| 31

695 103 34
                                    

Xixixi aku beneran apdet hari ini gais, ayo ramein vomment...

°•○☆○•°

Sena mulai terusik oleh cahaya matahari yang masuk menembus jendela kamarnya. Dia mengerjap-ngerjap matanya beberapa kali untuk menyesuaikan penglihatannya dan mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal di alam mimpi.

Setelah sepenuhnya sadar, Sena mulai menoleh pelan ke segala arah dan berusaha mengingat apa yang terjadi sebelum dirinya tertidur di ranjang miliknya.

"Kemaren gue mau ketemuan sama Yui, terus Yui dibawa sama om-om, terus...."

"Oh iya gue inget, tapi gue masih lupa, siapa yang bawa gue ke sini ya?" racaunya sambil berusaha bangun dari tempat tidur.

"Ah bodo.. yang penting gue masih hidup." Sena berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya lalu pergi ke dapur. Dia berniat membuat sarapan.

"Udah sadar ternyata," ujar seseorang yang membelakangi Sena tengah memasak.

Tanpa babibu Sena langsung memeluk orang itu, "Pagi... hiiddeungi~"

"Eh, jauh-jauh! gue lagi masak," seru Heeseung.

"Memang lo sepupu gue yang paling ganteng. Masakannya buat gue kan?"

"Enggalah! ini buat gue aja. Lo masak sendiri. Udah gede," jawab Heeseung sambil melanjutkan kegiatan memasaknya.

"Ish... jahat!" Sena mencubit pelan lengan Heeseung.

"Aduh! iya-iya bercanda, ini sarapannya buat lo."

Sena terkekeh pelan, "Asik, makasih chef."

"Sana duduk aja. Udah mau mateng."

"Okay, sip."

Sena mengikuti suruhan Heeseung. Dia duduk di ruang makan.

Sambil menunggu sarapannya matang, Sena kembali tersenyum mengingat betapa bersyukurnya dia memiliki sepupu yang sangat baik dan perhatian terhadap dirinya.

Bubur ayam buatan Heeseung sudah tersaji di atas meja. Sena tentunya langsung melahap sarapan itu sampai tak tersisa.

"Enak banget gila!" seru Sena.

"Enak sih enak, tapi makannya gausah kayak orang yang belom makan 2 hari dong."

"Habisnya enak banget." Sena melahap suapan terakhirnya, "makasih ya, Hee. Udah selalu ada buat gue."

"Iya sama-sama, tapi ini gak gratis."

Sena memasang wajah bingung.

"Lo harus beli produk danusan¹ gue," lanjut Heeseung.

"Hah? Oh.. HAhahHaHhahA... lo jadi panitia penggalangan dana? anjir ngakak banget, mau aja lo," ejek Sena sambil tidak berhenti tertawa.

"Kalo gue tau ada sesi jualan, ya gue gak ikutan lah bego."

"Namanya juga panitia. Semangat deh. Siapa tau skill marketing lo bisa bertambah."

"Makanya lo beli."

"Iya, gue beli deh. Eh, gue punya ide. Gimana kalo jualan lo itu dijualin di the blooms aja?" usul Sena.

"Hmm.. boleh juga. Memang brilliant. Gak rugi gue masakin lo sarapan."

"Hitung-hitung tanda makasih karena lo udah nolongin gue."

"Ya elah santai aja kali. Lagian gue udah biasa masakin lo."

"Kan lo udah nolongin gue juga kemaren. Gimana si."

Heeseung mengangguk, "Hm.. iyasih, tapi ituㅡ"

Ting tong!

Challenge | Jake Shim (END)✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora