| 12

844 158 129
                                    

°•○☆○•°

Jake dengan terpaksa melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh karena Yui terus menelpon dirinya berkali-kali. Tujuannya sudah pasti yaitu menyuruh laki-laki kesayangannya untuk buru-buru menuju rumah.

Jake sengaja tidak mengangkat semua telpon itu karena dia harus fokus mengemudi.

Drrtt..
Drrtt..

Parasit is calling...

Handphone Jake bedering yang keempat kalinya. Dia tetap tidak akan mengangkat telpon itu, toh sebentar lagi dia akan sampai.

"Please God, kalau kayak gini terus, gue lama-lama capek juga," monolognya sambil melajukan mobilnya.

Sesampainya di Rumah Yui, Jake memarkirkan mobilnya. Memang, rumah itu terlihat kosong, mobil Tuan Choi alias Ayah Yui juga tidak ada di garasi mobil.

Melihat situasi yang seperti itu, Jake merasa panik, takut terjadi sesuatu. Dia mempercepat langkahnya lalu membuka pintu depan rumah Yui yang tidak terkunci.

"Kak Jake! akhirnya dateng juga!" seru Yui yang tengah duduk di depan sofa ruang tamu sambil memegang handphonenya.

Jake langsung menghampiri Yui, "Lo ga kenapa-napa kan?" tanya Jake sedikit khawatir.

Yui menggelengkan kepalanya.

"Trus, ada hal penting apa sampe lo nyuruh gue cepet-cepet dateng ke sini?" tanya Jake langsung ke intinya.

"Jadi... tadi ayah kan sempet pulang terus pergi kerja lagi, nah aku ditinggal sendirian kan, terus aku tuh tadi keasikan nonton jadinyaㅡ"

"Langsung to the point nya aja." Potong Jake. Dia berusaha menahan rasa kesalnya.

"Ayah lupa beliin aku makan malem dan aku gatau cara pesen makanan delivery. Makanya aku minta bantuan ke kakak buat pesenin." Jawab Yui.

Jake mengusap kasar wajahnya. "Jadi, lo nyuruh gue buru-buru ke sini dan nelpon berkali-kali cuman buat pesenin lo makan malem?!" ujar Jake yang tidak sengaja membentak lawan bicaranya.

Yui tidak menjawab, dia hanya menunduk, takut menatap Jake yang baru saja membentaknya. Air mata mulai membasahi pipinya.

Menyadari Yui yang mulai menangis, Jake pun merasa bersalah. "Eh-eh, maaf, gue ga sengaja ngebentak lo." Dia pun duduk di samping Yui dan berusaha menenangkan gadis itu, tapi bukannya berhenti, tangisnya malah menjadi-jadi.

"Huaa... Kak Jake jahat! kenapa aku malah dimarahin? a-aku hiks.. kan beneran ga bisa mesen makanan delivery, dan aku kelaperan, makanya hiks.. aku nelpon kakak buat minta tolong ke sini dan pesenin makanan lewat aplikasi." Ujarnya sambil menangis.

"Iya iya, gue ngerti. Gue minta maaf karena ga sengaja ngebentak lo. Udahan nangisnya ya? ga enak didenger sama tetangga sebelah," pinta Jake sambil mengusap pelan pucuk kepala Yui.

Mau tidak mau dia harus menenangkan gadis manja itu. Jake tidak ingin tetangga yang berada di samping rumah Yui merasa terganggu dan malah menghampiri mereka. Apalagi situasinya mereka hanya berdua di rumah itu.

Tangisan Yui perlahan mulai berhenti setelah Jake mengusap pucuk kepalanya. Dia menghapus bekas air matanya.

"Yaudah, lo mau makan apa? gue pesenin lewat aplikasi," ujar Jake.

Senyum Yui mulai mengembang. "Ehmm, kakak mau makan apa? kita makan bareng aja gimana?" tawar Yui semangat.

"Gausah. Gue udah makan kok tadi. Habis pesenin lo makan, gue langsung balik."

Challenge | Jake Shim (END)✓Where stories live. Discover now