| 34

651 116 27
                                    

°•○☆○•°

Sena terbangun dengan keadaan mata sembab akibat menangis semalaman sampai dirinya terlelap. Lingkaran hitam di bawah matanya menandakan kalau dirinya tidak tidur nyenyak semalam.

Sena melirik ke arah jam dinding yang ada di kamarnya, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Dia mulai memposisikan dirinya untuk duduk. Kepalanya mulai terasa pusing.

Gadis itu perlahan meraih handphone yang ada di atas nakas.

"Hallo Hee, gue boleh izin dulu gak masuk hari ini? gue lagi gak enak badan," lirihnya.

"Lo kenapa, Na? perlu gue beliin obat sama makanan?" tanya Heeseung khawatir.

"Gak usah, Hee. Udah ada kok."

"Yaudah kalo gitu, gue siangnya jenguk lo ya?"

"Makasih ya, Hee, tapi sorry, gue lagi pengen sendiri."

Heeseung mengerti keadaan Sena. "O-oh okay. Take your time, Na. Kalo ada apa-apa langsung telpon gue ya?"

"Iya, thanks ya."

Sena menutup telponnya. "Gara-gara beginian aja gue langsung sakit. Dasar lemah," monolognya sambil mengusap kasar wajahnya.

Well, you did a great job. Pacaran sama dia dan bawa dia ke rumah.
Besok mama telpon kenalan mama dan suruh pesenin porsche 911 yang kamu pengen itu.

Kalimat itu terus saja terngiang-ngiang di pikiran Sena. Dia lantas tersenyum getir. "Bego banget ya gue."

"Udah ah, mending gue mandi." Dia pun berusaha bangun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi seraya menahan kepalanya yang masih sedikit pusing.

Drrtt..
Drrtt..
Drrtt..

Ara(ng) is calling...

"Bentar, gue masih minum," ujar Sena yang membiarkan telponnya berdering. Dia tetap melanjutkan kegiatannya sampai akhirnya panggilan itu berhenti.

Tidak beberapa lama, telponnya kembali berdering. Yap, Sena sudah terbiasa dengan itu.

"Hallo."

"SUARA LO KOK BENGEK GITU, NA?!" Ara berteriak dari kediamannya sampai membuat Sena menjauhkan handphonenya.

"Gue kebanyakan nyanyi kemaren."

"Lo kira gue bisa dibego-begoin hah?! orang kalo kebanyakan nyanyi tuh suaranya serak bukan bengek."

"Enggak. Lo gak bego, tapi gue yang bego, Ra. Gue bodoh banget emang haha." Moodnya seketika hancur karena dirinya kembali mengingat kejadian kemarin. Sena yang masih terbawa emosi karena kejadian itu, membuatnya sedikit lebih sensitif dari biasanya.

Mendengar sahabatnya yang berbeda dari biasanya, Ara mulai mengurungkan niatnya untuk mengejek Sena lebih lanjut. "E-eh? sorry, Na. Lo kenapa? lagi ada masalah? lo lagi sakit?"

"Keduanya."

"Gue ke apart lo sekarang ya?"

"Nanti aja ya, Ra? gue pengen sendirian dulu."

Ara mengerti. Daripada dirinya diamuk dan malah membuat keadaan Sena semakin buruk, lebih baik dia jangan datang dulu.

"Yaudah. Janji sama gue, lo jangan ngelakuin yang aneh-aneh."

"Iyaa... Ara."

"Okay, gue matiin ya."

Click!

Challenge | Jake Shim (END)✓Where stories live. Discover now