25 [Surat perjanjian menikahi bocil]

38.3K 3.5K 522
                                    

Laki-laki dengan lengan kemeja yang tergulung hingga sikut itu menghela napas panjang, menatap Kakak beradik yang masing-masing menenteng lima buah es krim dengan rasa berbeda. Ily melirik Davin dengan sinis, sementara bocah itu memeletkan lidahnya lalu membuang muka dan langsung membuka salah satu bungkus es krim miliknya.

Sejenak Ali merasa dirinya adalah Boboiboy api yang akhirnya bisa mendamaikan dua monster yang sempat bertarung sengit, melalui transaksi penukaran di belikan es krim dengan saling memaafkan satu sama lain, akhirnya dunia kembali tenang.

"Kalian jangan berantem lagi," ujar Ali menasehati dengan lembut, Ily mengangguk patuh walau terlihat tidak ikhlas, dan Davin sendiri hanya ikut-ikutan mengangguk karena sudah di belikan es krim.

"Besok kita beli sepatu, kita jalan-jalan kemana aja yang kamu mau, kamu nggak usah usilan Davin lagi," lanjut Ali pada Ily.

"Iya Om, maaf."

"Om Ayi kalau mau anak kak Iyi bawa pelgi aja, bial semua kue di lumah punya Avin. Om Ayi mau kan bawa kak Iyi?" Tanya Davin dengan mata polos menatap Ali.

Ily yang mendengarnya langsung saja naik darah, ingin kembali menghajar adiknya itu tapi Ali segera menahan bahunya. "Udah Ly, jadi kakak itu harus lebih sabar."

"Tapi mulut anak ini emang perlu di ulekin cabe, om!" Bantah Ily tidak terima.

"Udah Ly, ngalah."

"Ck! Om Ali gak tau aja-"

"Om Ayi jadi gak bawa kak Iyi pelgi? Davin mau buang sendili gak bisa, kak Iyi nggak muat di tempat sampah Bunda," Davin dengan ucapan tajamnya kembali bersuara, bocah itu sepertinya tidak memiliki rasa takut. "Buang yang jauh om, Avin jijik punya kakak dia."

"DAVIIIIIN!" Ily melotot marah, dia langsung menggeplak kepala adiknya dengan kuat.

Ali yang kaget tentu saja langsung menarik tubuh Ily menjauh, ia menatap Davin dan menyuruh bocah itu agar segera masuk ke dalam rumahnya. "Davin sana masuk rumah, nanti Bunda marah kalau kamu belum mandi juga!" Ujar Ali panik menahan tubuh Ily yang memberontak.

"Daviiiiiin!"

Davin dengan tengilnya langsung berlari masuk ke dalam rumah setelah membuat kakaknya kembali kesurupuan, bocah itu bahkan sempat jatuh di teras namun kembali bangun dengan cepat.

"Daviiin! Sini kamu anak tulul!"

"Lepasin om, Ily mau smakedown adek!"

"Daviiiiin!"

"UDAH LY!" Bentak Ali dengan geram, ia memegang kedua bahu gadis itu agar tenang.

Ily langsung terkejut dengan bentakan kuat itu, matanya langsung mengabur dan bibirnya mulai bergetar. "Om.."

"Eh bukan gitu, jangan nangis," laki-laki itu langsung panik, segera menarik tubuh Ily ke dalam pelukannya. "Maafin om, nggak sengaja marah barusan."

"Om Ali lebih sayang Davin dari pada Ily.." rengeknya di sertai sebuah isakan kecil yang mulai keluar.

Ali menggeleng cepat. "Ly, bukan."

"Kalau gitu nikahin Davin aja, jangan Ily."

"Ly kamu- Ya Allah, udah dong Ly jangan nangis."

"Om Ali nenen aja sana ke Davin."

"Yaaah masa nenen ke kuaci- eh, aduh jangan mancing Ly."

"Bodo!"

Gadis ini.. astaga! Ali hampir gila di buatnya.

Laki-laki itu melepas pelukannya, menghapus sisa air mata dan lendir dari hidung Ily dengan tangannya. "Om Ali nggak maksud marahin kamu, udah jangan ngambek gini."

OM Tetangga [PART LENGKAP]Where stories live. Discover now