►rain

2.3K 359 84
                                    

Hujan di narukami bergitu deras.

(name) yang lagi berteduh di dalam restauran unyuu hanya menghela nafas sesekali.

Terjebak didalam sana bersama teman kecilnya, heizou shikanoin.

Pekerjaannya si detektif kata (name). Walau gitu mereka sudah mengenal satu sama lain waktu umur (name) 8 tahun.

"(name) gimana hubunganmu dengan kepala klan kamisato. Udah pernah ciuman gak?" bisik heizou kecil.

(name) yang menikmati makanan pesanannya Langsung keselak dengan estetik.

Heizou cepat-cepat memberikan air putih ke sang wanita itu.

"pelan-pelan, bisa gak sih?"

"maaf ya, kack, tapi situ yang pertanyaannya nyeleneh gak jelas."

Heizou cuma nyengir. "tapi beneran loh, kalian dah ciuman gak sih?" bisikan heizou semakin mengecil di bagian kata 'cium'.

(name) akan memaklumkan dengan sifat kepo heizou yang sekarang.

"sering waktu kalau lagi berdua." bisikan (name) lebih kecil dari bisikan heizou.

Heizou mengerti mengangguk. "kalau nge—"

Belum menyelesaikan ucapannya, heizou sudah diberi tabokkan di pipinya. Dengan cap 5 cari di pipi kanannya.

(name) sebagai pelaku cuma tersenyum kecil. "mulutmu harus di kunci, heizou." bisik (name) lagi. Ada nada tersirat dengan ancaman.

Heizou mengangguk dalam ketakutan, melihat (name) dalam mode kesal. Seram, bahkan lebih menyeramkan dari pada mendapatkan sambaran petir dari archon electro.

Heizou kembali duduk dikursinya, tangannya mengambil makanan pesanan (name).

"(name), kau tak melihat ada seseorang yang melihatmu di jendela restauran?"

"tau kok, setelah makan aku akan pergi."

Setelah mengucapkan kalimatnya (name) meninggalkan restauran unyuu, sang penjual yang melihat kepergian (name) menandahkan tangannya ke heizou.

"loh?" heizou hanya bingun melihat sang penjual.

"bayaran sang wanita tadi. Katanya kau yang meneraktirkannya."

'(name) sialan!' dengan berat hati, segala kebencian heizou membayar makanan (name) dalam keperihan. 'moraku sekarat.'

(name) yang telah keluar dari restauran unyuu, tersenyum menatap lelaki didepannya. "ayato, sudah kubilang untuk tidak mengstalkku."

"hehe, ayo nona. Kita berlari di tengah hujan seperti dulu." ayato memberikan tangannya, (name) menerima uluran tangan si lelaki.

Mereka berdua berjalan dengan santai, dimana hujan begitu deras. Petir beberapa kali menyabar pulau narukami di alam liar sana.

Tanpa memerpedulikan pakaian diri mereka yang basar, dua kekasih itu bersenda gurau tertawa. Menghantarkan kehangatan di tangan yang saling berkait.

"ayato! Ayato! Kita ke araumi, katanya ada reruntuhan disana." (name) dengan riang berlari menarik tangan sang lelaki.

Ayato hanya tersenyum kecil, kaitan tangan mereka semakin erat.

Mengingatkannya dengan kenangan kecil saat remaja dulu.

•───────•°•❀•°•───────•

Hujan turun di kamisato astate dan mt. Yougou

Ayato yang kebetulah lagi berada di kuil yang jarang didatangi pengunjung. Hanya berdiri melihat langit yang mendung itu.

Matahari saja tertutup oleh awan. 

Meng-babu; Kamisato AyatoWhere stories live. Discover now