22 [Mau panggil kakak apa om?]

34.2K 3.3K 271
                                    


"Itu kemarin om cuma bercanda Ly, gak ada om Ali godain cewek."

"Tanya aja sama Bagas atau Aldo, mereka pasti bilang om nggak godain dia."

"Ly.."

Gadis dengan rambut di gerai itu hanya mendengus, tidak menanggapi atau bahkan melirik Ali sedikitpun. Semua kata-kata yang laki-laki itu keluarkan untuk menjelaskan seolah tidak berharga sama sekali.

Kalau di lihat-lihat sikap Ily ini sama dengan Bundanya ketika dulu masih Ali pacari, dia selalu marah ketika Ali ketahuan punya pacar selain Feni, tapi ujung-ujungnya tetap saja nanti Feni akan menempel lagi pada Ali setelah melewati rayuan buaya ala laki-laki itu.

Ah, kalau begini Ali jadi galau. Mau menikahi Ily atau balikan dan menjadi suami kedua dari Bunda gadis itu.

Ali pikir kalau dia menikah dengan Feni ia akan mendapat dua hal, satu tentu saja mendapat Feni dan kedua mendapat bonus Ily.

Tapi sepertinya tidak mungkin Ali melakukan itu, selain karena suami Feni bisa saja membunuhnya, Ali juga sudah tidak menyukai Feni yang bertambah umur dan tidak lagi masuk dalam kriterianya.

"Ly, kan kemarin om udah minta maaf."

Ily kali ini menoleh, ia menatap Ali dengan tajam lalu mengulurkan tangan kanannya kearah laki-laki itu.

"Apa?" Tanya Ali tidak mengerti.

"Hp om Ali siniin."

Laki-laki itu menghentikan mobilnya ketika sudah sampai di depan gerbang sekolah Ily, ia memiringkan tubuhnya menghadap pada gadis itu. "Habis itu maafin om Ali ya?"

"Nggak lah, enak aja," ucap Ily dengan mata melotot, melihat tangan laki-laki itu mengeluarkan handphonenya.

Ali mengangkat sebelah alisnya. "Ly kamu dulu om pacaran sama siapa aja kamu gak marah loh, kenapa sekarang sensitif banget."

"Karena Ily dulu masih kecil."

"Ya terus?"

"Ily dulu nggak tau ciuman itu kayak apa, Ily dulu gak tau gajah yang om punya, Ily dulu nggak tau apa-apa!" Gadis itu merampas handphone di tangan Ali, lalu mengantonginya dan kembali menatap marah pada laki-laki itu. "Sekarang Ily udah paham, jadi Ily nggak mau berbagi om sama siapapun."

Ily segera membuka pintu mobil, ia akan keluar sebelum akhirnya bahu gadis itu di tahan oleh Ali.

"Apa lagi sih om?" Tanya Ily dengan kesal.

"Ngg-ak itu dulu Ly.."

"Apa?"

Ali menyengir, ia mendekatkan wajahnya ke depan. "Nenen," bisiknya begitu pelan.

"Gak ada."

"Kalau elus gajah?" Tanya Ali agak ragu.

"Gak ada!!"

"Tapi Ly, om kan-"

"Jangan gatel lagi, atau Ily patahin gajah om Ali," ancam Ily dengan marah, matanya melotot.

Laki-laki itu refleks menggeser menjauh, ia memegangi celananya dan menyengir ngeri. "Iya, nggak godain cewek lain lagi."

Ily mengangguk, menatap tajam mata Ali dalam beberapa detik lalu kemudian keluar dari mobil dengan cepat.

Ali menelan ludah susah payah, ia menggeleng pelan. "Ini anak kalau marah bisa membuat punah burung yang di lindungi."

"Bahaya banget."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OM Tetangga [PART LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang