44 [Om suami dan Bu Ul]

14.1K 2K 312
                                    

"Lihat aku Li!"

Sekali lagi, Laras berteriak dengan diiringi isakan kecilnya. Dia menjatuhkan harga dirinya demi laki-laki di hadapannya, dia membuat dirinya sendiri terlihat bodoh kali ini.

"Aku pikir ciuman kita hari itu punya makna banyak, aku pikir kamu udah jatuh cinta sama aku-" Laras menunduk, isakannya semakin terdengar menyedihkan.

"Aku pikir semua akan berjalan baik, aku kira kita akan nikah Li. Sampai anak egois itu rebut kamu dari aku, dia cuma anak kecil yang berusaha mengusai kamu, Ily egois Li! Buka mata kamu! Lihat apa yang Ily lakuin selama ini!"

"Anak manja kayak Ily nggak akan bisa ngebuat kamu nyaman, dia pasti cuma nyusahun kamu. Sementara aku? Kamu bisa lihat sendiri, aku bisa ngurus kamu, aku bisa jadi perempuan dewasa, aku bisa ngebuat kamu nyaman sama aku Li, aku-"

"Untuk jadi istri Ali Kendra Alaskar, minimal punya otak Ras. Kamu punya?" Sela Ali dengan tatapan tajam, tangannya terkepal kuat menahan ledakan emosi dalam dirinya.

Rasanya, tangan Ali gatal ingin menonjok wajah di hadapannya. Tapi sebisa mungkin Ali menahannya, Laras bisa habis kalau Ali sampai lepas kendali.

"Aku lebih dewasa dari Ily!" Ujar Laras meyakinkan.

Ali tertawa hambar. "Bahkan kalaupun Ily masih pakai pampers, aku tetap maunya dia."

"Aku lebih cantik, lebih pintar, lebih segala-galanya dari pada Ily!"

Ali bergerak mundur satu langkah, ia muak dengan perempuan itu.

Laras mengeluarkan handphonenya kemudian membelakangi Ali, membuka fitur kamera lalu memotret dirinya sendiri yang bertelanjang dada dan hanya di tutupi bra tipis. Dia berpose dengan Ali yang berdiri belakangnya.

"Gila-!" Ali membulatkan matanya, ia bergerak maju akan merampas handphone itu, tapi Laras menghindar dan menyimpannya di saku celananya.

"Udah aku kirim ke Ily," ujar Laras pelan, suaranya serak dan sesenggukan menahan tangis. "Anak kecil kayak dia pasti akan percaya aja sama apa yang aku bilang."

"ANJING!"

"Kamu nanti bisa sama aku Li."

"Mana kuncinya?" Tanya Ali dengan suara bergetar menahan emosi.

Laras menggeleng kaku, ia terisak semakin keras. Kepalanya menunduk hingga tetes demi tetes air matanya jatuh di lantai, begitu sakit mendengar bentakan dari Ali, padahal Ali yang ia tahu dulu bukanlah laki-laki yang mudah mengeluarkan nada tinggi, bahkan saat Ily meludahi wajah Laras, Ali yang meminta maaf padanya.

Kenapa Ali benar-benar berbeda, apa tidak ada satu titik saja Laras di dalam hatinya?

Apa tidak bisa Ali jatuh cinta pada Laras seperti Laras jatuh cinta padanya?

"Li, aku rela bunuh anak itu supaya aku bisa sama kamu. Aku tau kamu batalin pertunangan kita karena aku hamil anak Fahri, aku tau kamu suka sama aku. Sekarang anak itu udah nggak ada dan kamu bisa sama aku Li, kamu bisa nikah sama aku dan jauhin Ily!" Ujar Laras menggebu-gebu, ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua berjalan seperti apa yang dia mau.

Ali akan kembali pada Laras, Ali akan jatuh cinta dan menikah dengannya. Laras yakin Ali tidak benar-benar menyukai anak manja seperti Ily, Laras yakin Ali butuh sosok dewasa seperti dirinya.

Laras berusaha meyakinkan dirinya, ia menggeleng menolak semua pikiran bahwa Ali membencinya.

Beberapa menit waktu berjalan, Ali berusaha mengontrol emosinya agar tidak lepas dan mematahkan rahang Laras, laki-laki itu menghembuskan napas berkali-kali.

OM Tetangga [PART LENGKAP]Where stories live. Discover now