak camat jualan tomat yang beli harus hormat. Bu siti jualan anting yang beli Ayu ting-ting."

"Pak camat ketiban papan matinya jam delapan, di kubur tahun depan. Di samping Ily temannya setan."

Perempuan itu bernyanyi dengan nada sumbang, melirik Ali dengan sinis sambil menghentakkan tangannya di dasbord mobil, menjadikannya sebagai alat musik.

"Cacing-cacing di perut, diam-diam berdemo, datang sebuah dompet. Hap! Belikan seblak!"

Ketika mobil sudah mulai memasuki area komplek, Ali memelankan laju mobilnya dan melirik Ily sambil menggelengkan kepala. Dia ini perempuan yang sudah punya anak satu atau masih TK sih?

"Kata Mama sama Bunda kamu, mau mereka yang datang tiap hari atau kamu di bantu babysitter?" Tanya Ali dengan santai.

Ily meliriknya tajam. "Apasih tanya-tanya Ily, tanya aja tuh sama calon istri kedua dan tiganya," balasnya dengan wajah sewot.

"Masih aja di bahas, sampai kapan selesainya?"

"Sampai nanti, sampai kakek nenek, sampai kuburan kita sebelahan. Ily gabut terus bongkar tanah pembatas om suami, Ily ungkit-ungkit terus deh."

Ali menggeleng takjub dan menghela napas berat. "Astaga!"

"Ini Ily beneran loh, nggak lagi bercanda," ujarnya memperingati, telunjuk mengilnya mengarah ke dagu Ali dengan wajah serius. "Hati-hati, Ily menakutkan banget kalau lagi marah. Ih serem pokoknya jangan coba-coba."

"Hah?" Ali langsung terkekeh.

Menakutkan dari mananya? Bahkan wajah perempuan ini seperti anak kecil, pipinya yang chubby memerah dengan bibirnya yang terus mengerucut. Dia menggemaskan.

Mungkin Ali akan sedikit takut kalau Ily mendiaminya, tapi untuk ancaman akan di marahi. Ali harus merasa takut dari sudut pandang mana?

"Jangan ketawa! Ily benaran seram kalau marah, Ily kayak psycopath," kata Ily, kesal.

"Psycopath?" Ali mengangkat sebelah alisnya. "Ikan mati aja kamu nangis, itu di namakan psycopath?"

"Kecuali waktu ikan mati, itu Ily lagi berhati bidadari. Selain itu Ily berjiwa psycopath," ujarnya mengoreksi, masih dengan nada sewot.

"Kalau yang di sentil Davin terus kamu nangis?"

"Iya, sama itu doang."

"Kamu nangis karena anak ayam yang keinjak kemarin?"

"Ck!"

"Terus tadi karena Dokter ngasih suntikan-"

"Ih om suami! Itu masalalu, kejadian yang beratus tahun lalu nggak perlu di bahas," rengek Ily, wajahnya mulai memerah lagi.

OM Tetangga [PART LENGKAP]Where stories live. Discover now