| 24

656 111 39
                                    

°•○☆○•°

Jake menunda niatnya lagi untuk bertemu Yui karena tugas yang diberikan oleh Papanya baru saja selesai di malam hari. Menurutnya, hal itu terkesan kurang sopan jika bertamu ke rumah seseorang saat malam tiba.

Jadi, dia memutuskan untuk pergi menemui Yui besok pagi. Karena berhubung besok adalah hari sabtu, pastinya Yui berada di rumah dan tidak masuk sekolah.

Jake sudah berada di depan rumah Yui bersama motor kesayangannya dan dia segera memencet bel rumahnya. Dengan senyum sumringah di wajahnya, Yui menyambut sang pujaan hatinya itu.

"Loh? Kak Jake udah di sini aja. Ga sabar ya mau jalan-jalan sama aku? nanti sore kan jadwal kitaㅡ"

"Yui, apa yang udah kamu bilang ke Sena dua hari yang lalu?" potong Jake. Berbeda dengan Yui yang memasang raut wajah bahagia, Jake justru menatap Yui tajam seolah-olah meminta penjelasan.

"K-kakak ngomong apa sih? masuk dulu yuk, kita ngobrolnya di dalem aja," ujar Yui yang mulai panik.

"Gue udah tau semuanya. Jawab yang jujur, Yui." Tegas Jake.

"Aku emang gatau, Kak! aku harus jujur gimana?"

Jake hanya berdecih. "Okay, kalau gamau jujur, gue bakal menjauh dan ga bakal ngajakin pergi tiap hari sabtu lagi."

"Huaa... jangan kayak gitu, Kak Jake! iya-iya sekarang aku jujur," ujar Yui sambil menundukkan kepalanya.

"Jadi, waktu aku ke Rumah Kak Jake, aku sempet nge-chat Sena, ngajakin ketemuan di resto yang ada di ujung kota, terus habis itu aku blokir nomor handphone nya biar si Sena itu ga bisa nelpon Kak Jake...." jelasnya lagi.

Mendengar penjelasan itu, Jake hanya bisa menghela napas panjang. "Kamu keterlaluan, Yui."


"Aku cemburu! Kak Jake perhatian banget sama si Sena-Sena itu! aku ga suka!" bentak Yui sambil menghentak-hentakkan kakinya.

"Tapi apa yang kamu lakuin itu keterlaluan, Yui! kenapa kamu sampe kepikiran hal gila kayak gitu?"

"Kenapa bisa kepikiran? Ya biar si Sena itu benci sama kakak! biar kakak bisa deket lagi sama aku dan dia menjauh!"

"Kalau kayak gini cara mainnya, gue ga segan-segan buat ninggalin kamu, Yui!" bentak Jake yang tidak bisa menahan emosinya lagi, "makasih tentang semua penjelasannya, gue balik pulang." Lanjutnya.

Jake lantas menghidupkan motornya dan bergegas pergi dari Rumah Yui.

"Huaa.. kalau aku ga bisa milikin Kak Jake, orang lain juga ga bisa!" teriak Yui.

"Hei, kenapa teriak-teriak gitu, Yui?" tanya Tuan Choi yang menghampiri anaknya.

"Hiks.. ayah..." Yui menghambur ke dalam pelukan sang Ayah.

"Udah-udah... cup-cup, anak ayah jangan nangis lagi dong," ujar Ayah Yui lembut.

"Hiks.. aku habis dimarahin sama Kak Jake, Yah."

"Sebenarnya tadi Ayah denger sekilas percakapan kamu sama Jakeㅡ"

"Aku ga salah kan, Yah? aku lakuin hal yang bener kan?" potong Yui.

Tuan Choi hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Kamu ga seharusnya kayak gitu, Yui. Wajar kalau Jake marah sama kamu."

"Ayah sama aja! kenapa malah ikutan ngebela dia sih?! huh!" seru Yui sambil meninggalkan ayahnya, sementara sang ayah hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Challenge | Jake Shim (END)✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz