►sick

2.4K 336 131
                                    

Siang hari ketika hampir menjelang sore. Di kediaman kamisato, (name) yang lagi tidur siang sambil bersender dikejutkan dengan panggilan kecil dari seseorang.

Ayaka sang pelaku, ikut terkejut. "maaf, (name) aku mengejutkanmu."

Dengan gelengan pelan (name) menjawab. "tak apa, ada apa aya-chan?" dan bertanya.

Tersadar dari sedikit khawatirannya ayaka menjawab juga. "nii-sama, memanggilmu."

Lantas (name) mengangguk, kakinya berjalan kecil meninggalkan ayaka yang berdiri.

Melangkah sampai ke tempat tujuan, saat ingin menggeser pintu. Pintu sudah terbuka menampilkan ayato yang berdiri dengan dada bidangnya terlihat jelas.

Perbedaan tinggi itu membuat ayato menunduk untuk melihat (name). "kau sudah sampai." dengan aura berbunga.

(name) mengangguk masuk kedalam kamar ayato, berebahkan dirinya di futon. Tak memperdulikan tuannya yang sedikit kesal di abaikan.

"(name)." panggilan ayato membuat (name) mengernyit, ia membalikkan badannya menghandap dinding. "biarkan aku tidur ayato-sama."

Mendengus untuk sekian kalinya, ayato sudah berkali-kali mendengus karena dicuekin oleh kekasih sendiri.

Kakinya menghampiri tempat (name) berbaring, tangannya menarik selimut. Membaringkan dirinnya sendiri dalam selimut dengan satu futon dengan (name).

Tangannya memeluk pinggang sang wanita lembut. Saat tak sengaja bersentuhan dengan telapak tangan (name) yang begitu panas, ayato mengerti sekarang.

(name) demam, selain perubahan suhu badan ternyata sifatnya juga ikut berubah. Ayato kira (name) lagi masuk pasca menstruasi.

Ayato menjauhkan dirinya sedikit dari (name) (tapi masih tetap dalam satu futon). Rambut (name) di mainkan oleh ayato.

Menggulung-gulung rambut (name). "(name) untuk beberapa hari kau tak usah mengurus rumah. Suruh thoma saja yang mengurus."

(name) mengerut lagi alisnya. "gak mau, masih mau nge-babu."

Ayato mendengus lagi, "nanti demam mu parah loh, (name)."

(name) berbalik, kini mata mereka saling mengunci, menatap satu sama lain. (name) menggeleng pelan. "enggak, masih mau..."

Ucapnya terpotong lantaran jari telunjuk ayato menyetuh bibir (name). "ini perintah, gak ada tolakan."

Merucut sebal, (name) mendorong ayato dengan kuat. Dirinya mengeratkan selimut dan menyembunyikan dirinya sendiri didalam selimut.

Suara ketukan menginterupsi ayato. "masuk."

Thoma membuka pintu, membawa nampan berisi bubur yang masih mengepul asapnya, dan beberapa obat racikan dari (name) sendiri. Air putih jangan lupa.

Nampan itu di taruh di dekat ayato yang bersila di samping kasur. "terima kasih, thoma. Nanti gajinya dinaikin 000000000,1%"

Thoma hanya tersenyum, dibenaknya bilang. 'untung majikan sendiri, btw kapan nikahnya keburu si author bikin aneh-aneh nih book.'

Author: thoma, diam kamu. Jangan kasih sopiler!

Keburu di usir oleh ayato, thoma berjalan keluar dari kamar. Pintu bergeser tertutup.

🌚🌚🌚.gak. canda-canda masa iya ada lemon dadakan. Author mulai gak waras.

Mendengus lagi, ayato menggoyangkan pelan tubuh (name), meminta terbangun sebentar untuk makan.

Sedari pagi tadi (name) belum makan dari pergerakan pengamatan ayato.

Dengan lesu (name) bangkit dari posisi nyamannya, duduk di atas futon.

Jari ayato mengangkat mangkuk bubur itu, menyedok bubur dan menyodotkannya di depan mulut (name). (name) mengerti membuka mulutnya.

Sesuap bubur hangat dikunyanya pelan dengan perasaan sebal. 'tak ada perlawanan.' pikir ayato.

Karena kebanyakan pasti orang sakit akan menjadi jengkel ketika tidurnya di ganggu dan napsu makannya menjadi rendah. Tapi ternyata (name) berbeda. Jadi ini suatu hal baru bagi ayato untuk melihat sisi (name) yang lain.

Ayato menyendokkan lagi bubur, dan mengarahkannya lagi kemulut (name).  (name) melakukan hal sama. Membuka mukutnya dan mengunya pelan bubur.

Bubur sendok ke-dua ditelan, (name) menunjuk jarinya ke obat.

Ayato mengambil obat botol kecil itu, "bukain." gumam (name) yang terdengar di telinga ayato.

Dengan jahil ayato tersenyum, jari lainnya menunjuk ke dirinya sendiri. Pipinya ia sodorkan. "cium pipi dulu. Baru dibukain."

(name) mengerut dahinya, makin kesal sungguh.

Dengan rasa malas tak ikhlas, (name) menurut mengecup pipi ayato.

Tutup botol di tangan ayato di buka. (name) yang mengambil paksa botol kecil itu. "aku takut kau memberi 2 pil obat nya."

Botol dimiringkan, 1 pil obat jatuh di tangannga. Dimakannya obat itu seperti memakan permen.

Ayato menyodorkan air putih ke diri sang gadis.

(name) meneguk gelas putih pemberian ayato dengan sekali teguk.  Cangkir yang ia pegang di taruh di atas futon.

Kepalanya semakin pusing, rasanya kapan-kapan otaknya bisa meledak kapansaja. Terhuyun kedepan, ayato sigap menahan (name) kuat.

"(name) kau tak apa?"

Ayato... Itu (name) demam lu taukan?!! Kok masih nanya kenapa?? Emosi saya selaku penulis. Tak pen di kick beneran di party game. Auk lupakan.

Perlahan ayato membaringkan (name) dengan lembut. Sesudah mempergulingkan (name) di futon. Ayato segera keluar dari kamarnya sendiri.

Sekarang tertinggallah (name), yang tangannya sedang menggampai sesuatu di langit. Perasaan aneh yang berkelonjak di dadanya begitu panas ketika (name) terus menekan perasaan itu.

Aneh.

Panas.

Tapi setiap indra penciuman hidung mencium bauk futon, indranya semakin tajam. Rasanya memabuk tidur di atas futon, bau ayato begitu tertinggal lekat di sana.

Dengan air mata yang terbendung di mata, wajah memerah padam sampai di daun telinga.

(name) membalikkan badan menjadi posisi tengkurap. Membenamkan wajahnya di batal.

Bau petrichor lekat sekali. Ingatan tentang bermain di tengah hujan deras bersama ayato kemarin kembali berputar di otsknya dengan jelas.

(name) menggelengkan kepalanya. Perasaan tadi semakin berkelonjak. Tubuhnya semakin panas, rasa sentuhan ayato yang bersentuhan dengan kulitnya beberapa menit lalu. Kembali lagi.

(name) menginginkan sentuhan lembut ayato lagi. Lagi dan lagi.

to be continued...   φ(._.)

Pen bikin lemon buat chapter selanjutnya... Pasti ini efek author nge-ship-in yukioxrin tadi.

Mana authot tiap hari makin insecure sama ketikan orang lain. Iri aja gitu ketika cara tatanan huruf mereka yang bagus. Estetik banget!! Cover buku juga :')

Lah author... Lupakan. Gak penting juga buat reader kek nya.

Meng-babu; Kamisato AyatoWhere stories live. Discover now