►(Name)

3.1K 488 61
                                    

Apa yang ayato kenal dari (name)?

Dimata tuan muda itu, (name), seperti gadis pada umumnya.

Tapi karena ikatan tradisi, dimana seorang anak (surname) harus menjadi pelayan klan kamisato.

Membuat pandangan gadis umum berubah menjadi gadis luar biasa.

Semua yang dilakukan (name) begitu sempurna walau itu pertama kalinya.

Contohnya, saat ketika (name) di tes memasak.

(name) mencoba memasak nasi yang dikasih telur, bawang, lada, garam, dan beberapa sayuran.

Ia tumis nasi yang sudah di masak, bahan-bahan tadi ia campurkan juga.

Bau nasi tumis :v menjadi satu dalam ruangan.

Api dimatikan, kepala pelayan mulai mencoba masakan (name)  dan hasilnya masakannya enak.

Contoh ke-2, gadis kecil itu pernah disuruh mencoba mengingat sebuah jadwal, lalu menyusun jadwal itu.

(name) membaca jadwal-jadwal, lalu menyusunnya di kertas baru.

Tak lupa memberi tulisan waktu di sana.

Pelayan yang mengajar (name) shock, melihat tulisan jadwal baru itu.

Jadwal tadi yang terlihat padat, menjadi jadwal yang singkat di kertas itu.

"(name), semua jadwal yang ini pentingkan?" ragu pelayan yang tengah mengajar (name).

Gadis itu memiringkan kepalanya bingung, "hmm, aku hanya mengikutin saranmu, tadi."

Imajer panah menusuk di ulu jati sang pelayan, ia tertohok mendengar kata-kata polos itu.

Memang benar sih tadi dia bilang;

"(name), aku saran kau berlatih dari dasar dulu."

Pelayan itu hanya tertawa kaku mengingatnya.

"(name), bisa kau menyapu halaman depan."

(name) mengagguk, gadis itu berjalan pergi.

Di halaman depan, (name) menyapu dengan bersenadung.

Burung-burung kecil hinggap di pagar kediaman kamisato, (name) sempat ingin menangkap burung itu.

Tapi aksinya terhenti ketika mendengar suara dibelakangnya.

Menoleh melihat seorang lelaki surai biru, (name) yakin itu pasti tuan muda.

"ayato-sama?"

"err, (name)."

"ya?"

Diam sesaat, ayato langsung memeluk (name).

(name) langsung blank bingung harus apa, ketika merapa bahunya basah, (name) yakinin ayato sedang menangis.

Membalas pelukan, (name) tepuk dengan pelan punggung lelaki muda itu dan mengusapnya.

"ceritakan dengan pelan-pelan saja." bisiknya dengan dengan lembut di telinga ayato.

Halaman depan saat itu begitu sepi, tak ada seorang pelayan atau penjaga yang berkeliaran.

Hanya ada dua manusia beda kelamin yang duduk diteras.

Ayato mulai menceritakannya dengan pelan seperti bisikan.

Walau gitu (name) masih dapat mendengar ucapannya.

Memejamkan mata, mendengar cerita ayato dimana ayahnya menghembuskan nafas terakhir saat bekerja.

(name) dapat merasakan hatinya sedikit sesak, ia tau perasaan orang yang disayang malah mati meninggalkan mereka.

Meng-babu; Kamisato AyatoWhere stories live. Discover now