►answer

2.6K 428 58
                                    

Brak!

Bantingan pintu yang digeser berbunyi nyaring di dalam ruangan yang agak gelap.

(name), pelaku yang membanting hanya memasang wajah tersipu malu. Tangannya mengerat pegangan dipintu itu.

Menutupnya juga dengan hal yang sama seperti tadi.

Duduk di pojokan sudut memeluk kaki sendiri dan kepala benyembunyikan dalam lipatan tangan.

(name) mencoba untuk tidak teriak untuk memaki tuannya sendiri.

"bodoh, seharusnya aku menjawab tidak, tapi malah kabur dan menggantung ucapanku!"

Jika waktu bisa di putar (name) akan menjawab langsung pengakuan ayato tadi.

Di kamar yang sepi miliknya dia mengetukkan kepalanya di dinding, bergumam berkali-kali dengan kata. "bedebah."

Kata-katanya memang kasar tapi cocok untuk ayato yang saat ini.

Kepalanya ia entukkan terus tanpa henti sampai suara pintu di ketuk, baru ia menghentikan aksinya.

"tunggu."

(name) menghampiri pintu, lalu menggeserkannya. Sosok yang berdiri didepan pintu terkejut ketika melihat wajah (name) acak-acakkan.

"kau... Kenapa? (name)?"

Thoma menjadi gatal ingin merapikan rambut (name) yang acakan itu dengan sisir.

"gak papa kok, thoma."

"yakin?"

"yakin sekali!"

Memandang senyum (name) yang memaksa, thoma menghela nafas. Untuk saatnya ia menjadi orang ketiga membantu (name) menjadi kekasih ayato.

Lalu di bantu orang keempat lainnya, ayaka. Yang akan siap sedia membantu (name) menjadi kakak iparnya.

Sungguh baik ya, untuk tukang support hubungan ini.

Thoma pergi dari tempat berdirinya tadi, sebelum pergi ia berbalik.

"kalau kau merasa tak baik coba berkonsultasi dengan temanmu!"

Lalu thoma pergi.

'memangnya dia tidak sibuk sekarang? Terus kenapa harus dengan shira banget si?'

Dibenaknya gadis itu bingung, konsultasi dengan si rubah orange itu? Nanti malah dikasih saran sesat yang ada.

Menggeleng pelan, dari pada memikirkan itu. Mending (name) turu sebentar karena banyak pikiran.

Turu nam bawan, kawand! Karena tanpa tidur artinya kalian mati dalam mata terbuka :)

───────•°•❀•°•───────

30 menitkah sekarang?

Membuka kelopak mata secara perlahan, aku menatap langit kamar.

Hendak ingin bangkit dari tidur, tubuhku menjadi berat seperti ada seseorang yang memelukku.

Merasa tangan melingkar di pinggang aku menoleh ke kanan, lelaki surai biru muda tidur dengan nyeyak di sampingku manik ungunya yang tertutup oleh kelopaknya.

Aku terperanjak melihat ayato tidur.

Tunggu!! Aku pasti bermimpi.

Ngapain dia disini?!

Matanya terbuka manik ungu yang familiar itu manatapku sayu, manarik sudut bibir memberi senyum simpul.

"siang, (name)."

Meng-babu; Kamisato AyatoWhere stories live. Discover now