| 22

673 115 70
                                    

°•○☆○•°

"Senyam-senyum sendiri lo daritadi," ucap Ara yang melihat sahabatnya tersenyum sendiri melihat handphonenya.

Sena tidak menggubris perkataan Ara. Dia tetap melanjutkan kegiatannya, yaitu membalas pesan Jake.

"Woi!"

"Eh anjir, kenapa dah?" Sena akhirnya merespon Ara.

"Coba siniin hape lo. Lagi chat-an sama siapa sih? seru amat." Ara berusaha mengambil handphone Sena, tapi tidak berhasil.

"Eitss.. ga boleh. Kepo banget, wle."

"Cie.. pasti sama Jake, kan? ngaku lo!"

"Apaan sih! sok tau! eh, udah jam segini nih, lo mau balik sekarang ga?" tanya Sena.

"Boleh deh. Yaudah kuy."

Mereka akhirnya meninggalkan coffee shop itu dan langsung menuju tempat tinggalnya masing-masing.

Sesampainya di apartemen, Sena membersihkan dirinya lalu beristirahat sebentar sambil memikirkan outfit yang akan dia pakai nanti.

Masih tersisa tiga jam lagi, tapi Sena sudah bersiap-siap. Karena lokasi yang diberikan Jake itu terbilang lumayan jauh, jadi dia memutuskan untuk berangkat satu jam sebelumnya.

Dua jam berlalu dan sesuai rencananya, kini Sena sudah menunggu di depan halte bus. Ya, dia memilih untuk memakai bus karena tidak ingin merepotkan Heeseung ataupun Ara. Selain itu, dia juga ingin menghemat ongkosnya, jadi dia memutuskan untuk menggunakan kendaraan umum.

Jam menunjukkan pukul tujuh lewat lima menit, akhirnya bus yang Sena tumpangi sampai juga di halte yang ia targetkan.

Lalu lintas hari ini lumayan padat sehingga bus yang ditumpanginya sampai lebih lama dari yang dijadwalkan. Sena berjalan cepat menuju restoran yang dimaksud Jake tadi. Untung saja tempatnya tidak terlalu jauh dari pemberhentiannya.

Dengan senyum yang terukir di wajahnya, Sena mulai memasuki restoran. Dia mulai melihat sekeliling restoran, tapi ternyata Jake belum datang.

Mungkin kejebak macet, pikirnya.

"Selamat malam, Kak. Pesan meja untuk berapa orang?" sambut resepsionis yang ada di bagian depan restoran.

"Untuk 2 orang ya, Mbak."

"Baik, Kak. Bisa di sebelah sana ya, Kak."

Sena mengangguk kemudian menuju meja yang dikatakan resepsionis tadi. Dia mulai melihat-lihat isi menu yang ada di restoran itu.

"Gue pesenin apa ya buat Jake?" gumam Sena.

"Kayaknya minum ini aja deh. Mbak, strawberry milkshakenya dua ya." Lanjutnya.

"Ada lagi?"

"Euhm.. sama french friesnya satu ya, Mbak. Itu aja dulu."

"Okay, saya ulangi pesanannya. Strawberry milkshakenya dua, french friesnya satu."

Sena mengangguk.

"Baik, mohon ditunggu sebentar." Pramusaji itu lantas pergi.

Sena mulai melihat keadaan jalanan melalui kaca besar di sampingnya. Lalu lintas masih tergolong padat. Tidak hanya mobil-mobil yang bergerak lambat merajai jalanan, tapi motor-motor yang selalu menyelip di antara kendaraan besar. Memang di daerah ini terkenal akan padatnya lalu lintas. Terlebih lagi di saat sore menjelang malam hari.

Mungkin saja Jake masih berada di antara mobil-mobil yang mengantri itu. Jadi, Sena memakluminya jika Jake datang sangat terlambat.

Dua puluh menit berlalu, yang ditunggu-tunggu pun tiba.

Challenge | Jake Shim (END)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang