►sweet scene(?)

2.3K 245 97
                                    

Angin berdesir begitu cengkan, langit mendung seokah menangisi sesuatu. (name) tengah duduk di pagar tepian, melihat matahari yang fajar.

Semua ingatan yang terlewatkan oleh waktu teringat kembali, bernostalgia dengan penuh kasih. Sedih, senang, gembaira, marah, kesal. Menjadi satu.

Suatu hal yang ia benci pun teringat kembali, maniknya menatap kebawah, benak pikiran akan bunuh diri terlintas.

(name) menggeleng pelan, mencoba menjauhkan pikiran itu, matanya senduh, meratapi nasib kedepan yang akan bokek sementara.

Panggilan kecil, membuat (name) menoleh kebelakang, lelaki surai biru mudah pucat nya membuat (name) mengulas senyum sesaat.

"ada apa? Hmm..?"

"kembali kekamar dan ganti baju, memakai pakaian setipis begitu akan membuatmu sakit." ayato berkata, si empu yang dinasehati hanya mengangguk, turun dari pembatas itu.

Mendekati ayato, ia memberikan puncuk kepalaya kedepan. "pat pat dari ayang?"

"boleh kok." ayato mengusap kepala itu lembut, ada kesenangan dihatinya. Berbeda dengan pikirannya yang curiga akan gelagat gadis itu.

(name) sedikit manja, ada yang ditutup olehnya dalam 3 minggu ini. Usapanya terhenti, (name) mendongan melihat wajah ayato yang agak serius.

"ada apa?"

Ayato akan menyingkirkannya dulu untuk pikirannya. Dan mendiskusikannya dengan diri sendiri di kamarnya nanti.

"tak apa, ayo masuk."

Tangan kecil digengam erat, ayato dapat merasakan kasarnya tangan (name), 3 minggu, apa yang dilakukan sang gadis?

Berjalan di koridor rumah rasanya begitu lambat, ayato merasakan waktu menjadi pelan sekali.

Tangan (name) begitu dingin, berapa lama gadis itu di subuh begitu dengan pakaian yang lembab?

Ayato menoleh ke arah (name), menampilkan sudut bibir terangkat tersenyum sedikit lebar.

Menghentikan langkah kakinya, ayato mendorong (name) pelan ke dinding, tabrakan punggung sang gadis cukup keras, terdengar begitu besar.

(name) merintihkan rasa nyeri punggungnya yang tembentur.

Ayato khawatir dengan kondisi (name) yang dia lakukan tadi, tapi hiraukan dulu, rasa penasarannya lebih besar.

"(name), kau berbohong selama ini?" sejujurnya ayato bingung harus bertanya seperti apa, terlintas kata sandiwara sesaat.

(name) melebarkan mata sebentar, lalu menunduk kebawa. "anda mengetahuinya?"

Tangan yang mengukung (name) kendor, itu bisa membuat gadis itu berlari membiarkan ayato mematung.

"tunggu, (name)... Itu benar..?" kedua tangan ayato memegang bahu (name) menekat pundak sang gadis kuat.

"kalau semisal aku menjawab iya, bagaimana?"

Ayato terdiam lagi, matanya kecewa melihat ke (name). "kau mencari cwok lain yang lebih kaya dari aku?"

(name) menggeleng, ia terduduk kebawah menutup wajahnya menggunakan telaoak tangan menyembunyikan wajahnya yang mengeluarkan linangan air mata.

"hiks, bukan. Tapi aku nanti bokek 1 bulan di kedepannya."

Bro... Saya selaku author kok kesal yah?

Ekpentasi ayato tadi sepertinya terlalu berlebihan. Realita untuk kali ini membuat ayato lega. Menghembuskan nafasnya pelan.

"hanya itu?"

"hiks, sejujur (name) tadi melihat boneka rubah yang lucu, tapi kerena harganya melebihin gaji 1 bulan. (name) terpaksa hemat sebesar 80 persen... Hiks."

Meng-babu; Kamisato AyatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang