| 36

775 110 53
                                    

A little thing called surprise.
Hehe, enjoy. Jan lupa tonjok bintangnya muhehe

°•○☆○•°

"Jay, lo nyium bau sesuatu gak sih?" ujar Sunghoon sambil sedikit mengendus udara yang ada di sekitarnya.

"Iya nih. Gue juga nyium. Asalnya dari sini." Jawab Jay yang menoleh ke arah Jake.

"Baunya kayak bau patah hati, HAHAHAHAHAHAHA," ledek Jay dan dirinya bersama Sunghoon lantas tertawa puas.

"Anjing lo pada. Ketawain aja gue terus," keluh Jake dengan nada yang kurang semangat.

"Haha.... yaa.. sorry Jake, namanya juga temen. Ketawa dulu baru bantuin," celetuk Sunghoon sambil masih tertawa kecil.

"Udah-udah, jangan nangis ya... cup-cup..." Jay menepuk-nepuk pelan punggung Jake yang ada di sampingnya.

"Siapa yang nangis nyet?!" mendengar respon Jake, kedua temannya kembali tertawa.

Jay mulai mengatur napasnya. "Udah ah, capek gue ketawa mulu."

"Lo tuh gimana sih? udah dikasih kesempatan bagus buat ngobrol, eh si bego malah pergi," sindir Sunghoon.

"Momennya kurang pas anjir. Gue mana mau ngerusak suasana," bela Jake.

"Yaelah, kenapa gak ditunggu aja mereka selesai pelukan, baru lo samperin?" tanya Jay lagi.

"Gausah diperjelas kali. Gue udah panas duluan ngeliat pemandangan kayak gitu, bego."

"Tadi lo bilang momennya kurang pas, terus momen yang pas tuh kapan? waktu mereka berdua udah mulai pacaran?" Sunghoon langsung berbicara to the point pasalnya dirinya kesal, sahabatnya itu sudah berkali-kali menyia-nyiakan kesempatan.

Brak!

Jake memukul meja dengan sedikit emosi, "Gak gitu juga, sat! Gue takut aja kalo disamperin, dia malah makin benci sama gue."

Terimakasih kepada Jay dan Sunghoon yang membuat Jake terus mengumpat.

"Weits, santai bos..... tapi gak se-lama ini juga kali. Dia juga perlu penjelasan dari lo. Ah, lo kayak gatau cewek aja," timpal Jay.

"Bener. Gue setuju sama Jay. Biarpun chat lo seminggu ini gak dibales-bales, tapi lo harus bisa ketemu dia dan jelasin langsung secepatnya."

"Dahlah, capek gue ngomong kasar. Ledek aja terus," ujar Jake pasrah.

"Hehe... ya maap. Gue ngomong gitu biar lo gercep," lanjut Sunghoon.

"Dan biar lo gak ditikung juga," tambah Jay.

"Iye-iye."

"Karena lo masih galau, gue bayarin semua yang lo pesen deh," tawar Jay.

"Yay."

"Gue juga lagi galau, Jay," potong Sunghoon sambil memasang muka melas.

"Gak. Gue bayarin Jake aja. Lo bayar sendiri."

"Sialan."

Sesuai dengan saran kedua temannya kemarin, Jake memutuskan untuk mengajak Sena berbicara hari ini setelah kelas selesai.

Sambil mencatat materi yang diterangkan dosen di depan kelas, Jake sekali-sekali memperhatikan Sena dari jauh. Gadis itu duduk bersama sahabatnya.

"Please, kalian jangan pulang berdua hari ini," doa nya dalam hati.

Setelah kelas selesai, Jake buru-buru membereskan barang-barangnya dan hendak menghampiri Sena beserta sahabatnya.

Sepertinya keberuntungan berada di pihak Jake, karena dia tidak sengaja mendengar obrolon Sena dengan Ara.

Challenge | Jake Shim (END)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang