►Flashback

3K 525 34
                                    

Kala hari ini, setetes air turun dari langit semakin lama tetesan air itu turun menjadi sebuah hujan.

Gadis surai (h/c) tengah berlarian di tengah-tengahnya hujan.

Tak memerhatikan dirinya yang sudah basah kuyup di guyur oleh hujan itu.

Wajahnya yang tersenyum bahagia sampai matanya menyipit, membuat manusia yang berteduh melihatnya tak enak hati untuk menegur.

Bukannya merasa dingin, gadis itu malah terlihat nyaman dengan cuaca hujan itu.

Angin yang meniup kencang membuat beberapa barang enteng bertebangan di langit.

"woah—" pekiknya menutup wajahnya dengan kedua lengan, ketika angin bertiup.

Manik (e/c) tak sengaja melihat seorang lelaki yang seumurannya tengah berteduh, pakaiannya yang telihat seperti mahal membuat jiwa miskin (name) bergetar hebat.

(name) menghampiri, lelaki itu menengok ke arah (name).

Tanpa diduga terjadi antar kontak mata.

Manik ungu menatap manik (e/c) (name).

(name) yang merasa tak enak, langsung menoleh ke samping.

"hei, kau tak kedinginan apa?"

"itu..."

"ngomong-ngomong, sepertinya kau seorang klan ternama. Ini payung untukmu saja."

(name) menyodorkan payung yang sedari tadi dia pegang ke lelaki didepannya.

Lelaki itu hanya bingung melihat payung yang diberi (name).

"his, ini ambil."

Menyodor paksa ke lelaki itu, (name) langsung lanjut berlarian lagi di tengah hujan.

Lelaki tadi masih diam membeku, menatap payung pemberian gadis barusan tadi.

'dia..'

(name) masih asik di tengah hujan ini, semakin lama hujan turun turunnya tetesan air pun berkurang.

Membuat wajah bahagia (name) luntur seketika, ia menatap sendu langit.

Batinnya menjadi sedih.

"ah, iya aku harus pulang—" gumamnya tersentak kecil.

Melangkah lagi berlarian kecil kembali kerumahnya, kakinya tak sengaja tersenadung batu kecil.

Otomatis (name) terjatuh, lututnya yang bergeser dengan tanah membuat luka kecil disana.

(name) meringis kecil menahan rasa perih.

"aku harus pulang cepat—"

Cepat-cepat (name) bangkit, berlarian lagi menuju rumah.

Sesampai di rumah, (name) dapat melihat jika rumahnya sedikit ramai.

Ada 2 penjaga berdiri didepan pintu rumahnya.

(name) menghampiri.

"om, ada apa rame-rame. Mau demo ya?"

2 penjaga itu menatap (name).

Dan penjaga kiri berucap "jangan manggil om, dek. Panggil abang aja saya masih muda."

"hoi." tegur penjaga kanan.

(name) menatap penjaga di samping kanan. "kalau gitu, kakak kenapa di rumah saya!" teriakan sedikit cempreng menunjuk ke dua penjaga.

Penjaga saling melempar pandang, terus berganti menatap (name).

"klan kamisato sedang kesini, mereka ingin melakukan tradisi janji keluarga (surname). Dimana seorang anak mereka akan menjadi pelayan untuk putra sulung kamisato."

Meng-babu; Kamisato AyatoМесто, где живут истории. Откройте их для себя