►kamisato

3K 509 22
                                    

Di tengah kebelajarannya menjadi pelayan, (name) sebisa mungkin berada di samping ayato.

Membantu lelaki itu, jika memerlukan sesuatu. Tapi lelaki surai biru muda itu tengah melakukan pembelajaran ketat.

(name) sekarang sudah disibukan membantu ayaka belajar menulis.

Semejak kemarin, (name) di suruh mencoba nulis dan hasil tulisannya 100% bagus.

(name) duduk di samping ayaka yang sedang menulis huruf hiragana.

Gadis itu hanya melamun melihat tulisan ayaka yang terbilang sedikit bisa terbaca olehnya.

Manik (e/c) menatap tak minat, mendengar sedikit ocehan ayaka.

Matanya agak berat, menahan kantuk.

"ayaka-sama, bisa kau berikan kertas tulisannya." ucap (name) mengulurkan tangannya.

Ayaka dengan nurut memberikan kertas tulisannya ke (name).

Jika boleh jujur, orangtua kamisato itu bisa aja mengyewa seorang guru untuk mengajarkan anak gadisnya menulis.

Tapi ketika tau (name) memiliki bakat mengajarkan orang, jadinya mereka menyuruh (name) mengajarin kedua anak mereka sekalian.

Sekalian hemat duit—

"hum, ini sudah bagus. Ayaka-sama, hanya perlu lebih melengkungkan saja huruf hinya."

Ayaka mengagguk semangat, ia mencoba menulis lagi huruf yang (name) maksud.

'sekarang kita keruangan aya— oh iya dia kan lagi disuruh mencoba mengerjakan berkas-berkas.'

(name) menggaruk kepalanya tak gatal, mencoba meredahkan emosi.

'yasudah lah, aku akan disini dulu untuk menjaga ayaka-sama.'

Toh, (name) juga sudah tau pasti ada pelayan lain yang akan merawat ayato.

Beberapa jam berlalu, (name) masih mengajar ayaka di kamarnya sendiri.

Suara pintu terdengar, pintu terbuka menampilkan seorang pelayan lain.

"(surname), sekarang ayaka-sama harus—"

(name) menepuk pundak ayaka kecil. "baiklah, tapi tunggu sebentar, ayaka-sama sedang menulis huruf hi sempurnahnya."

"(name)-san, huruf hinya sudah sempurnah sekarang?" ayaka menujuk kertas di wajah (name).

(name) mengambil, mendengus melihat kertas yang dipenuhi tinta hitam itu.

"ayaka-sama sepertinya sudah jam tidur, anda harus kembali."

Ayaka mengagguk, mendekati pelayan yang masih berdiri setia di pintu.

Pelayan itu menunduk permisi.

'satu selesai, sekarang seorang pangeran yang harus aku layanin.'

Jam menunjuk ke angka 09.01 (name) sudah terlambat 1 menit sekarang.

Melangkah sedikit cepat menuju ruang ayato.

Kaki kecilnya langsung berhenti di sebuah kamar yang pintunya sedikit terbuka.

(name) dapat mendengar samar percakapan di dalam kamar itu.

Meng-babu; Kamisato AyatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang