30 [Bestfriend prik]

25.5K 2.6K 304
                                    

Hi!!! Maaf baru bisa update sekarang! Karena humay benar² sibuk bahkan sampai buka wp aja gak sempat.

Wkwwkkw

Selamat membaca!!

Satu lagi, bungkus permen milkita itu melayang ke troli hingga membuat Ily mengembangkan lubang hidungnya. Ingin sekali ia menjitak kepala bocah petakilan itu atau setidaknya dia ingin meninggalkan Davin di mini market ini hingga jam 12 malam dan berdoa semoga ada kuntilanak yang mau suka rela menculik adiknya itu.

Dengan alasan apapun, Ily tidak bisa memgurangi rasa bencinya pada Davin.

"Jangan di lempar tulul! Nanti rusak," geramnya. Davin menoleh sesaat kemudian memeletkan lidahnya dan kembali berjalan mengambil cemilan di rak-rak yang bisa dia gapai.

"Aduin Bunda nanti ya?!" Ancam Ily, tapi hal itu sama sekali tidak membuat nyali seorang Davin menciut, malah bocah itu berlarian dan dengan sengaja menjatuhkan beberapa tissu di rak, membuat Ily harus kembali meredam emosi dan membereskan ulah adiknya itu dengan tatapan tajam.

Awas saja nanti jika mereka sudah pulang, Ily pastikan Davin tidak akan tenang berada di rumah.

"Tepung terigu, santan sachet, biskuit udah semua, pembalut- eh pembalutnya Bunda belum," Ily langsung celingukan, mencari barang pesanan Bundanya yang belum masuk ke dalam troli belanjaan mereka hari ini.

Sedetik kemudian barang yang di maksud di temukan, lalu saat Ily akan mengambil barang itu, tangannya di tahan oleh Davin dan bocah itu mengernyitkan alisnya.

"Kak Iyi masih ngompol ya? Kok beli pampes?" Tanya Davin dengan polosnya.

Ily memutar bola matanya malas, ia hanya mengangguk mengiyakan saja dan mengambil pembalut pesanan Bundanya.

"Kak Iyi kalah sama Avin ya, Avin udah gak ngompol-"

"Aviiiiiiiiiiin!"

Suara teriakan bocah perempuan membuat ucapan Davin terhenti, Ily dan Davin membalikkan badan hingga menemukan seorang anak kecil perempuan sedang di pegang tangannya oleh laki-laki yang Ily perkirakan seusia dengannya.

"Naylaaaaa!" Teriak Davin dengan cerianya. "Kamu beli apa?" Tanyanya.

"Aku beli minuman keras," balas Nayla dengan polosnya.

"Minuman keras?" Ily ikut bertanya, dia sampai menunduk menatap bocah dengan rambut sebahu itu. "Anak kecil kan nggak boleh minum gituan, kakak aja yang udah gede gak boleh."

Nayla berjinjit kearah troli yang di bawa kakaknya, ia lalu mengambil satu minuman rasa jeruk dan di tunjukkan pada Ily. "Ini oki jelly dlink kak, minumannya emang keras, harus pakai sendok. Mama bolehin kok Nayla minum ini," ujarnya dengan polos.

Ily langsung menyengir, merasa tertipu dan malu dengan dua bocah ini.

"Sorry adek gue emang gak bisa milih kata-kata," ujar laki-laki yang sedari tadi hanya mengamati adiknya itu, lalu ia mengulurkan tangannya pada Ily. "Gue Arkan, lo?"

"Ily-"

"Nayla kakak kamu masih ngompol nggak?" Davin bertanya pada Nayla dan di balas gelengan oleh bocah perempuan itu.

"Kan udah besar Vin, gak boleh ngompol."

Davin mengangguk setuju. "Iya benel, tapi kakak ku masih ngompol, dia beli pampes hello kitty balusan. Beli dua lagi, iiiih malu ya? Kita yang kecil aja gak ngompol."

"Beneran?"

"Iya Nayla, kamu mau lihat pampesnya gak?"

"Mauuuuuuu."

OM Tetangga [PART LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang