40 [berdua beneran!]

18.6K 2.1K 186
                                    

"Kak Iyi udah pindah, semuaaaaaaaa kue di lumah punya Avin!"

Perempuan dengan bando pink yang bertengger manis di rambutnya itu menoleh, ia berdecak lalu kembali mengikuti langkah semua orang di depannya. Menelusuri rumah baru yang beberapa menit lagi akan ia kuasi sepenuhnya, Ily jadi tidak sabar untuk meminta stok es krim satu kulkas penuh atau satu lemari permen lolipop dengan bentuk hati. Ily tidak sabar meminta semuanya pada Ali tanpa harus repot-repot mendengar omelan Bunda karena permintaanya yang terlalu kekanak-kanakan.

Padahal kan makan es krim atau lolipop bukan hanya untuk anak kecil, semua orang boleh makan es krim. Bunda saja yang terlalu cerewet mengaturnya.

"Nanti Bunda beli es klim banyak, telus senuanya buat Avin bukan kak Iyi," Davin kembali berceloteh, matanya terlihat begitu sombong, seolah-olah ingin membuat Ily iri dengan apa yang dia katakan.

"Gak papa Bunda beli es krim banyak buat kamu semua, nanti juga nggak boleh makan sekalian, pasti di suruh stok sampai sebulan. Beda dong sama kakak," Ily menyeringai, ia melirik Ali yang sedang menunjukkan setiap kamar dan fungsinya pada Ayah. Lalu, perempuan itu menyentil pelan telinga adiknya.

"Kakak nanti minta belikan es krim satu mobil sama om, pasti di turuti. Terus bisa kamu bayangin? Kak Ily makan semua es krim seharian, nggak akan di marahin sama om," lanjut Ily balas membuat Davin iri.

Pipi Davin menggembung, ia memutar bola matanya dengan sinis. "Kenapa sih om Ayi tuluti telus maunya kak Iyi? Kenapa Avin nggak? Om Ayi sayangnya cuma sama kak Iyi doang, gak adil!" Bocah itu tiba-tiba marah.

Ily berhenti melangkah, membiarkan Bunda dan Mama melihat-lihat isi rumah barunya. Perempuan itu berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Davin, kemudian ia tersenyum puas. "Iri ya nggak bisa makan es krim banyak? Kasian," ejeknya.

"Om Ayi gak adil, dia nggak sayang Avin! Dia sayang kak Iyi doang," Ujar Davin merajuk.

"Yaiyalah dia sayang kak Ily, kan kakak istrinya."

"Istli itu apa?"

"Orang yang tidur bareng setiap hari," balas Ily menyengir lalu kembali berdiri, ia akan kembali menghampiri Bunda dan Mama, sebelum kemudian tangannya di tahan oleh jari kacil milik Davin.

"Apa?" Tanya Ily.

"Kak Iyi habis ini tidul telus sama om Ayi disini? Kak Iyi nggak tidul di lumah?" Tanya Davin dengan tatapan polosnya.

Ily mengangguk dengan cepat. "Iya dong, kak Ily nggak akan ketemu kamu lagi. Yeeey!" Pekiknya senang.

"Benelan nggak akan pulang?" Tanya Davin sekali lagi.

Ily mengangguk.

Wajah Davin tiba-tiba berubah sendu, pegangannya pada tangan Ily berubah menjadi usapan kecil, matanya kemudian berkaca-kaca.

Bocah itu terlihat sangat sedih, ia menatap wajah Ily tanpa berkedip hingga genangan di matanya semakin banyak dan akan tumpah.

Ily keheranan melihat ekspresi adiknya itu, ia kembali berjongkok dan gerakan tak terduga adalah Davin memeluknya dengan erat. Bocah itu kemudian terisak pelan.

"Vin, kenapa?" Tanya Ily dengan pelan.

Davin masih terisak, tangannya semakin melingkar di leher kakaknya.

"Davin.."

"Bilangin ke om Ayi.." bisik Davin bergetar, ia menangis hingga sesenggukan.

"Apa?"

"Bilangin ke om Ayi, Avin juga mau jadi istlinya. Avin mau makan es klim satu mobil, Avin mau tidul sama om Ayi, Avin nggak mau tidul di lumah. Bunda suka malah-malah," ujar bocah itu terisak kuat.

OM Tetangga [PART LENGKAP]Where stories live. Discover now